Masalah sampah, khususnya sampah plastik, telah menjadi isu lingkungan serius baik di tingkat global maupun lokal. Indonesia menempati peringkat kedua sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia, dan Kabupaten Bogor termasuk salah satu wilayah dengan timbunan sampah harian yang tinggi. Kondisi ini perlu adanya strategi komunikasi lingkungan yang tidak hanya informatif, tetapi juga mampu mendorong partisipasi dan perubahan perilaku masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi lingkungan yang diterapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor dalam Program Kampung Ramah Lingkungan (KRL). Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi DLH terbagi dalam dua fungsi utama menurut teori Robert Cox, yaitu fungsi pragmatis dan fungsi konstitutif. Fungsi pragmatis komunikasi melalui tatap muka, pemanfaatan media digital seperti WhatsApp, keberadaan pendamping lingkungan, sosialisasi rutin, dan pemberian penghargaan kepada kampung terbaik. Sementara itu, fungsi konstitutif terlihat dari transformasi makna sampah menjadi sumber daya ekonomi dan pembentukan kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan lingkungan. Meski demikian, hambatan seperti minimnya dukungan perangkat desa dan terbatasnya publikasi program menjadi tantangan tersendiri. Secara keseluruhan, strategi komunikasi DLH dalam Program KRL efektif dalam meningkatkan partisipasi serta membangun kesadaran masyarakat terhadap isu pengelolaan sampah yang berkelanjutan.