Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGGUNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KELUAR DI KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN , MARIANA; DIAN SAVITRI, AGUSNIAR
BAPALA Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : BAPALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan oleh bangsa Indonesia. Sebagai bahasa yang digunakan oleh seluruh rakyat Indonesia, pengguna bahasa diharuskan menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, khususnya dalam ragam tulis, seperti dalam penulisan surat dinas. Penggunaan ejaan dalam ragam tulis, terdapat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Selain berpedoman kepada PUEBI, dalam penulisan surat dinas yang dikeluarkan oleh lembaga dinas, juga diharuskan mengikuti kaidah penulisan yang terdapat dalam buku tata dinas yang ada dalam lembaga tersebut. Penelitian ini membahas penggunaan ejaan bahasa Indonesia dalam surat keluar di Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan, yang meliputi penggunaan huruf kapital, huruf tebal, huruf miring, kata dasar, kata singkatan dan akronim, tanda titik, tanda koma dan tanda titik dua, serta aturan penulisan surat yang terdapat dalam buku tata naskah dinas yang ada dalam lembaga kedinasan tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penggunaan ejaan yang terdapat dalam surat keluar di Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, dengan cara mengumpulkan data surat keluar di Kecamatan Glagah pada bulan Juni?Desember tahun 2019. Data tersebut, akan dibaca terlebih dahulu yang kemudian dianalisis berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan ejaan pada surat keluar di Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan sebagai berikut. Penggunaan huruf kapital, huruf tebal, dan huruf miring cenderung salah. Penggunaan kata dasar, singkatan, dan akronim cenderung benar. Dalam buku tata naskah dinas, penggunaan aturan penulisan surat cenderung salah, khususnya penggunaan huruf kapital, kata dasar, dan singkatan. Kata Kunci: penggunaan bahasa, ejaan dan surat keluar Abstract Indonesian language is the official language. As a language used by all Indonesian people, language users are required to use good and correct Indonesian standard language, especially in written text, such as in writing official letters. The use of Indonesian standard language in written text is found in Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). In addition to referring to PUEBI, in writing official letters issued by official institutions, it is also required to follow the writing conventions contained in the official governance books in the institutions. This study discussed the use of Indonesian standard language in business letters in Glagah Subdistrict, Lamongan Regency, which includes the use of capital letters, bold letters, italics, basic words, abbreviations and acronyms, dots, commas and colons. The purpose of this study was to determine how the use of spelling contained in business letters in Glagah District, Lamongan Regency. The method used in this study was the documentation method, by collecting business mail data in Glagah District in June-December 2019. The data would be read first and then analyzed it based on the problem formulation in this study. The results of this study stated that the use of standard language on business letters in Glagah Subdistrict, Lamongan Regency as follows. The use of capital, bold, italic letter seems to be wrong. On the other hand, the use of basic word, abbreviation word, and acronym word seems to be right. According to Tata Naskah Dinas book, the use of writing in the letter seems to be wrong, especially in using capital, basic and abbreviation word. Keywords: the use of language, indonesian standard language, business letter.
PENAMAAN JALAN DI KOTAMADYA SURABAYA: KAJIAN TOPONIMI LISKAH KARTIKA, CATUR; DIAN SAVITRI, AGUSNIAR
BAPALA Vol 7, No 4 (2020)
Publisher : BAPALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenamaan jalan merupakan pemberian nama pada jalan untuk mempermudah masyarakat dalam mengenali jalan dalam peta kota. Pemberian nama jalan di Surabaya bervariasi karena didasarkan pada nama tumbuhan, hewan, dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah penamaan jalan di Kotamadya Surabaya dan pola penamaan jalan di Kotamadya Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode pustaka/dokumentasi. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik baca dan teknik catat. Instrumen pengumpulan data pada penelitian menggunakan human instrumen yang dilengkapi pedoman dokumentasi berupa tabel data nama jalan di Kotamadya Surabaya. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan intralingual. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik pilah unsur penentu. Instrumen analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel klasifikasi penamaan jalan dan tabel pola penamaan jalan. Berdasarkan masalah yang dikaji, penamaan jalan di Kotamadya Surabaya dapat diklasifikasi menjadi delapan kelompok. Pertama, penamaan jalan yang didasarkan pada deskripsi, yaitu deskripsi tempat/bangunan, perairan, tempat sumber penghasilan, kondisi geografis, tumbuhan, hewan, peralatan dan kegiatan usaha, kondisi lingkungan sekitar, kepercayaan, dan peminjaman deskripsi geografis, administratif, tempat/bangunan daerah lain. Deskripsi yang dominan dalam penamaan jalan di Kotamadya Surabaya adalah deskripsi tumbuhan. Kedua, penamaan jalan yang didasarkan pada asosiasi, yaitu asosiasi wanita jepang, pandai besi, pembuat keris, wanita penghibur, nelayan, kelasi, pandai giling, dan tukang. Yang dominan yaitu asosiasi nelayan. Ketiga, penamaan jalan yang didasarkan pada sejarah yaitu sejarah perjuangan kemerdekaan, kerajaan, peristiwa di masyarakat, religi/kepercayaan, dan pembuatan peralatan, dengan yang dominan yaitu sejarah peristiwa di masyarakat. Keempat, penamaan jalan yang didasarkan pemilik, yaitu kepemilikan proyek perumahan oleh perorangan atau perusahaan, dan kepemilikan oleh tuan tanah pribumi, dengan yang dominan yaitu kepemilikan proyek perumahan. Kelima, penamaan jalan yang didasarkan penghormatan jasa seseorang, yaitu penghormatan jasa pahlawan/pejuang kemerdekaan, jasa raja-raja, jasa ahli seni, dan jasa pemuka agama, dengan yang dominan penghormatan jasa pahlawan/pejuang kemerdekaan. Keenam, penamaan jalan yang didasarkan pujian, yang paling dominan adalah pujian terhadap tempat suci. Ketujuh, penamaan jalan yang didasarkan kesalahan penafsiran, yang dominan yaitu kesalahan penafsiran pada kontur daratan. Kedelapan, penamaan jalan yang didasarkan daerah asal penghuni, yang dominan yaitu daerah asal penghuni dari bali dan bangkalan. Hasil berikutnya adalah pola penamaan jalan di Surabaya mengikuti hukum diterangkan-menerangkan (DM). Bagian menerangkan dalam pola penamaan jalan di Surabaya berfungsi untuk menunjukkan arah, menunjukkan daerah, menunjukkan area gang, dan menunjukkan kawasan. Kata Kunci: Penamaan Jalan, Kajian Toponimi, dan Pola Penamaan Abstract Naming a road is giving a name to the road to make it easier for the community to recognize the road on the city map. The naming of roads in Surabaya varies because they are based on the names of plants, animals, and so on. Based on this, the problems examined in this study are the naming of roads in the Municipality of Surabaya and the pattern of naming the roads in the Municipality of Surabaya. This research is a qualitative descriptive study. Data collection methods used are library / documentation methods. Data collection techniques using reading techniques and note taking techniques. Data collection instruments in the study used human instruments that were equipped with documentation guidelines in the form of a data table of street names in the Municipality of Surabaya. The data analysis method in this study uses the intralingual equivalent method. The data analysis technique in this study used the determinant element technique. The data analysis instrument in this study used a road naming classification table and a road naming pattern table. Based on the problem examined, the naming of roads in the Municipality of Surabaya can be classified into eight groups. First, naming roads based on descriptions, namely descriptions of places / buildings, waters, places of source of income, geographical conditions, plants, animals, equipment and business activities, environmental conditions, trust, and borrowing geographical, administrative, location / area description other. The dominant description in naming roads in the Municipality of Surabaya is a description of plants. Second, the naming of the road based on the association, namely the Japanese womens association, blacksmith, keris maker, comfort women, fishermen, sailor, miller, and artisan. The dominant one is the fishing association. Third, naming roads based on history, namely the history of the struggle for independence, the kingdom, events in the community, religion / beliefs, and equipment making, with the dominant one being the history of events in the community. Fourth, the naming of the road based on the owner, namely ownership of housing projects by individuals or companies, and ownership by indigenous landlords, with the dominant one being ownership of housing projects. Fifth, naming the road based on honoring ones services, namely honoring the services of heroes / freedom fighters, services of kings, services of art experts, and religious leaders services, with the dominant respecting services of heroes / freedom fighters. Sixth, the naming of the road based on praise, the most dominant is the praise of the holy place. Seventh, naming the road based on misinterpretation, the dominant one is misinterpretation on the land contour. Eighth, naming the road based on the area of ??origin of the inhabitants, the dominant is the area of ??origin of residents of Bali and Bangkalan. The next result is that the pattern of naming roads in Surabaya follows the law explained (DM). The section explained in the street naming pattern in Surabaya functions to show direction, show area, show alley area, and show area. Keywords: Street Naming, Toponymy Study, and Naming Pattern
Bentuk Idiom Ragam Gaul di Media Sosial pada Generasi Milenial: Tinjauan Sosiolinguistik Ridha Amalia, Amara; yono, Mul; Dian Savitri, Agusniar
ESTETIK : Jurnal Bahasa Indonesia Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/estetik.v8i1.12943

Abstract

Perubahan generasi dapat memengaruhi perubahan bahasa. Generasi milenial merupakan generasi yang dekat dengan perkembangan dunia digital. Media sosial yang banyak digandrungi oleh generasi milenial adalah Tiktok, Instagram, Threads dan Twitter. Pada generasi milenial, bahasa yang berkembang atau menjadi identitas generasi ini adalah munculnya istilah-istilah gaul yang banyak ragamnya dan bervariasi. Sebelum munculnya bahasa ragam gaul, dalam bahasa Indonesia sudah ada idiom yang dibakukan. Idiom yang saat ini berkembang memiliki ciri khusus dan perbedaan dengan idiom yang telah dibakukan sehingga peneliti mengangkat bentuk idiom bahasa Indonesia ragam gaul generasi milenial khususnya di media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah idiom yang diperoleh dari beberapa platform seperti Tiktok, Twitter, Instagram, dan Threads. Data penelitian ini adalah idiom bahasa Indonesia ragam gaul terbaru yang digunakan oleh generasi milenial. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik baca simak catat. Teknik analisis data penelitian ini adalah padan intralingual. Penelitian ini menghasilkan: bentuk idiom berdasarkan stratanya didominasi oleh kelompok kata. Bentuk idiom berdasarkan pola kategori kata didominasi oleh nomina--nomina. Bentuk idiom berdasarkan pola inti-pewatasnya didominasi oleh diterangkan-menerangkan. Berdasarkan sumbernya, idiom ragam gaul generasi milenial didominasi oleh idiom yang berasal dari bahasa Indonesia itu sendiri atau asli.
Pelatihan Pemanfaatan Augmented Reality untuk Meningkatkan Minat Baca pada Peserta didik Fase B di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur Susanto, Moh Arif; ., Parmin; Dian Savitri, Agusniar
Jurnal Abdimas Berdaya : Jurnal Pembelajaran, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat Vol 8, No 2 (2025): Jurnal Abdimas Berdaya
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jab.v8i2.1115

Abstract

Rendahnya literasi membaca peserta didik di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) menjadi permasalahan utama yang berdampak pada kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Berdasarkan rapor pendidikan dan keluhan pendidik, ditemukan bahwa kurangnya minat baca dan tidak tepatnya media pembelajaran menjadi faktor penyebab utama. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca peserta didik dengan pendekatan teknologi pembelajaran berbasis augmented reality (AR). Kegiatan dilaksanakan melalui tiga tahap: persiapan, pelatihan, dan evaluasi, melibatkan peserta didik sekolah dasar di SIKL selama tiga bulan. AR digunakan sebagai media visual interaktif untuk menampilkan materi bacaan secara imersif dan multimodal. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan AR mampu meningkatkan motivasi membaca, pemahaman bacaan, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan. Evaluasi menunjukkan 78% peserta didik mengalami peningkatan signifikan dalam pemahaman membaca. Selain itu, pendidik juga mampu menciptakan suasana kelas yang lebih kondusif dan aktif. Kolaborasi antara pengembang media, pendidik, dan institusi pendidikan menjadi faktor penting dalam keberhasilan program. Program ini menunjukkan potensi teknologi sebagai solusi transformatif dalam pendidikan literasi serta dapat direplikasi pada konteks serupa.