Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Pendekatan Sejarah Penebusan dalam Penafsiran Alkitab: The Redemptive-Historical Approach in Bible Interpretation Made Nopen Supriadi
PASCA : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 17 No 1 (2021): PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46494/psc.v17i1.136

Abstract

Substansi ayat Alkitab dapat dipahami dengan melakukan analisis sampai menemukan prinsip kekal dan universal dari sebuah ayat. Penafsiran ayat Alkitab hanya pada menemukan arti konteks lampau dan masa kini, menimbulkan problematika dalam hal substansi. Melalui kajian deskriptif tulisan ini menjelaskan sebuah prinsip penafsiran Alkitab dengan metode pendekatan sejarah penebusan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa ada banyak ayat Alkitab yang memiliki makna berkelanjutan dalam konteks masa kini dan masa yang akan datang, serta adanya perubahan bentuk dalam relevansi ayat-ayat tersebut. Sehingga melalui metode pendekatan sejarah penebusan para penafsir dapat menemukan substansi ayat Alkitab yang akan mampu direlevansikan secara universal dan kekal.
Signifikansi Persekutuan Umat Allah pada Masa Pandemik-Covid 19 Made Nopen Supriadi; Tony Salurante; Minggus Dilla
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 4, No 1: Agustus 2021
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v4i1.99

Abstract

The fellowship of believers in the church faces problems during the Covid-19 pandemic, many Christians have made the Covid-19 pandemic a strong excuse not to go to church. However, after researching the authors found the phenomenon of Christians who do not make fellowship an important part of their spiritual life, it can be seen through the fact that believers are absent from fellowship face-to-face with health protocols and online. Many Christians still have the courage to attend wedding receptions, work at offices, vacations, and eat together at restaurants by applying health protocols. Then Christians are very compulsive and courageous to attend the fellowship in certain moments, namely grief, baptism, confirmation of faith, holy communion, and pastoral counseling. This phenomenon the author identifies as a decline in the understanding of many Christians about the significance of church fellowship. Through this method of theological analysis, this paper will provide a systematic descriptive study of the communion theological principles of the Old and New Testaments. This research provides novelty in the concept of building theological formulation of the community which is not tied to a literal word, but rather to concepts and principles. Through research, believers are reminded to understand the fellowship that God's people make despite the dangers, pressures, threats, and natural disasters. AbstrakPersekutuan orang percaya di gereja mengahadapi masalah pada masa pandemik covid-19, banyak orang Kristen menjadikan pandemik covid-19 sebagai alasan kuat untuk tidak pergi ke gereja. Namun setelah diteliti penulis menemukan fenomena tentang orang Kristen yang tidak menjadikan persekutuan sebagai bagian penting dalam kehidupan rohani, hal itu terlihat melalui fakta ketidak-hadiran orang percaya dalam persekutuan baik secara tatap muka dengan protokol kesehatan dan online. Orang Kristen masih banyak yang memberanikan diri untuk hadir dalam acara resepsi perni-kahan, kerja dikantor, liburan dan makan bersama di rumah makan dengan menerapkan protokol kesehatan. Kemudian orang Kristen dengan sangat terpaksa dan berani hadir dalam persekutuan dalam moment tertentu yaitu kedukaan, baptisan, peneguhan sidi, perjamuan kudus dan pastoral konseling. Fenomena tersebut penulis indentifikasi sebagai merosotnya pemahaman banyak orang Kristen mengenai signifikansi persekutuan gereja. Melalui metode analisis teologis tulisa ini akan memberikan kajian deskriptif sistematis tentang prinsip teologis persekutuan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Penelitian ini memberikan kebaharuan konsep dalam membangun rumusan teologis tentang persekutuan yang tidak terikat pada kata secara harafiah, tetapi lebih kepada konsep dan prinsip. Melalui penelitian orang percaya diingatkan agar memahami tentang persekutuan yang dilakukan umat Allah meskipun ada dalam bahaya, tekanan, ancaman dan bencana alam. 
TINJAUAN TEOLOGIS REALISASI PERINTAH JANGAN MENCURI DALAM KELUARAN 20: 15 BERDASARKAN PERSPEKTIF SEJARAH PENEBUSAN Made Nopen Supriadi; Iman Kristina Halawa; Regueli Daeli
JURNAL LUXNOS Vol. 6 No. 2 (2020): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI DESEMBER 2020
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v6i2.43

Abstract

Tulisan ini berjudul tinjauan teologis perintah jangan mencuri dalam Keluaran 20: 15 berdasarkan perspektif sejarah penebusan. Tujuan tulisan ini adalah melakukan kajian tentang perintah jangan mencuri dalam Keluaran 20: 15. Kajian ini dilakukan sebagai pengembangan untuk memahami perintah jangan mencuri dalam Keluaran 20: 15. Kajian ini juga bertujuan memberikan penjelasan bagaimana penggenapan yang Yesus lakukan terhadap perintah jangan mencuri dalam Keluaran 20: 15, selain itu kajian ini akan menyoroti realisasi perintah jangan mencuri dalam Keluaran 20: 15 pada masa orang percaya berada dalam langit dan bumi yang baru. Untuk mendapatkan penjelasan tersebut, maka digunakan pendekatan sejarah penebusan. Pendekatan ini akan mendasarkan pada penyelidikan Alkitab sebagai sumber utama didukung dengan artikel dan literatur yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Penulis menyakini bahwa Yesus sebagai penggenap seluruh Hukum Taurat pasti juga menggenapi hukum ini dalam kehidupannya. Penulis memiliki hipotesis bahwa perintah jangan mencuri dalam Keluaran 20: 15 tetap relevan sampai kepada kekekalan namun dengan bentuk dan sifat yang baru. Oleh karena itu kiranya melalui tulisan ini menambah pengetahuan bagaimana memahami relevansi sebuah teks Alkitab tidak hanya pada masa lampau dan masa kini, tetapi sampai kepada masa yang akan datang.
KAJIAN BIBLIKA PRINSIP HIDUP BERPADANAN DENGAN INJIL KRISTUS BERDASARKAN FILIPI 1: 27-30 Waharman Waharman; Made Nopen Supriadi; Yesri Talan
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 4 No. 1 (2021): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2661.104 KB) | DOI: 10.47457/phr.v4i1.120

Abstract

Prinsip kehidupan orang percaya adalah berpusat kepada Kristus, namun dalam realita kehidupan masih banyak ditemukan kegagalan manusia untuk hidup berpusat kepada Yesus Kristus. Problematika tersebut terjadi karena banyaknya perselisihan dalam konteks kehidupan orang percaya yang menyebabkan permasalahan dalam menjaga kesatuan, adanya tekanan dan intimisasi terhadap orang percaya sehingga memberikan dampak untuk hidup berpusat kepada Yesus Kristus. Melalui metode analisis deskriptif terhadap Surat Paulus kepada jemaat Filipi, penulis melakukan kajian eksegesis terhadap teks Filipi 1:27-30 yang menekankan prinsip hidup berpadanan dengan Injil Kristus, yang memberikan aplikasi agar orang percaya hidup dalam kesatuan, tidak gentar oleh lawan dan siap menderita untuk Kristus. Dengan demikian melalui penelitian ini memberikan solusi kepada orang percaya agar tetap mengupayakan kesatuan dan tetap kuat dalam penderitaan.
INTERPRETASI HUKUM KELIMA DALAM KELUARAN 20:12 BERDASARKAN PENDEKATAN SEJARAH PENEBUSAN Made Nopen Supriadi
BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI SETIA SIAU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46558/bonafide.v1i1.9

Abstract

Perintah kelima adalah bagian dari Sepuluh Hukum Taurat yang diberikan Allah kepada Musa di gunung Sinai. Alkitab adalah Firman Allah yang kekal dengan demikian Hukum Kelima ini memiliki makna yang harus dipahami dalam dimensi kekekalan. Alkitab memberikan prinsip jika manusia gagal melakukan salah satu perintah dalam hukum Taurat, maka ia telah gagal seluruhnya. Ada banyak interpretasi terhadap hukum ini, namun hanya bermuara pada dimensi praktis, etis dan moral karena hanya befokus pada relevansi masa kini. Alkitab menyatakan bahwa kutuk Hukum Taurat telah ditebus dan digenapi oleh Yesus Kristus. Setelah kebangkitan, Yesus mengatakan bahwa dalam Kitab Taurat, Mazmur dan para Nabi tertulis tentang Dia. Dengan demikian Yesus memberikan sebuah konsep interpretasi baru dalam memahami Hukum Taurat. Prinsip inilah yang disebut dengan pendekatan sejarah penebusan (Historical Redemptive Approach). Alkitab menyatakan puncak penyempurnaan seluruh karya penebusan Yesus adalah saat kedatangan yang kedua kali dalam realisasi terhadap langit dan bumi yang baru. Oleh karena itu, bagaimanakah menjelaskan relevansi Hukum Kelima dalam konteks kekekalan. Tulisan ini fokus pada kajian terhadap pemahaman Hukum Kelima dalam dimensi esktologis.
Theological Basis for Obedience to the Government During the Covid-2019 Pandemic in Indonesia Made Nopen Supriadi; Manase Gulo; Iman Kristina Halawa
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 2 (2021): July 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.515 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i2.372

Abstract

The Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) pandemic continues to increase its spread. The government has made efforts to contain the space by enacting several health protocols by March 2020. However, many Indonesians have not followed through on this appeal, and this situation also occurs in the context of the church. The Covid-19 pandemic is predicted to subside at the end of August or early September 2020, but this has not been realized. The authors observe the phenomenon of failure to recognize this due to a lack of adherence to health protocols. Obedience is an important principle that needs to be understood and implemented by all Indonesian people, especially Christians and church leaders. This research used the descriptive method to identify the phenomenon to get to the main problem, namely the concept of obedience. This research got the theological formulation of obedience to the government, namely priestly service, political service, and submission to government policies that have justice and humanity values.  ABSTRAKPandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) terus meningkat penyebarannya. Pemerintah telah melakukan upaya untuk mengatasi penyebaran dengan memberlakukan beberapa protokol kesehatan pada bulan Maret 2020, namun masih banyak masyarakat Indonesia belum menaati imbauan tersebut, dan situasi tersebut juga terjadi dalam konteks gereja. Pandemi Covid-19 diprediksi akan reda pada akhir Agustus atau awal September 2020, namun hal tersebut tidak terealisasi. Penulis mengamati fenomena gagalnya realisasi tersebut karena kurangnya ketaatan terhadap penerapan protokol kesehatan. Ketaatan adalah prinsip penting yang perlu dimengerti dan diimplementasikan oleh seluruh masyarakat Indonesia, secara khusus bagi umat Kristen dan para pemimpin gereja. Penelitian ini memakai metode deskriptif melakukan identifikasi fenomena untuk mendapatkan pokok permasalahan yaitu konsep ketaatan. Hasil penelitian menunjukkan formulasi teologis ketaatan kepada pemerintah yaitu pelayanan keimaman, pelayanan politis dan ketundukan kepada kebijakan pemerintah yang memiliki nilai keadilan serta kemanusiaan.
Analisis Eksegetis Kejadian 3: 8 Sebagai Upaya Memahami Realisasi Pertama Kasih Allah Terhadap Manusia Yang Berdosa Made Nopen Supriadi; Iman Kristina Halawa
SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual Vol. 11 No. 1 (2021): Edisi Tahun 2021, Volume 11 No. 1 Bulan Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Ebenhaezer Tanjung Enim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.136 KB) | DOI: 10.47154/scripta.v11i1.116

Abstract

lPersoalan tentang manusia yang mencari jawaban tentang Allah yang mengasihi manusia berdosa merupakan kebutuhan yang relevan pada saat ini. Meskipun demikian masih ada realita manusia yang bersembunyi dari Allah dalam keberdosaannya. Kasih Allah dalam menyelamatkan manusia berdosa telah dinyatakan dalam kisah awal kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kejadian 3: 8 merupakan ayat kunci yang menjadi tindakan pertama Allah di dalam sejarah mengasihi manusia yang telah berdosa. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tindakan pertama Allah dalam mengasihi manusia yang telah berdosa dan memberikan kepastian jawaban tentang Allah yang telah mengasihi manusia yang telah berdosa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Penelitian ini menghasilkan sebuah konsep tentang ajaran tindakan kasih Allah yang pertama dalam sejarah keberdosaan manusia.
STUDI INTEGRATIF TEOLOGI DAN MEDIA SOSIAL Made Nopen Supriadi; Yohanes Dian Alpasa
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 5 No. 1 (2022): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47457/phr.v5i1.240

Abstract

Today's technological developments have provided effortless access for the current generation of Generation Z to get the information they need. However, the problem occurs when Generation Z misreads information, one which is information related to the doctrines of the Christian faith. This condition challenges teachers to make Z able to fill the social media space with the correct teachings. Therefore, it is necessary to formulate theological thoughts that are indeed following the development of today's social media. Through an integrative study approach between theology and social media and phenomenological studies related to the problems that arise. So this research produces a combination of theology and social media that contributes to social media content filled with true theology and theology that is open in general because social media bridge it. This research contributes so that Generation Z is not trapped in wrong doctrines in social media.
PEMBINAAN TENTANG RURAL SUSTAINABILITY: SEBUAH LAPORAN KEGIATAN STUBE-HEMAT MAHASISWA SEKOLAH TINGGI TEOLOGI ARASTAMAR BENGKULU Made Nopen Supriadi; Yohanes Dian Alpasa; Iman Kristina Halawa; Vincesius
Jurnal PKM Setiadharma Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal PkM Setiadharma
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.342 KB) | DOI: 10.47457/jps.v3i1.247

Abstract

Rural Sustainability is an important topic today. Rural sustainability is threatened with stagnation because many students from rural areas study in cities with less focus on rebuilding villages. Rural sustainability that receives village funds also faces problems because there are still unscrupulous village officials who corrupt village funds. Through the Implementation of Community Service held by Stube-HEMAT and STTAB students with the seminar method from the Multiplicator and Stube-HEMAT facilitator. The PkM activity resulted in breakthrough thoughts and important insights for theology students to play a role in the sustainability of village development, in various ways, both contributing to ideas and practically becoming village leaders with morals and integrity.
IMPLIKASI RELASI SEKOLAH TINGGI TEOLOGI ARASTAMAR BENGKULU BAGI PENGEMBANGAN PELAYANAN MISI GEREJA KRISTEN INJILI DI INDONESIA JEMAAT KOTA BENGKULU Made Nopen Supriadi
Jurnal PKM Setiadharma Vol. 1 No. 2 (2020): Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.338 KB) | DOI: 10.47457/jps.v1i2.54

Abstract

This paper is entitled "Implications of the Relationship between Arastamar Bengkulu College of Theology for the Development of Missionary Services for the Evangelical Christian Church in Indonesia, the City of Bengkulu Congregation." The facts show that not necessarily a graduate of the Theological College can be accepted into a church. This condition is shown by the lack of support from the Church to an Theological College and Theological College does not give graduates to a church. Despite these facts, the author sees different facts between the Arastamar Bengkulu Theological Seminary (STTAB) and the Evangelical Christian Church in Indonesia (GEKISIA) Bengkulu City. The author obtained data that there are many developments specifically in mission services since the arrival of STTAB and collaborating with GEKISIA, Bengkulu City. This development is very important for the writer to research and describe in scientific work. From the observation, it shows that the development of mission services in GEKISIA, Bengkulu City occurs because of the large use of mission personnel from STTAB graduates. Pioneering Evangelical Service Posts (PI) increased to 6 PI Posts. This development needs to be studied theoretically so that through writing it can contribute to the development of missionary services in the Church and other Christian institutions, and revitalize the relationship between Theological College and the Church.