Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Menjadi Remaja Berjiwa Religius dan Bertanggung Jawab Albab, Hayyan Ahmad Ulul; Among, Pati Suro; Ramadhan, Achmad Wahyu; Hidayati, Eka Wahyu
Community: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 01 (2025): Penelitian Tindakan Berbasis Pengembangan Masyarakat
Publisher : Academia Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57060/community-vsdx6q19

Abstract

Setiap individu muda yang mempunyai sisi beriman kepada Tuhan yang maha esa dan menjalankan semua perintah Allah serta menjauhi segala larangan-Nya pasti memiliki nilai tanggung jawab di dalam diri remaja. Pengabdian ini bertujuan untuk membentuk karakter remaja yang bertanggung jawab. Membantu remaja memahami konsep kepemimpinan dan keterampilan. Memperdalam pemahaman remaja terhadap nilai-nilai agama mereka. Meningkatkan kepedulian remaja terhadap situasi lingkungan sekitar. Metode pengabdian ini menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis pelayanan dengan cara mengidentifikasi kebutuhan, membuat program perencanaan, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi kegiatan. Hasil penelitian ini memberikan makna dan membantu para remaja memahami konsep kepemimpinan, memberikan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif dalam komunitas mereka. Pemahaman mendalam tentang nilai-nilai agama menghasilkan remaja yang berlandaskan moral yang kuat untuk berpegang teguh dalam kehidupan mereka. Meningkatkan kepedulian remaja terhadap situasi lingkungan dapat membantu mereka memahami dan bertindak dalam perlindungan dan pemeliharaan lingkungan sekitar mereka.
Knowledge and Scholarly Authority in Al-Ghazali’s Philosophy: A Study of Fatihatul ‘Ulum Suwarno, M. Hadi; Albab, Hayyan Ahmad Ulul
Journal of Pesantren and Diniyah Studies Vol. 1 No. 2 (2024): Journal of Pesantren and Diniyah Studies
Publisher : Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63245/jpds.v1i2.29

Abstract

Islamic education is a place to form humans who can carry out their duties as caliphs on earth. Knowledge of the concepts of science and scholars is needed to understand and develop science and scholars in Islamic teachings combined with the philosophy of Islamic education. This concept is the basis for understanding the philosophy of Islamic education. The two have a close relationship. The purpose of this research is to describe the concept of science according to Imam Al-Ghazali and to find out the role of ulama' according to Imam Al-Ghazali in the book of Fatihatul 'Ulum. This research method uses a literature review focused on the book of Fatihah al-Ulum. The data collection technique uses the documentation method related to the book of Fatihah al-Ulum and other works that are still one theme of discussion. Analysis of this literature study uses content analysis by looking at the validity of the original data and explaining it again by comparing other sources. First, researchers found knowledge as the main foundation of a person so that he can know Allah SWT. Studying science is considered something with good intentions by seeking the pleasure of Allah SWT. After knowledge is obtained, a person will become more moral and can practice religious and general knowledge with a heart that is always linked to Allah SWT. Secondly, being an ulama' is a big responsibility because he is the heir of the Prophet SAW. Ulama' must link their hearts to seek the pleasure of Allah, leave the affairs or desires of the world, and teach all the knowledge they have so that their students can take the path of Allah's pleasure.
KONSTRUKSI KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM: EKSISTENSI DAN RELEVANSI MENDIDIK ANAK USIA DINI Albab, Hayyan Ahmad Ulul
JCE (Journal of Childhood Education) Vol 5 No 2 (2021): (Journal of Childhood Education) September-Februari
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jce.v5i2.724

Abstract

Konstruksi kelembagaan pendidikan Islam meliputi beberapa bentuk, bentuk pertama, pendidikan oleh diri sendiri. Kedua, pendidikan oleh lingkungan. Ketiga, pendidikan oleh orang lain. Metode penelitian dalam artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis analisis deskriptif dengan merujuk pada sumber-sumber referensi sesuai dengan tema yang berhubungan. Pendidikan Islam memandang guru sebagai titik pusat pendidikan yang memiliki beberapa istilah. Mu’allim lebih menekankan atas guru itu sebagai pengajar, penyampai ilmu dan pengetahuan. Mu’addib menekankan guru sebagai pembina akhlak dan moralitas siswanya supaya kelak menjadi teladan bagi orang lain. Murabbi mengandung arti mengembangkan dan memelihara aspek jasmani dan rohani murid dengan menambahkan sifat kasih sayang guru harus memiliki adab yang baik yang akan digunakan sebagai contoh siswanya agar mereka meniru apa yang dilakukan gurunya dan dikatakan gurunya. Substansi pendidikan Islam merupakn Sumber pendidikan Islam yaitu Al Qur’an dan as Sunnah dengan menggunakan dasar pendidikan Islam meliputi dasar Ibadah, dasar Syariat (cara untuk mengajarkan ajaran agama Islam) dan dasar rasional (pembelajaran kehidupan manusia beserta alam sekitarnya)
Membangun Dasar Pendidikan Islam Anak Usia Dini Perspektif Al Qur’an Surat Al Baqarah Ayat 29-35 (Sebuah Tinjauan Tafsir Tarbawi) Asrori, Muhammad; Albab, Hayyan Ahmad Ulul
JCE (Journal of Childhood Education) Vol 7 No 2 (2023): JCE (Journal of Childhood Education) September-February
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jce.v7i2.1913

Abstract

Pendidikan adalah investasi masa depan. Sehingga masa depan bangsa dan suatu komunitas ditentukan oleh kemajuan pendidikan. Dalam ilmu pendidikan Islam, sumber utama pengetahuan dan pondasi dasarnya haruslah berasal dari sumber yang otoritatif agar tujuan pendidikan Islam dapat dicapai dengan benar. Menjawab hal itu, muncullah tafsir tarbawi, sebuah tafsir tematik Al-Qur’an yang melihat tafsir Al-Qur’an dalam perspektif pendidikan. Tafsir tarbawi diperlukan untuk mengartikulasikan nilai Al-Qur’an sebagai pondasi dan guidance pendidikan agar dapat mencapai tujuannya dengan sahih dan efektif. Artikel ini menganalisis kandungan nilai Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 29-35 dalam perspektif tafsir tarbawi, agar dapat menjadi pondasi atau bangun dasar pendidikan Islam anak usia dini. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dan desain penelitian pustaka atau library research. Penelitian menyajikan data primer dari dua tafsir otoritatif. Yakni Tafsir Qurthubiy sebagai representasi tafsir tardisional dan Tafsir Munir sebagai representasi tafsir kontemporer. Dalam penelitian ini dihadirkan lima hal penting dalam ayat-ayat tersebut yang dapat dijadikan bangun dasar pendidikan Islam anak usia dini. Yakni, pertama, pendidikan tauhid sebagai pilar pendidikan Islam anak usia dini. Kedua, sikap kritis pada lingkungan sekitar. Ketiga, pengajaran entitas dan kosakata penting pada lingkungan sekitar. Keempat, sikap tidak mudah puas dengan keterbatasan pengetahuan. Kelima, kesadaran untuk mengutamakan ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
Meluruskan Pemahaman Bid’ah Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mata Kuliah Aswaja) Albab, Hayyan Ahmad Ulul; Asrori, Muhammad; Luthfillah, Mohammad
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 12 No. 01 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i01.3079

Abstract

Pemahaman bid’ah menjadi sebuah perbedaan yang harus diluruskan. Perbedaan itu terkungkung pada kata-kata sesat dan tidak sejalan dengan Nabi SAW. Padahal pemahaman yang dangkal tersebut bisa diatasi dengan cara membaca secara mendalam konsep bid’ah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemahaman mahasiswa tentang bid’ah dan mengeksplorasi makna bid’ah yang sesuai dengan ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan datanya dengan Observasi, dan Wawancara. Analisis penelitiannya menggunakan lima-tahap siklus analisis data kualitatif yaitu: (1) Compiling (2) Disassembling, (3) Reassembling (and Arraying), (4) Interpreting and (5) Concluding. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Pemahaman konsep bid’ah mahasiswa secara umum telah sampai pada istilah sesuatu yang baru yang tidak ada di zaman Rasulullah SAW. Istilah tersebut tentunya ditambahkan dengan pemahaman lain tentang bid’ah hasanah dan bidah dholalah. Kedua macam bid’ah telah dipahami mahasiswa sebagai sesuatu yang baru dan tidak menyalahi syariat Islam masuk pada bid’ah hasanah, sementara itu bid’ah dholalah diartikan mereka sebagai sesuatu yang baru yang menyalahi atau bertentangan dengan syariat Islam.
KH Mas'ud Al-Mudjenar's Spiritual Learning Model in the Pesantren Tradition Ramadhan, Aditya; Albab, Hayyan Ahmad Ulul
Interdisciplinary Journal of Social Sciences Vol. 2 No. 2 (2025): September: Transformation of Islamic Education in Building Critical Awareness,
Publisher : Perkumpulan Dosen Tarbiyah Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Developing an Islamic boarding school requires thorough guidance and mentoring. One successful form of learning mentoring is through spiritual learning. This study employed a qualitative, descriptive approach. Data collection techniques included interviews, observation, and documentation. The analysis employed the theory of Milles and Huberman. The purpose of this study was to explore the biography of KH. Mais'ud Al-Mudjenair and the characteristics of KH. Mais'ud Al-Mudjenair's spiritual learning in developing the Darul Mustaighitsin Islamic Boarding School in Lamongan. The results of this study, first, are the biography of KH. Mais'ud Al-Mudjenair. Kyai Mais'ud Al-Mudjenair was born in Kediri on May 9, 1949. He studied at the Jampes and Lirboyo Islamic Boarding Schools, and served as a servant. He is the grandson of Mbah Kyai Kholifah Mudjenair. Kyai Mais'ud passed away on October 26, 2021. Second, the characteristics of KH. Mais'ud Al-Mudjenair's spiritual learning regarding religious values. The implementation of religious values can be carried out through several activities such as habituating the tadarus Al-Qur'an, tahlil, istighosah, manaqib, reciting the Al-Barzanji sholawat, and congregational prayer. Third, the characteristics of KH. Mais'ud Al-Mudjenair's spiritual learning regarding moral values. The implementation of moral values applied includes honesty, responsibility, and politeness. Fourth, the characteristics of KH. Mais'ud Al-Mudjenair's spiritual learning regarding the value of sincerity. The implementation of the value of sincerity applied is a form of devotion at the Darul Mustaighitsin Islamic Boarding School in Lamongan. Sincerity in carrying out duties solely because of the hope of Allah's pleasure. Fifth, the characteristics of KH. Mais'ud Al-Mudjenair's spiritual learning regarding the value of istiqomah. The implementation of the value of istiqomah applied is the istighosah activity every Monday night because this activity is the core of the Darul Mustaighitsin Islamic Boarding School. In essence, whatever the circumstances, istiqomah must be maintained.