Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISA EFISIENSI THERMAL BOILER TIPE CIRCULATION FLUIDIZED BED DI PLTU 3x10MW Jihan Syalsabila; Hendradinata , Hendradinata; Fenoria Putri; Safe’i, Safe’i; Siproni, Siproni; HB, Indra
MACHINERY Jurnal Teknologi Terapan Vol. 4 No. 3 (2023): Machinery: Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10122406

Abstract

The need for electrical energy is increasing with economic growth. One of the government's efforts to increase electricity production is with the existence of Steam Power Plants. Boiler or steam generator a tool utilized to generate steam which consists of two important components, namely a heating system to generate heat from burning fuel and a system that converts water into steam. The percentage of boiler performance is the percentage of energy absorbed by the steam boiler with fuel input energy. Boiler performance greatly affects the performance of a PLTU where the use of fuel affects the steam produced. This research was carried out using the direct method by taking daily boiler log sheet data for 2 months, namely April and May, using coal calorific values, namely 5615 kcal/kg and 5654 kcal/kg. The results, the highest boiler efficiency was 55.95% with a calorific value of 5654 coal while the lowest boiler efficiency was 36.29% with a calorific value of 5615 kcal/kg. From the results obtained, it can be concluded that the steam flow rate is not constant and the excessive use of fuel causes boiler efficiency to experience conditions that are not optimal. The calorific value of coal is affected by the water content contained in the coal. The higher the water content, the more energy is required for the coal burning process.
PENGARUH PROSES PENGECORAN TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS PADA BALING-BALING PERAHU MOTOR Siproni, Siproni; Rasid, Muhammad; Seprianto, Dicky; Yahya, Yahya
AUSTENIT Vol. 10 No. 1 (2018): AUSTENIT: April 2018
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.451 KB)

Abstract

Perahu Motor ( Motor Ketek ) merupakan alat transportasi air yang sangat penting di daerah Sumatera Selatan, khususnya Kota Palembang. Di antara sekian banyak komponen yang ada pada Prahu motor adalah baling-baling (propeller), karena dengan menggunakan baling-baling inilah Prahu motor akan dapat bergerak, bahkan melaju dengan kecepatan yang tinggi. Kebanyakan baling-baling (propeller) yang digunakan sebagai penggerak Perahu motor dibuat dari bahan kuningan (brass) atau paduan aluminium (aluminum alloy), yang masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kuningan mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan aluminium, akan tetapi kuningan mempunyai kekuatan mekanis yang lebih besar bila dibandingkan dengan aluminium. Salah satu kesamaan dari kedua material tersebut yaitu anti korosi dan mudah dituang/dicor. Proses pengecoran pada baling-baling dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu pengecoran dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari pasir (sand casting) dan dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari logam (die casting). Dari kedua metode di atas, metode sand casting paling banyak digunakan, oleh karena proses pembuatan cetakan yang mudah dan murah. Sedangkan metode die casting jarang digunakan, oleh karena proses pembuatan cetakan yang rumit. Di Sumatera Selaatan Khusus kota Palembang, pembuatan baling-baling (propeller) banyak dikerjakan oleh industri kecil dengan kapasitas yang masih rendah dan tidak kontinyu (tergantung pesanan). Dari beberapa industri kecil pembuat baling-baling, maka kebanyakan  proses pengecoran yang dilakukan dengan menggunakan metode sand casting. Sedangkan metode die casting digunakan hanya apabila ada pesanan khusus. Proses pengecoran dengan metode sand casting biasanya menghasilkan baling-baling yang kurang baik, misalnya permukaan kasar dan sering terjadi keropos. Hal ini disebabkan oleh karena sifat pasir cetak yang kasar dan mengandung air. Sedangkan pada die casting, kemungkinan di atas tidak akan terjadi, oleh karena permukaan cetakan yang halus dan cetakan tidak mungkin mengandung air. Dengan hasil yang demikian tadi maka sifat-sifat mekanis pada baling-baling juga akan berbeda. Diantara beberapa sifat mekanis yang penting adalah kekerasan (hardness), kekuatan Tarik  dan laju perambatan retak (crack growth rate). Kekerasan sangat diperlukan pada baling-baling oleh karena untuk mempertahankan keausan dari gesekan-gesekan dengan air atau partikel lain. Sedangkan sifat perambatan retak juga diperlukan oleh karena untuk memperlambat terjadinya retak/patah akibat adanya tumbukan dengan benda lain. Oleh karena itu penting sekali untuk mengetahui seberapa besar pengaruh proses pengecoran terhadap sifat-sifat mekanis tadi. Pada material aluminium untuk pembuatan baling-baling motor ketek proses pembentukkan menggunakan cetakan pasir dan cetakan logam tidak terlalu berpengaruh secara siknifikan terhadap kekuatan mekanisnya, tetapi untuk proses pencetakan dengan cetakan pasir mempunyai sifat mekanis yang lebih baik  dari cetakan logam yaitu . 76,187 MPa untuk Tensile Streng dan 53,836 HB untuk kekerasan. Untuk Material Kuningan untuk pembuatan baling-baling motor ketek proses pembentukan dengan menggunakan cetakan yang berbeda mempunyai pengaruh yang cukup siknifikan, dimana proses dengan menggunakan cetakan pasir mempunyai sifat mekanis yang lebih baik dari cetakan logam yaitu 343,495 MPa untuk untuk tensile streng dan 84,365 HB untuk kekerasan.