Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman membaca siswa melalui metode pembelajaran kolaboratif di kelas tujuh SMP PAB 21 Pematang Johar. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus, yang masing-masing terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi, wawancara, dokumentasi, catatan lapangan, dan tes membaca (pre-test and post-test). Analisis melibatkan metode kualitatif dan kuantitatif untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman membaca siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam pemahaman membaca siswa setelah menerapkan metode pembelajaran kolaboratif. Temuan awal dari pra-siklus menunjukkan bahwa hanya 20% siswa (5 dari 25) yang mencapai ketuntasan, dengan nilai rata-rata 60,4. Namun, setelah menerapkan metode kolaboratif pada Siklus I, persentase siswa yang tuntas meningkat menjadi 56% (14 siswa), dan nilai rata-rata meningkat menjadi 70,6. Peningkatan lebih lanjut terlihat pada Siklus II, di mana 88% siswa (22 dari 25 siswa) tuntas, dengan nilai rata-rata 77,6. Peningkatan pemahaman membaca siswa secara keseluruhan, yang diukur dari persentase siswa dari nilai pretest ke posttest, berkisar antara 17 % hingga 28,9 % di seluruh siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran kolaboratif secara signifikan meningkatkan minat, keterlibatan, dan kemampuan siswa dalam pemahaman membaca teks naratif. Kesimpulannya, pembelajaran kolaboratif merupakan media pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pemahaman membaca siswa kelas tujuh SMP PAB 21 Pematang Johar. This study aims to improve students' reading comprehension through the collaborative learning method in the seventh grade at SMP PAB 21 Pematang Johar. This research employs Classroom Action Research (CAR) methodology conducted in two cycles, each consisting of planning, action implementation, observation, and reflection stages. Data was collected using observation sheets, interviews, documentation, field notes, and reading tests (pre-test and post-test). The analysis involved both qualitative and quantitative methods to evaluate improvements in students' reading comprehension. The results show a significant increase in students' reading comprehension after applying the collaborative learning method. Initial findings from the pre-cycle showed that only 20% of students (5 out of 25) achieved mastery, with an average score of 60.4. However, after implementing the collaborative method in Cycle I, the percentage of students reaching mastery increased to 56% (14 students), and the average score rose to 70.6. Further improvement was observed in Cycle II, where 88% of students (22 out of 25) achieved mastery, with an average score of 77.6. The overall increase in students' reading comprehension, measured by the percentage of students from pretest to posttest scores, ranged from 17% to 28.9% across the cycles. The study's findings indicate that the collaborative learning method significantly improves students' interest, engagement, and ability in reading comprehension of narrative texts. In conclusion, collaborative learning is an effective instructional media for improving reading comprehension in seventh-grade students at SMP PAB 21 Pematang Johar.