Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STEREOTIP TENTANG DIFABEL: SEBUAH PERSPEKTIF KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA Wicaksono, Drajat; Suryandari, Nikmah; Camelia, Allyvia
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 10, No 1 (2021): June 2021
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/interaksi.10.1.33-43

Abstract

This paper will describe the study of stereotypes in persons with disabilities, from the perspective of intercultural communication. During this time people with disabilities often get a bad stigma and are still underestimated as a party that needs to be pitied. For families, sometimes people with disabilities are considered a disgrace that needs to be covered up. The assumption that people with disabilities are different and even abnormal is shown as a form of negative perception that is nothing but part of the stereotype. Stereotype is not only from the labeling process of the community, but also the labeling process carried out by the diffable to himself who is aware of the disabilities that he has. Communication difficulties will arise from stereotyping, which generalizes people based on little information and shapes people's assumptions based on their membership in a group. In other words, stereotyping is the process of placing people into established categories, or judgments about people or objects based on appropriate categories, rather than on their individual characteristics. In the study of intercultural communication, stereotyping is the categorization of a group in general by ignoring individual differences. These groups include: racial groups, ethnic groups, the elderly, various professional occupations, or people with certain physical appearance. Stereotype does not view individuals in the group as unique people or individuals
Budaya Rokat Tasek dan Perannya Terhadap Motivasi Bekerja Masyarakat Madura Fitria, Nur; Wicaksono, Drajat
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v7i2.102657

Abstract

Rokat Tasek merupakan tradisi pesisir masyarakat Madura yang telah ada sejak ratusan tahun. Tradisi ini dilaksanakan setiap tanggal 11 bulan Suro saat pagi atau siang hari. Rokat Tasek dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan yang telah menjamin keselamatan selama melaut dan hasil laut yang melimpah. Penelitian ini bertujuan mengetahui urjensi pelaksanaan Rokat Tasek dalam peningkatan produktifitas nelayan tradisional Madura. Peneliti berharap akan bisa mengungkap lebih mendalam sistem kepercayaan tradisional masyarakat pesisir Madura dan kaitannya dengan sistem mata pencaharian sebagai produk kebudayaan. Penelitian bermodel pendekatan fusion ini diawali dengan penelitian deskriptif kualitiatif dengan menggunakan teori Interaksi Simbolik yang dikemukakan Herbert Blumer. Penelitian dilanjutkan dengan sosialisasi dan pendampingan ekonomi kreatif. Pencarian data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi partisipatif dan wawancara mendalam pada beberapa tokoh masyarakat lokal sebagai narasumber kunci. Penelitian ini mengungkap bahwa Rokat Tasek sebagai produk budaya bukan hanya berfungsi sebagai simbol identitas saja, melainkan telah masuk pada sistem kepercayaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja nelayan tradisional Madura.