Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERKAWINAN ANTAR ORANG BERLAINAN AGAMA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF -, Robi'ah; Sari, Shinta Maya; Ihsan, Rizal Nur; Putri, Delian Rayunda; Dini, Ulfa Rahma
JURNAL HAKAM Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/jhi.v8i1.7330

Abstract

praktek perkawinan antar agama menurut hukum positif dan hukum agama merupakan suatu permasalahan yang krusial. pada dasarnya secara hukum dengan melihat ketentuan pada undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan intruksi presiden No 1 tahun 1991 tentang kompilasi hukum islam, sebenarnya pengaturan mengenai pelarangan perkawinan lintas agama sudah jelas. secara hukum agama yang ada di indonesia secara tegas melarang perkawinan beda agama, atau membolehkan dengan syarat-syarat yang sangat berat dilakukan. akan tetapi atas dasar rasa cinta, HAM, dan alasan lainnya perkawinan lintas agama masih banyak terjadi yang dapat disisasati melalui beberapa cara. namun pada kenyataannya perkawinan lintas agama dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh suami istri yang berbeda agama, terkait dengan kehidupan rumah tangga yang dijalani, serta tujuan perkawinan yang hendak dicapai. selain itu dari segi keabsahan perkawinan kepada ranah atau kewenangan agama dan kepercayaan masing-masing agama, sehingga sah tidaknya perkawinan bergantung pada ketentuan hukum agama.
Early Detection Behavior of Cervical Cancer Using Visual Inspection of Acetate (VIA) Method Sari, Shinta Maya; Abdullah, Asnawi; Maidar, Maidar
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 4 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i4.6384

Abstract

The problem of early detection of cervical cancer using the Visual Inspection of Acetate (VIA) method in the Banda Aceh City Health Office work area is the low percentage of women aged 30-50 years who carry out early detection of cervical cancer using the VIA method. The purpose of this study was to analyze the behavioral factors of women aged 30-50 years who play the most crucial role in carrying out early detection of cervical cancer using the VIA method in the Banda Aceh City Health Office Work Area in 2021. This study is a quantitative study that is an analytical survey using the Case Control research method, a total sample of 360 women aged 30-50 years, namely: 180 Cases and 180 Controls (1: 1) by applying inclusion and exclusion criteria. The results of the multivariate analysis showed that there were factors that played the most crucial role in the behavior of carrying out early detection of cervical cancer using the VIA method in each variable model: Model 1 (predisposing factor) namely awareness P-value = 0.000, Model 2 (supporting factor) namely the availability of information P-value = 0.000, Model 3 (motivating factor) namely support from officers P-value = 0.000. The conclusion in the Final Model is that awareness is the main factor that plays the most crucial role with a P-value of 0.000 (OR: 54.1; 95% CI: 21.8–134.1), meaning that awareness behavior plays a 54 times greater role in women aged 30-50 years in carrying out early detection of cervical cancer using the VIA method in the Banda Aceh City Health Office Work Area in 2021.
PERBANDINGAN PENDIDIKAN: SISTEM PENDIDIKAN DI INONESIA DAN SINGAPURA Sofiani, Ika Kurniati; Sari, Shinta Maya; Oktofia, Fitri; Elmiah, Tanti; Astuti, Seri
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 9 No. 2 (2025): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang program-program refomasi pendidikan di dua Negara dengan latar belakang dan kondisi serta ideologi yang berbeda yaitu Singapura dan Indonesia. Diantara program reformasi pendidikan di Singapura adalah Teach less, Learn More; Thinking School, Learning Nation, dan School Excellent Model. Sedangkan kebijakan reformasi pendidikan di Indonesia diantaranya diselenggarakan dengan desentralisasi pendidikan dalam kerangka manajemen berbasis sekolah, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013, serta program sertifikasi guru. Dari hasil pembahasan, dapat diketahui bahwa Singapura telah berhasil menyelenggarakan reformasi pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari kualitas pendidikan Singapura yang masuk dalam ranking teratas Negara-negara dengan pencapaian standar pendidikan internasional. Sementara itu, Indonesia nampak masih harus berjuang untuk mencapai tujuan reformasi pendidikan. Hasil implementasi pendidikan yang berbeda di kedua Negara ini tentu dikarenakan perbedaan latar belakang, serta kondisi sosial, ekonomi, politik budaya dan geografis kedua Negara tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyelengaraan reformasi pendidikan di sebuah Negara. Abstract This article discusses on educational reformation programs conducted in two countries which have different background as well as different ideology, social, economic, political, and geographical circumstances i.e., Singapore and Indonesia. Some of the main educational reform agendas in Singapore are Teach less, Learn More; Thinking School, Learning Nation, and School Excellent Model. Meanwhile, educational reform programs in Indonesia are conducted through educational decentralization within the framework of school based management, School-level Curriculum and the 2013Curriculum and teacher certification. It can be understood that Singapore has succeeded in conducting educational reform. This can be seen from the quality of Singaore’s education which has been ranked high in achieving he benchmark of international education standard. Meanwhile, Indonesia still needs to struggle to achieve the desired outcomes of educational reforms agendas. The differing result of educational reform revealed in these two countries resulted from different background of the countries. Thus, it can be concluded that there are a number of factors influencing the success of educational refoms agendas in a country.
PERBANDINGAN PENDIDIKAN: SISTEM PENDIDIKAN DI INONESIA DAN SINGAPURA Sofiani, Ika Kurniati; Sari, Shinta Maya; Oktofia, Fitri; Elmiah, Tanti; Astuti, Seri
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 9 No. 2 (2025): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang program-program refomasi pendidikan di dua Negara dengan latar belakang dan kondisi serta ideologi yang berbeda yaitu Singapura dan Indonesia. Diantara program reformasi pendidikan di Singapura adalah Teach less, Learn More; Thinking School, Learning Nation, dan School Excellent Model. Sedangkan kebijakan reformasi pendidikan di Indonesia diantaranya diselenggarakan dengan desentralisasi pendidikan dalam kerangka manajemen berbasis sekolah, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013, serta program sertifikasi guru. Dari hasil pembahasan, dapat diketahui bahwa Singapura telah berhasil menyelenggarakan reformasi pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari kualitas pendidikan Singapura yang masuk dalam ranking teratas Negara-negara dengan pencapaian standar pendidikan internasional. Sementara itu, Indonesia nampak masih harus berjuang untuk mencapai tujuan reformasi pendidikan. Hasil implementasi pendidikan yang berbeda di kedua Negara ini tentu dikarenakan perbedaan latar belakang, serta kondisi sosial, ekonomi, politik budaya dan geografis kedua Negara tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyelengaraan reformasi pendidikan di sebuah Negara. Abstract This article discusses on educational reformation programs conducted in two countries which have different background as well as different ideology, social, economic, political, and geographical circumstances i.e., Singapore and Indonesia. Some of the main educational reform agendas in Singapore are Teach less, Learn More; Thinking School, Learning Nation, and School Excellent Model. Meanwhile, educational reform programs in Indonesia are conducted through educational decentralization within the framework of school based management, School-level Curriculum and the 2013Curriculum and teacher certification. It can be understood that Singapore has succeeded in conducting educational reform. This can be seen from the quality of Singaore’s education which has been ranked high in achieving he benchmark of international education standard. Meanwhile, Indonesia still needs to struggle to achieve the desired outcomes of educational reforms agendas. The differing result of educational reform revealed in these two countries resulted from different background of the countries. Thus, it can be concluded that there are a number of factors influencing the success of educational refoms agendas in a country.