Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROPORSI STRES DAN GEJALA PSIKOSOMATIK PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA DENPASAR Deantri, Fanny; Sawitri, Anak Agung Sagung
JURNAL BIOS LOGOS Vol 10, No 1 (2020): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.10.1.2020.27465

Abstract

PROPORSI STRES DAN GEJALA PSIKOSOMATIK PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA DENPASAR(Proportion of Stress and Psychosomatic Symptoms in Twelfth Grade High School Students in Denpasar City)                                   Fanny Deantri*), Anak Agung Sagung Sawitri**)Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar*Email: deantrif@hotmail.com**Email: sawitri56@hotmail.com (Article History: Received 20-01-2020; Revised 25-02-2020; Accepted 27-02-2020) ABSTRAKSiswa kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki kecenderungan untuk mengalami tekanan emosional dan psikologis atau stres yang disebabkan karena faktor akademis maupun faktor lainnya. Stres yang tidak ditangani dengan baik dapat bermanifestasi dalam bentuk gejala-gejala fisik yang disebut sebagai gejala psikosomatik. Gejala psikosomatik ini kerap kali tidak disadari sehingga sering terjadi berulang kali meski sudah diberikan pengobatan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung proporsi stres dan gejala psikosomatik pada siswa kelas XII SMA serta kedua keluhan tersebut pada saat yang bersamaan. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS) 42 dan kuesioner yang diadaptasi dari Psychosomatic Symptoms Scale for Child and Adolescents yang dibagikan kepada subjek penelitian di SMA Negeri 1 Denpasar, SMA Negeri 2 Denpasar, dan SMA Negeri 3 Denpasar pada bulan Oktober–November 2019. Sebanyak 67 (32,2%) dari 208 sampel yang mengaku mengalami stres dan terdapat 158 (76%) subjek penelitian yang mengalami gejala psikosomatik. Subjek penelitian yang mengaku mengalami stres dan juga mengalami gejala psikosomatik dijumpai sebanyak 48 (71,6%).
Efek Samping Akut dan Kualitas Hidup Pasien Kanker Kepala dan Leher yang Menjalani Radioterapi Di Bali, Indonesia Sukarno, Vania; Ganapati, Ngakan Putu Daksa; Deantri, Fanny
E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 2 (2024): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2024.V13.i02.P14

Abstract

Latar Belakang: Radioterapi merupakan modalitas terapi kanker kepala dan leher yang membunuh sel kanker dengan gelombang radiasi. Selain merusak sel kanker, radioterapi juga merusak sel tubuh yang sehat di sekitar jaringan target. Kerusakan sel-sel tubuh yang sehat menyebabkan efek samping toksisitas dari radioterapi. Efek samping radioterapi menyebabkan penurunan kualitas hidup pada pasien yang menjalani radioterapi. Seiring kemajuan teknologi, ada banyak jenis alat teleterapi yang dikembangkan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efek samping akut dan kualitas hidup pasien yang menjalani radioterapi dengan peralatan yang berbeda; Cobalt-60 dan LINAC (Akselerator Linear). Pasien dan Metode : Penelitian observasional analitik, dilakukan pada pasien kanker kepala dan leher yang menjalani radioterapi antara Januari 2020 dan Juli 2022 di bagian radioterapi, RSUP Prof. Dr. IGNG Ngoerah , Bali . Kami mengukur kualitas hidup pasien dengan kuesioner EORTC QLQ-C30 dan efek samping akut dengan penilaian RTOG. Nilai rata-rata dan perbandingan kedua alat teleterapi dinilai menggunakan tabulasi silang dan dianalisis dengan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 26.0. Hasil : Penelitian ini menerima 52 pasien (35 LINAC dan 17 Cobalt-60) yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Partisipan penelitian ini sebagian besar berusia 49-60 tahun (50%), berjenis kelamin laki-laki (63,7%), lokasi kanker utama di nasofaring (84,6%), dan stadium prognosis 4A (57,7%). Perbandingan antara kedua kelompok menunjukkan nilai p >0,05 pada efek samping akut dan kualitas hidup. Sebagian besar pasien mengalami efek samping RTOG Tingkat 1 pada kulit, kelenjar ludah, faring dan esofagus, serta laring. Kelompok LINAC memiliki persentase yang lebih tinggi (94,3%) dari kondisi umum "baik" dibandingkan dengan kelompok Cobalt 60 (76,5%). Skala fungsi terendah berdasarkan EORTC QLQ-C30 adalah fungsi peran (51,9 ± 31,8), dan skor skala gejala tertinggi adalah kelelahan (50,0 ± 31,2). Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan bermakna efek samping akut dan kualitas hidup pasien yang menjalani radioterapi dengan teleterapi LINAC dan Cobalt-60. Namun, kelompok LINAC memiliki persentase kondisi umum “baik” yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok Cobalt-60. Kata kunci: Cobalt-60, LINAC, Efek Samping Akut, Kualitas Hidup, Radioterapi.
Maternal-related factors associated with development and improvement of peripartum cardiomyopathy and therapeutic outcomes of bromocriptine Pradnyaandara, I Gusti Bagus Mulia Agung; Mulyana, Ryan Saktika; Sutedja, Jane Carissa; Jagannatha, Gusti Ngurah Prana; Wibawa, I Bagus Satriya; Deantri, Fanny; Pradnyana, I Wayan Agus Surya; de Liyis, Bryan Gervais
Majalah Obstetri & Ginekologi Vol. 32 No. 2 (2024): August
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mog.V32I22024.112-127

Abstract

HIGHLIGHTS Younger age, black race, normotension, and multiparity indicate a poorer prognosis for peripartum cardiomyopathy recovery, while bromocriptine therapy reduces adverse events.   ABSTRACT Objectives: This study aimed to fill the significant knowledge gap regarding peripartum cardiomyopathy (PPCM), a heart failure phenotype linked to pregnancy. The main objectives were to explore the factors influencing the development and progression of PPCM and to assess the outcomes of bromocriptine.Materials and Methods: Systematic search across PubMed, ScienceDirect, and Cochrane Library identified studies until December 2022. This study includes non-randomized prospective and retrospective studies, as well as relevant randomized controlled trials. Risk factors were compared between the recovered and non-recovered PPCM groups, and bromocriptine therapy outcomes were evaluated against standard heart failure treatment as the primary endpoint.Results: The analysis included 24 observational studies and 1 randomized controlled trial involving 1,651 PPCM patients; 9 studies evaluating the outcomes of bromocriptine therapy. The most prevalent factors were caesarean delivery (proportion=53%, 95%CI=41%-66%) and anemia (proportion=51%, 95%CI=38%-65%). Non-recovered patients were younger (MD=-1.04 years old, 95%CI=-1.82-(-0.27), p=0.008) and predominantly black (RR=1.82, 95%CI=1.43-2.31, p <0.001). Hypertensive disorders and primiparity were found less among non-recovered patients (RR=0.73, 95%CI=0.60-0.88, p=0.001; RR=0.81, 95%CI=0.66-0.99, p=0.04, respectively). Non-recovered patients also exhibited higher baseline serum creatinine levels, lower LVEF, larger left ventricular end-systolic diameter (LVESD), larger left ventricular end-diastolic diameter (LVEDD), and lower fractional shortening (all P-values<0.05). Furthermore, bromocriptine significantly reduced major adverse cardiac events (MACE), mortality, and increased LVEF (all P-values<0.05).Conclusion: Younger maternal age, black race, absence of hypertension, and multiparity are associated with poorer prognosis for PPCM recovery. Bromocriptine therapy demonstrates superior benefits in reducing adverse events in PPCM.