Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PERAN TEORI MAQASID ASY-SYARI’AH KONTEMPORER DALAM PENGEMBANGAN SISTEM PENAFSIRAN AL-QUR’AN Pratomo, Hilmy
Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol 16, No 1 (2019)
Publisher : Forum Intelektual Qur'an dan Hadits Asia Tenggara (SEARFIQH) Kota Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.659 KB) | DOI: 10.22373/jim.v16i1.5744

Abstract

Artikel ini mengkaji pemikiran Jasser Auda terkait reformasi maqasid asy-syari’ah tradisional. Karakteristik maqasid tradisional cenderung pada nuansa protection (perlindungan) dan preservation (pelestarian). Auda menawarkan konsep maqasid kontemporer yang lebih bernuansa development (pengembangan). Auda juga menawarkan enam fitur pendekatan sistem, yaitu: nature cognitive, interrelated hierarchy, wholeness, openness, multidimentionality dan purposefulness. Peran dan relevansi pemikiran Auda terhadap pengembangan sistem penafsiran Al-Qur’an terangkum dalam tiga poin: (1) Signifikansi fitur kognitif (al-idrakiyyah)dalam pendekatan sistem menekankan bahwa tafsir adalah produk pemahaman manusia (muntaj al-fikr) yang dinamis. Implikasi dari cognitive nature maka nilai universal Al-Qur’an akan salihh likulli zaman wa makan. (2) Penafsiran bercorak maqaSidi di mana “maqasid asy-syari’ah menjadi titik awalnya. (3) Reorientasi an-nasikh mansukh dengan pandangan maqasidimultidimentional sebagai solusi pertentangan dalil atau ayat Al-Qur’an.
KONTRIBUSI RAGAM QIRAAT TAFSIRIYAH DALAM PENAFSIRAN AYAT BERNUANSA GENDER; TELAAH QS. AN-NISA AYAT 24 Hilmy Pratomo
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 20 No 2 (2020): Desember
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/mq.v20i2.1709

Abstract

Sentralitas Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk tercermin dari dua gerak sekaligus, yaitu gerak sentrifugal dan gerak sentripetal. Dalam gerak sentrifugal Al-Qur’an mendorong kepada umat Islam untuk melakukan usaha interpretasi atas ayat-ayatnya. Sebaliknya dalam gerak sentripetal umat Islam terdorong untuk mengembalikan berbagai problematikanya kepada Al-Qur’an. Sebagai kitab petunjuk, Al-Qur’an memiliki kekhasan yaitu bisa dibaca dengan berbagai variasi pembacaan (qira'at). Dengan demikian menjadikan Al-Qur'an sebagai kitab suci yang multiple meaning atau mengandung banyak kemungkinan makna. Artikel ini mengkaji tentang ragam pendapat terkait relasi antara Al-Qur'an dan qira'at, keabsahan penafsiran dengan pendekatan ragam qira'at dan implikasinya terhadap penafsiran ayat bernuansa gender (QS. An-Nisa: 24). Dengan menggunakan pendekatan ragam qira'at dan sejarah perkembangan qira'at disimpulkan bahwa praktek nikah mut'ah memang pernah dilegalkan pada masa itu. Hal ini berdasarkan petunjuk dari qira'at tafsiriyyah yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah Ibn Mas'ud.
Aplikasi Pendekatan Kritis-Historis (Geschichte Des Qorans) Theodor Noldeke (1837-1930) Dalam Studi Al-Qur’an Hilmy Pratomo
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 4 No 01 (2018): SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v4i01.1159

Abstract

Al-Qur`an is a holy book that is tanawwu' al-wujûh (can be studied from varioussides). From here the Qur`an is opened to study with a variety approaches byinsider and outsider (orientalis). There are at least three tendencies of Orientaliststudies of the Qur`an, firstly, they want to show the influence of the Jewish andChristian traditions in the Qur`an, secondly, focusing on discussing the history andchronology of the Qur`an, thirdly, Orientalist studies that discuss certain themes inthe Qur`an. Based on the mapping results above, Theodor Noldeke entered the firstgroup. Noldeke examined the influence of Jewish and Christian traditions in theQur`an earlier considering that the Qur`an was coming down more recently. Inconducting his study Noldeke used a historical critical approach (historicalcriticism). The result was that Noldeke saw the Qur`anic influence from Jewish andChristian traditions. This can be seen from the stories in the Qur`an that resemblethe stories in the old testament, only the version of the Qur`an has been added fromthe original form. The stories taken from the new covenant are legend stories(usṭûriyah), such as the story of Mary and the birth of Jesus. According to Noldeke,other evidence of influence is also found in Basmalah utterances.
Kedudukan Al-Qur`an Perspektif Nahdlatul Ulama dan Aplikasinya dalam Bahṡul Masâ`il NU Hilmy Pratomo
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 5 No 02 (2019): SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v5i02.1192

Abstract

Nahdlatul Ulama (NU) is an Islamic religious organization in Indonesia. As are ligious organization, NU has a fatwa institution in the form of bahṡul masâ`il which functions to respond to various socio-religious. In responding to this problem, NU has a unique dynamic in interacting with the Qur'an as the main guideline of Muslims. This paper tries to answer several problems. First, how does NU view the Qur'an. Second, what is the application in bahṡul masâ`il. The resultsof the study it can be seen that formally NU views the position of the Qur'an asabove any religious text. From the 1st Congress of 1926 to the Congress of XXXIIIin 2015, there were 536 issues, of which 89 problems were answered with the Qur'an.
Historiografi Tafsir Era Klasik: Dinamika Penafsiran Al-Qur`An Dari Masa Nabi Hingga Tâbi’în Hilmy Pratomo
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 6 No 01 (2020): SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v6i01.1258

Abstract

The interpretation of the Koran is an effort without ever reaching the point of stopping, In every time and place, it always present interpreters with different styles, methodologies and different characteristics. Husein al-Dzahabi mapping the tafsir for three phase, phase Muhammad and his friends (sahabat), tabi’in (friends of sahabat). This paper deal with history tafsir from Muhammad phase to the codification phase. The main problem will be studied in this paper is trying to analyze development interpretation Koran to view the flow of interpretation in terms of methodological aspects and approach interpreting the Koran.
Telaah Kitab Tabaqât Al-Kubra Imam Bukhari: Menelusuri Sejarah Periwayat Hadis Hilmy Pratomo Pratomo
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 8 No 1 (2022): SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur`an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v8i1.2660

Abstract

Mengkaji hadits dalam konteks ke-Indonesia-an akan menjadi sebuah kajian yang cukup menarik. Terlebih jika dikaji dalam konteks organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang memiliki corak dan madzhab tertentu. Salah satu organisasi keagamaan dan kemasyarakatan di Indonesia adalah Nahdlatul Ulama, atau biasa disingkat dengan NU. Organisasi yang diikuti oleh sebagian besar umat Islam Indonesia ini
Transformasi Metode Bahtsul Masail Nu Dalam Berinteraksi Dengan Al-Qur'an Pratomo, Hilmy
Jurnal Lektur Keagamaan Vol 18 No 1 (2020): Jurnal Lektur Keagamaan Vol. 18 No. 1 Tahun 2020
Publisher : Center for Research and Development of Religious Literature and Heritage, Agency for Research and Development and Training, Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1663.157 KB) | DOI: 10.31291/jlka.v18i1.620

Abstract

This article examines the transformation of the method of the bahtsul masail NU while interacting with the Qur'an. Bahtsul masail NU was chosen because it has a large influence. While the primary source used is “Solusi Problematika Aktual Hukum Islam Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama 1926-2010 M.” The book is considered as an official document of NU's bahtsul masail that contains history, ideas and results of bahstul masail since its inception in 1926. There are three things studied in this article: how the transformation of the method of bahtsul masail NU in interacting with Qur'an, what are the dynamics that also affect it and how the implications are inflicted. Using the shifting paradigm theory, Thomas Kuhn found that the interaction with the Qur’an was strongly influenced by religious his characters. The most important thing that founded from this paper is that bahtsul masail NU is increasingly open in interacting with the Qur'an.Keywords: Al-Qur’an, Bahtsul masail NU, Interaction, Manhaji, Transfor­mation Tulisan ini mengkaji transformasi metode bahtsul masail NU dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Bahtsul masail NU dipilih karena memiliki pengaruh cukup luas. Sedangkan sumber primer yang dipakai adalah buku Solusi Problematika Aktual Hukum Islam Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama 1926-2010 M. Pertimbangannya, buku tersebut merupakan dokumen resmi bahtsul masail NU yang memuat sejarah, ide dan hasil bahtsul masail sejak dimulai tahun 1926. Dengan demikian, tulisan ini menggunakan metode analisa isi. Ada tiga hal yang dikaji dalam tulisan ini, yaitu: bagaimana transformasi metode bahtsul masail NU dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, apa saja faktor dan dinamika yang turut memengaruhinya dan bagaimana implikasi yang ditimbulkan. Dengan memakai teori shifting paradigm Thomas Kuhn ditemukan bahwa interaksi bahtsul masail NU dengan Al-Qur’an sangat dipengaruhi paham keagamaan tokoh-tokohnya. Hal terpenting yang ditemukan dari tulisan ini bahtsul masail NU semakin terbuka dan kontekstual dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.Kata Kunci: Al-Qur’an, Bahtsul masail NU, Interaksi, Manhaji, Transfor­masi.
SAHABAT NABI DALAM PANDANGAN TAFSIR AL-QUMMI Pratomo, Hilmy
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 24 No 2 (2024): Desember
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/mq.v25i2.8070

Abstract

ABSTRACT The background of this research is based on the importance of understanding the interpretation of the Prophet's friend in tafsir literature to enrich insight into the development of tafsirs in Islamic tradition, especially in the Shia context. The most famous of the Shiites is Abu al-Hasan Ali bin Ibrahim al-Qummi. This study aims to examine the views of Prophet Muhammad's friend in Tafsir al-Qummi. The research methods used are qualitative methods with a descriptive-analytic approach. Data was collected through library studies of Tafsir al-Qummi's texts as well as other relevant supporting literature. The analysis is done by identifying and categorizing the verses of the Qur'an that represent the views presented by al-Qummi about the Prophet Muhammad. The results of the research show that the Tafsir al-Kummi gives a specific and sometimes controversial view of some Prophet Mohammed friends. Al-Qommi often quotes the hadiths of the Shia priests, especially his own father to support his interpretation. Some friends were praised for their loyalty and contributions to Islam, while others were criticized for acts or views that were considered to deviate from the teachings of the Prophet. The conclusion of this study is that al-Qummi's interpretation reflects a typical theological perspective of the Shiite tradition on Prophet Muhammad's friend. This research has made an important contribution to understanding the dynamics of Prophet's friends' interpretation in Tafsir literature and highlights the differences between Shiite and Sunni interpretations. These findings are expected to be a reference for further research in the field of interpretation. Keywords: Companions of the Prophet, Syiah and Tafsir al-Qummi ABSTRAK Latar belakang penelitian ini didasarkan pada pentingnya memahami interpretasi sahabat Nabi dalam literatur tafsir untuk memperkaya wawasan tentang perkembangan tafsir dalam tradisi Islam, khususnya dalam konteks Syiah. Kitab tafsir yang masyhur di kalangan Syiah adalah Tafsir al-Qummi karya Abu al-Hasan Ali bin Ibrahim al-Qummi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pandangan terhadap sahabat Nabi Muhammad dalam Tafsir al-Qummi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis. Data dikumpulkan melalui studi pustaka terhadap teks Tafsir al-Qummi serta literatur pendukung lainnya yang relevan. Analisis dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan mengkategorikan ayat al-Qur’an yang merepresentasikan pandangan-pandangan yang disampaikan oleh al-Qummi mengenai sahabat Nabi Muhammad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tafsir Al-Qummi memberikan pandangan yang spesifik dan terkadang kontroversial mengenai beberapa sahabat Nabi Muhammad. Al-Qummi sering mengutip hadis-hadis dari para Imam Syiah, terutama ayahnya sendiri untuk mendukung interpretasinya. Beberapa sahabat dipuji karena kesetiaan dan kontribusinya terhadap Islam, sementara yang lain dikritik karena tindakan atau pandangan yang dianggap menyimpang dari ajaran Nabi. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa tafsir al-Qummi mencerminkan perspektif teologis yang khas dari tradisi Syiah terhadap sahabat Nabi Muhammad. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami dinamika interpretasi sahabat Nabi dalam literatur tafsir dan menyoroti perbedaan pandangan antara tafsir Syiah dan Sunni. Temuan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang studi tafsir. Kata Kunci: Sahabat Nabi, Syiah dan Tafsir al-Qummi
Kontribusi Qira>'a>t sya>z\z\ah dalam Ma’a>ni al-Qur’a>n dan Kaidah Bahasa Arab Pratomo, Hilmy; Nihayatun Ni’amah; Muhamad Ali Mustofa Kamal
MAGHZA Vol 9 No 2 (2024): Juli-Desember 2024
Publisher : Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUAH), Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/maghza.v9i2.12479

Abstract

a>t sya>z z ah adalah qira> a>t yang tidak memenuhi salah satu atau lebih dari tigarukun qira>a>t s}ah}i>hah, d i antaranya sanadnya harus s}ah}i}h, sesuai dengan mus}h}afus mani dan sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Meskipun demikian Imam AbuHanifah mendukung qir a> a>t sy a>z z ah untuk dijadikan sebagai istinbat } hukum atausebagai sarana memahami Al Qur an. Abdullah Saeed menyatakan bahwafenomena ini adalah lampu hijau untuk memahami Al Qur an dengan pendekatanyang berbeda Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan artikel ini mengkajisejarah qir a>a>t sy a>z z ah, kontribusi qir a>a>t sy a>z z ah terhadap ma a>ni al Qur a>n danterhadap kaidah bahasa Arab . Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaanlibrary research ), yaitu dengan cara menelaah sumber sumber tertulis dalam bukuatau kitab yang berhubungan dengan topik pembahasan, untuk memperoleh datadata yang akurat. Penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu mengumpulkan datakemudian diuraikan secara objektif untuk dianalisis secara sistematis dankonseptua l. Hasil penelitian ini qira a>t sya>z z ah yang telah ada sejak zamansahabat namun baru dikenal secara formal pada abad keempat Hijriyah, memilikikontribusi yang signifikan dalam dua bidang utama, yaitu pemahaman makna AlQur an dan pengembangan ilmu bahasa Arab. Dalam hal ma ani al Qur a>n , qira a>tsya>z z ah memberikan variasi penafsiran yang memperkaya makna ayat ayat AlQur an, seperti pada QS. Al Baqarah: 238 yang menjelaskan bahwa shal at wuswusṭā merujuk pada shalshalāt ashar dan pada QS. Al MMā idah: 6 yang menegaskankewajiban wudhu bagi orang yang berhadas. Selain itu, qira a>t sya>z z ah jugamemberikan pengaruh dalam penetapan hukum syariat, seperti pada QS. AlBaqarah: 196 mengenai hukum umrah yang dapat dipahami sebagai sunnahmuakkadah. Di bidang bahasa Arab, qira a>t sya>z z ah mem perkaya kaidah nahwu,terutama dalam hal fleksibilitas i rab , seperti pada isim tasniyah yang tetapmenggunakan tanda alif meskipun terjadi perubahan i rab. Dengan demikian,qira a>t sya>z z ah tidak hanya memperkaya pemahaman Al Qur an, tetapi jugamember ikan dampak positif dalam pengembangan dan pelestarian ilmu bahasaArab.
Implikasi Varian Qirā`āt Pada Penafsiran Ayat-Ayat Talak dalam Qur`an Surah Al-Baqarah Ibtakari, Haula Fikri; Pratomo, Hilmy; Kamal, Muhammad Ali Mustofa
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 10 No 2 (2024): SYARIATI : Jurnal Studi Al Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v10i2.8696

Abstract

Variasi qirā`āt tidak hanya memperkaya bacaan tetapi juga memberikan implikasi terhadap penafsiran dan pengambilan hukum. Fokus penelitian meliputi QS. al-Baqarah ayat 226-227, 229, dan 236, dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan. Sumber data utama adalah kitab Mu’jam al-Qirā`āt dan Tafsīr al-Qur’ān bil Qirā`āt ‘Asyrah, didukung oleh berbagai kitab tafsir lainnya. Hasil penelitian menunjukkan adanya varian qirā`āt pada beberapa lafal, seperti pada kata يُؤْلُوْنَ, الطَّلَاقَ, dan قَدَرُهٗ, yang memengaruhi makna dan tafsir. Implikasi terhadap penafsiran meliputi perbedaan hukum ila’ (sumpah suami), khulu’ (pembayaran tebusan oleh istri untuk bercerai), dan pemberian mut’ah (pesangon) bagi istri yang diceraikan. Variasi qirā’āt juga menunjukkan dinamika dalam hubungan gender, hukum pernikahan, dan hak-hak perempuan dalam Islam. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya memahami variasi qirā`āt untuk memperkaya perspektif hukum Islam serta menunjukkan fleksibilitas Al-Qur'an.