Tri Juniarti
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Sorong

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN SISTEM INVENTARIS BERBASIS WEB LABORATORIUM KEPERAWATAN FAK-FAK (LABKU) Juniarti, Tri
Nursing Arts Vol. 17 No. 2 (2023): NURSING ARTS
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi yang semakin canggih memberikan banyak kemudahan pada kehidupan sehari-hari. Dampak dari kemajuan teknologi memberikan dampak besar pada berbagai aspek kehidupan. Dampak tersebut juga dirasakan pada aspek pendidikan. Adanya teknologi memudahkan tata kelola dan manajemen pendidikan menjadi jauh lebih mudah, terukur, akurat dan fleksibel. Selain dari manajemen, kecanggihan teknologi membuka kesempatan yang lebih luas bagi peserta didik untuk belajar. Dampak dari kecanggiham teknologi pada dunia pendidikan salah satunya adalah sistem informasi memudahkan akses dan fleksibilitas data. Unit pendukung pendidikan seperti laboratorium memiliki peran penting sebagai wahana latihan keterampilan bagi peserta didiknya. Manajemen laboratorium yang tertata dan baik akan sangat membantu staf dalam menyusun dan mengelola kegiatan pembelajaran, pengusulan, inventaris serta monitoring siklus alat dan bahan dalam laboratorium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain dan membangun sistem berbasis website yang diharapkan akan memudahkan pengelolaan manajemen inventaris alat di laboratorium. Metode penelitian dilakukan secara studi kualitatif untuk mengetahui kepuasan pengguna terhadap sistem inventaris LabKu. Hasil penelitian didapatkan rancang bangun sistem inventaris berbasis web yang disebut LabKu, sistem LabKu terdapat fitur peminjaman, pengembalian, pencatatan barang datang, pencatatan jadwal praktikum, dan monitoring alat dan bahan habis pakai laboratorium. Kesimpulan yaitu pengembangan sistem inventaris berbasis website membutuhkan sumber daya data yang relatif kecil sehingga tidak dibutuhkan perangkat dengan spesifikasi tinggi untuk dapat menggunakannya. Sistem inventaris LabKu diklaim mudah untuk digunakan (user friendly) serta dapat memenuhi kebutuhan user dalam proses administrasi laboratorium.
Sosialisasi Pengukuran Antropometri Menggunakan Stunting Early Detection Spinner (SEDPIN) sebagai Upaya Deteksi Dini Stunting pada Tenaga Kesehatan dan Kader Kesehatan Potabuga, Isra Nur Utari Syachnara; Rohayu, Santoso Budi; Juniarti, Tri
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 12 (2024): Volume 7 No 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i12.18061

Abstract

ABSTRAK Secara global, prevalensi pada balita sangat pendek  (stunting) di wilayah South-East Asia dengan  angka  prevalensi stunting yang tertinggi (31,9%) di dunia setelah Afrika (33,1%) (World  Health Organization, 2019). Indonesia termasuk ke dalam negara di wilayah South-East Asia dengan angka prevalensi stunting sebesar 36,4%. Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi Balita stunting sebesar 24,4% pada 2021 yang artinya, hampir seperempat Balita Indonesia mengalami stunting. Stunting Early Detection Spinner (SEDPIN) merupakan bagian dari Antropometri Kit untuk mendeteksi dini stunting yang dikembangkan untuk menentukan status pertumbuhan anak stunting. SEDPIN merupkan lingkaran yang berisi klasifikasi status pertumbuhan anak stunting yang dapat digunkan pada anak usia 0-60 bulan. Stunting Early Detection Spinner (SEDPIN) merupakan inovasi dan pengembangan prototype dari Stunting Early Detection Kit (SEDEK) dan Stunted Early Detection Tool (SEDT) .Tujuan kegiatan pengabdian untuk meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan, kader kesehatan dan ibu  balita terkait menentukan klasifikasi status pertumbuhan anak stunting. Metode Pengabdian berupa sosialisasi kesehatan. Jumlah peserta kegiatan sebanyak 60 orang  di wilayah kerja Puskesmas Fakfak Kota. Hasil kegiatan pengabdian ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan. Sosialisasi yang diberikan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat sebelum dan sesudah edukasi dimana sebelum edukasi sebanyak 60 responden (100%) memiliki tingkat pemahaman yang sangat tidak setuju. Sedangkan setelah pemberian Stunting Early Detection Spinner sebagian besar responden dengan tingkat pemahaman sangat setuju sebanyak 49 responden (82%), dan tidak ada responden dengan pemahaman tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa Sosialisasi Pengukuran Antropometri Menggunakan Stunting Early Detection Spinner (Sedpin) Sebagai Upaya Deteksi Dini Stunting Pada Tenaga Kesehatan Dan Kader Kesehatan. Disarankan untuk keberlanjutan program dapat dilakukan upaya-upaya pendekatan lainnya atau pendampingan secara berkelanjutan terkait upaya Deteksi Dini Stunting. Kata Kunci:  Antropometri, Balita, Stunting, Deteksi Dini, Tenaga Kesehatan, Kader ABSTRACT Globally, the prevalence of very short toddlers (stunting) in the South-East Asia region with the highest stunting prevalence rate (31.9%) in the world after Africa (33.1%) (World Health Organization, 2019). Indonesia is included in the countries in the South-East Asia region with a stunting prevalence rate of 36.4%. Based on the results of the Indonesian Nutritional Status Study (SSGI), the prevalence of stunting in toddlers was 24.4% in 2021, which means that almost a quarter of Indonesian toddlers experience stunting. Stunting Early Detection Spinner (SEDPIN) is part of the Anthropometry Kit for early detection of stunting which was developed to determine the growth status of stunted children. SEDPIN is a circle containing a classification of the growth status of stunted children that can be used in children aged 0-60 months. Stunting Early Detection Spinner (SEDPIN) is an innovation and prototype development of the Stunting Early Detection Kit (SEDEK) and the Stunted Early Detection Tool (SEDT). The purpose of the community service activity is to improve the understanding of health workers, health cadres and mothers of toddlers regarding determining the classification of the growth status of stunted children. The Community Service Method is in the form of health socialization. The number of participants in the activity was 60 people in the Fakfak City Health Center work area. The results of this community service activity went well and in accordance with the objectives. The socialization provided can improve community understanding before and after education where before education as many as 60 respondents (100%) had a level of understanding that strongly disagreed. While after the provision of the Stunting Early Detection Spinner, most respondents with a level of understanding strongly agreed as many as 49 respondents (82%), and there were no respondents with an understanding that disagreed. It can be concluded that the Socialization of Anthropometric Measurements Using the Stunting Early Detection Spinner (Sedpin) as an Effort to Detect Stunting Early in Health Workers and Health Cadres. It is recommended that for the sustainability of the program, other approaches or ongoing assistance can be carried out related to Early Detection of Stunting efforts. Keywords: Anthropometry, Toddlers, Stunting, Early Detection, Health Workers, Cadres