Ghazali, Achmad
School of Business and Management, Institut Teknologi Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Destination Country of Field Trip Analysis to Improve Student Cultural Intelligence (CQ) Ghazali, Achmad; Putranto, Nur Arief Rahmatsyah; Nuraeni, Shimaditya; Prasetyanti, Layung Anindya; Pangestu, Aria Bayu
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2019.18.3.4

Abstract

Abstract. Cultural Intelligence (CQ) is a type of intelligence that can affect someone performance when they work in multi-cultural context. Therefore, university should help their students in increasing their CQ. There are a lot of method that can be used in increasing students’ CQ. One of them is field trip to another country. However, to have optimal effect from this method, chose destination country is an important aspect that must be considered. This research tried to find the suitable destination country by sending students to visit three different countries which were chosen based on the level of national culture similarities based on Hofstede model. The CQ of students was measured before and after the field trips and then the result was compared. The result showed that destination country with similarities in their national culture can give more impact in increasing both students’ CQ and the cognitive aspect of CQ.Keywords: Cultural intelligence, field trip, destination country, hosftede, national culture Abstrak. Kecerdasan kultural (CQ) adalah salah satu jenis kecerdasan yang dapat memengaruhi kinerja seseorang ketika bekerja dalam kontks multibudaya. Karena itu, universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi harus membantu siswa dalam meningkatkan CQ. Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan CQ siswa, salah satunya adalah karyawisata ke negara lain. Namun, untuk memeroleh hasil optimal dari metode tersebut, pemilihan negara tujuan menjadi komponen yang penting untuk diperhatikan. Penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi negara tujuan seperti apa yang sesuai dengan mengirimkan siswa ke tiga negara yang memiliki tingkat kultur nasional yang berbeda berdasarkan model Hosftede. CQ siswa diukur sebelum keberangkatan dan setelah keberangkan dan dilakukan komparasi terhadap hasil tersebut. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa negara tujuan yang memiliki kemiripian kultural nasional yang serupa dapat memberikan dampak optimal pada peningkatan CQ siswa, terutama komponen kognitif.Kata kunci: Kecerdasan kultural, karyawisata, negara tujuan, hosftede, budaya nasional
Community of Practice (COP) on Waste Management Learning Activities: Case Study on Kawasan Bebas Sampah (KBS) Bandung Sunarti, Sunarti; Tjakraatmadja, Jann Hidajat; Ghazali, Achmad; Rahardyan, Benno
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2020.19.1.3

Abstract

Abstract. In order to handle municipal waste problems, Bandung City government launched a program called KBS (Kawasan Bebas Sampah), an area where decentralized waste management through residents' active participation be encouraged. Because residents' willingness to participate and proper skill to manage waste are pivotal, KBS has a number of social learning activities through direct interactions to intensively share knowledge and skill, such as why they should manage waste and how they can manage it properly. The program contains official cadres concerning to their environment, local leaders and residents in the area, guided with a mentor as the expert. They conduct learning activities through various interactions for the members to get educated. As learning activities are important to support KBS program successfulness, it is crucial to evaluate the learning activities system using a suitable concept. We hypothesized that Community of Practice (CoP) concept fits the learning activities system in KBS program since collective learning concerning shared problem for better practice is the core activity in the program. Using interview technique for data collection, we concluded that learning system in KBS program we chose as case study can be considered as a CoP with some problems identified. Some suggestions are given for improvements.Keywords: KBS Program, kawasan bebas sampah, community of practice (cop), waste management, collective learning activitiesAbstrak. Untuk menangani masalah sampah kota, Pemerintah kota bandung meluncurkan sebuah program yang disebut KBS (Kawasan Bebas Sampah), sebuah wilayah yang dipilih untuk menerapkan sistem desentralisasi pengelolaan sampah dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Karena pentingnya kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi secara sukarela dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah, KBS memiliki berbagai aktivitas belajar masyarakat melalui interaksi langsung yang ditujukan untuk membagi pengetahuan dan keterampilan intensif, terkait pengetahuan yang dibutuhkan, seperti misalnya alasan mengapa harus melakukan pengelolaan sampah dan bagaimana pengelolaan dilakukan. Program tersebut terdiri dari kader-kader lokal yang peduli lingkungan, pimpinan wilayah, warga, dan seorang mentor yang berperan sebagai ahli. Terdapat berbagai aktivitas belajar yang diadakan melalui bermacam interaksi yang ditujukan untuk para anggotanya. Karena aktivitas belajar penting untuk mendukung kesuksesan program KBS, perlu dilakukan evaluasi pada sistem aktivitas pembelajaran menggunakan konsep yang sesuai. Dalam penelitian ini digunakan hipotesis bahwa konsep komunitas praktis (CoP) sesuai dengan sistem aktivitas pembelajaran yang dilakukan karena aktivitas kunci didalamnya adalah pembelajaran bersama yang berfokus pada permasalahan yang sama bagi anggota untuk peningkatan praktik. Menggunakan teknik wawancara dalam pengumpulan data, disimpulkan bahwa sistem pembelajaran dalam program KBS yang dipilih sebagai studi kasus dapat dianggap CoP dengan beberapa permasalahan teridentifikasi. Terdapat beberapa saran yang diberikan untuk perbaikan.Keywords: Program KBS, kawasan bebas sampah, komunitas praktik (cop), pengelolaan sampah, aktivitas pembelajaran bersama