Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Desain Ipal Komunal Limbah Domestik Perumahan Sukolilo Dian Regency dengan Teknologi Constructed Wetland Prakoso, Dandy; Tangahu, Bieby Voijant
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3140

Abstract

Constructed wetland merupakan  sistem  pengolahan  terencana atau terkontrol yang telah didesain dan dibangun menggunakan proses alami yang  melibatkan  vegetasi,  media,  dan  mikroorganisme  untuk  mengolah  air  limbah domestik. Constructed wetland cocok untuk diterapkan di perumahan, sehingga teknologi ini cocok menjadi alternatif pengolahan limbah domestik. Perumahan Sukolilo Dian Regency (SDR) merupakan salah satu perumahan yang belum memiliki IPAL untuk mengolah greywater, sehingga teknologi ini bisa diterapkan di perumahan ini untuk meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan. Perencanaan sistem IPAL di Perumahan SDR mempertimbangkan aspek kuantitas dan kualitas air limbah domestik yang dihasilkan setiap harinya. Kualitas air limbah domestik menunjukkan nilai COD 320 mg/L; BOD 123 mg/L; dan TSS 60 mg/L. Sedangkan kuantitas air limbah menunjukan 453 m3/hari. Kemudian dilakukan analisis perhitungan masing-masing unit IPAL yang akan direncanakan di perumahan SDR agar sesuai dengan kriteria baku mutu pergub jatim no. 72 tahun 2013. Sistem IPAL direncanakan terdiri dari unit bak ekualisasi, Subsurface Flow Constructed Wetland dengan tanaman cattail, dan kolam indikator. Hasil perencanaan menunjukkan efisiensi pengolahan seluruh sistem untuk COD, BOD, dan TSS masing-masing sebesar 86%, 80%, dan 46%, dengan efisiensi tersebut effluent limbah cari IPAL telah memenuhi baku mutu yang ditentukan. Biaya investasi seluruh sistem constructed wetland diperkirakan sebesar Rp 5.926.417.781. Perencanaan ini menghasilkan panduan untuk operasional dan perawatan.
Perencanaan Reed-bed dalam Pengolahan Air Limbah Domestik Menggunakan Tanaman Canna indica (Studi Kasus: Rusunawa Penjaringan Sari 1 dan 2) Rinda Meylia Widyasari; Bieby Voijant Tangahu
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.837 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16473

Abstract

Rusunawa Penjaringan Sari 1 dan 2 merupakan rumah susun sederhana sewa yang terdapat di Surabaya dan terletak di Jalan Penjaringan Sari, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Sebagai konsekuensi darikegiatan yang terdapat di rumah susun maka dihasilkan limbah domestik yang berupa black water dan grey water. Kualitas air limbah domestikyang berasal dari efluen tangki septik dan grey water memiliki konsentrasi BOD 191 mg/L, COD 311 mg/L, dan TSS 127 mg/L.Sedangkan kuantitas air limbahnya sebesar 258 m3/hari.  Berdasarkan Pergub Jatim No 72 Tahun 2013 Baku Mutu Air Limbah Domestik [Permukiman (Real Estate), RumahMakan (Restoran), Perkantoran, Perniagaan, Apartemen, Perhotelan dan Asrama], kadar polutan di Rusunawa Penjaringan Sari 1 dan 2 masih melampaui baku mutu. Oleh sebab itu diperlukan suatu perencanaan unit pengolahan air limbah domestik dari efluen tangki septik dan grey water di Rusunawa Penjaringan Sari 1 dan 2 sebelum memasuki saluran drainase umum.Pada perencanaan ini digunakan reed-bed tipe sub-surface horizontal flow denganmenggunakan Canna indica (Tanaman kana) dan media gravelly sand. Unit pengolahan air limbah domestik di Rusunawa Penjaringan Sari 1 dan 2 akan dilengkapi dengan bak ekualisasi, reed-bed, dan bak penampung. Berdasarkan kualitas dan kuantitas air limbah diRusunawa Penjaringan Sari 1 dan 2 direncanakan dimensi dari 2 reed-bed masing-masing yaitu 9 m x 71 m,atau seluas 1278 m2. Hasil perencanaan menunjukkan efisiensi BOD,COD, dan TSS masing-masing sebesar 86%, 89%, dan 84% pada waktu detensi satuhari.
Kajian Kecukupan Ruang Terbuka Hijau Publik untuk Menyerap CO2 Udara Ambien dari Transportasi Darat di Jalan Perak Barat dan Jalan Perak Timur, Surabaya Merry Juita Pasaribu; Bieby Voijant Tangahu
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.215 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17513

Abstract

Jalan Perak Barat dan Jalan Perak Timur adalah akses utama menuju Pelabuhan Tanjung Perak yang merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya mencatat bahwa pada tahun 2014 terdapat 32.155.740 kegiatan arus barang dan penumpang angkutan laut luar negeri serta dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Perak. Angka tersebut mengindikasikan bahwa banyak kendaraan umum maupun kendaraan berat yang mengakses Jalan Perak Barat dan Jalan Perak Timur. Selain itu, Jalan Perak Barat dan Perak Timur juga merupakan jalan penting bagi pengendara transportasi darat yang berasal atau hendak menuju Jalan Tol Gempol – Surabaya. Banyaknya jumlah kendaraan di jalan ini mengakibatkan tingginya beban emisi CO2­­­ yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik pada median jalan dan pinggir jalan untuk mengetahui kecukupan RTH Publik dalam menyerap CO2 pada udara ambien yang berasal dari transportasi darat.   Kajian dilakukan dengan melakukan traffic counting pada saat jam puncak untuk mengetahui beban emisi CO2 maksimum yang dihasilkan selama enam hari, lima hari weekday dan satu hari weekend. Selanjutnya dengan Metode Model Box diketahui CO2 yang terdapat pada udara ambien. Untuk mengetahui daya serap RTH Publik eksisting maka perlu didata jenis pohon dan semak pada median dan pinggir jalan.   Jumlah kendaraan yang sejenis di setiap titik traffic counting saat weekday pada jam puncak tidak menunjukkan jumlah yang berbeda. Namun saat weekend jumlah kendaraan yang sejenis lebih sedikit terutama kendaraan berat. Dari hasil analisis data didapatkan bahwa dengan kondisi eksisting, RTH Publik sudah menyerap CO2 pada udara ambien dari transportasi darat secara optimal. Sampai tahun 2021, apabila kondisi RTH Publik tetap sama maka CO2 masih dapat terserap optimal.
Fitoremediasi Air yang Tercemar Limbah Laundry dengan Menggunakan Kayu apu (Pistia stratiotes) Dea Ghiovani Raissa; Bieby Voijant Tangahu
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.74 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25092

Abstract

Dampak negatif dari limbah laundry yaitu adanya pencemar limbah cair yang dihasilkan dari sisa proses pencucian baju sehingga menyebabkan kekeruhan dan menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air yang akan mengakibatkan eutrofikasi. Tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kayu apu.  Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kemampuan tumbuhan Kayu apu (Pistia stratiotes)  dalam menurunkan kandungan organik dalam limbah laundry dan menentukan kerapatan yang optimum pada tumbuhan Kayu apu (Pistia stratiotes) terhadap penurunan limbah laundry. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  tumbuhan Kayu apu mampu menyisihkan BOD sebesar 98% atau setara dengan 6 mg/L, COD sebesar 96% atau setara dengan 17 mg/L, fosfat sebesar 99% atau setara dengan 0,07 mg/L pada kerapatan 35 mg/cm2 . Dalam penelitian ini kerapatan tumbuhan yang digunakan yaitu 14 mg/cm2, 25 mg/cm2, 35 mg/cm2. Dari hasil penelitian didapat, tumbuhan Kayu apu dengan kerapatan 35 mg/cm2 memiliki efisiensi  removal yang tertinggi.
Potensi Emisi Gas Rumah Kaca pada Boezem Morokrembangan Tanjung Mega Dwi Puspita; Bieby Voijant Tangahu
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.137 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.28696

Abstract

Boezem Morokrembangan merupakan salah satu Boezem terbesar di Kota Surabaya yang terletak di Kecamatan Krembangan di wilayah Surabaya bagian Utara. Air influen Boezem Morokrembangan bagian selatan berasal dari Sungai Greges dan Purwodadi. Besarnya kapasitas tampungan air Boezem Morokrembangan menyebabkan akumulasi bahan organik akibat air limbah domestik yang berasal dari Sungai Greges dan Sungai Purwodadi. Proses degradasi bahan organik secara anaerobik pada Boezem Morokrembangan menghasilkan gas rumah kaca yaitu CO2 dan CH4. Penelitian ini dilakukan dalam skala lapangan dan laboratorium. Data primer untuk penelitian lapangan yaitu data debit Boezem Morokrembangan. Pada penelitian laboratorium data primer diambil dari analisa parameter kualitas air yaitu BOD, COD, MLSS, MLVSS. Data sekunder yang digunakan meliputi data dimensi Boezem Morokrembangan. Prakiraan emisi CO2 dan CH4 pada Boezem Morokrembangan berdasarkan model persamaan dari US. EPA tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan Boezem Morokrembangan menghasilkan produksi gas CO2 sebesar 5,83 ton CO2/hari sedangkan gas CH4 sebesar 2,301 ton CH4/hari.
Studi Literatur Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Kromium di Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto Menggunakan Bakteri Azotobacter S8 dan Bacillus substillis Muhammad Awaluddin; Bieby Voijant Tangahu
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.54695

Abstract

Kromium banyak digunakan pada industri electroplating, industri logam, industri tekstil, dan penyamakan kulit juga pada pupuk dan pestisida. Pemetaan konsentrasi kromium pada tanah di wilayah Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto menunjukkan bahwa seluruh tanah mengandung konsentrasi kromium melebihi baku mutu TK-C PP 101 Tahun 2014 yang artinya tercemar dan wajib dikelola. Bioremediasi merupakan salah satu alternatif pengolahan yang dapat digunakan karena relatif lebih ramah lingkungan serta dapat memperbaiki sebuah lahan tercemar secara menyeluruh. Bacillus subtilis dan Azotobacter S8 merupakan bakteri yang resisten dan dapat digunakan sebagai agen bioremediasi logam berat kromium. Studi literatur ini mengkaji berbagai pustaka yang berkaitan dengan kromium, pencemaran tanah oleh kromium, bioremediasi, bakteri Azotobacter S8 dan Bacillus subtillis serta Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Hasil tabulasi pustaka digunakan untuk menganalisis dan membahas penyelesaian dari permasalahan studi kasus di Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Hasil dari studi literatur ini yaitu potensi kontaminasi kromium pada tanah di Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto diakibatkan sektor pertanian sebesar 57,2% dan sektor industri berpotensi 23,6% terhadap luas total Kecamatan Jetis. Kemampuan degradasi kromium pada tanah oleh bakteri Bacillus subtillis lebih baik dari bakteri Azotobacter S8 yaitu sebesar 95-98% dengan konsentrasi dan waktu kontak yang sama. Prioritas remediasi pada Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto dilakukan pada Desa Mojojeblak menggunakan teknik bioremediasi in-situ dengan bioaugmentasi bakteri Bacillus subtillis selama 14 hari dan volume bakteri yang dibutuhkan sebesar 372,6 m3.
Studi Literatur Kemampuan Tumbuhan Salvinia molesta dan Salvinia natans Terhadap Penyerapan Fe dan Mn pada Pengolahan Air Asam Tambang Rifki Adhi Saputra; Bieby Voijant Tangahu
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.54696

Abstract

Kegiatan pertambangan mengakibatkan perubahan lingkungan yang dapat berdampak pada kualitas air tanah dan air permukaan. Air asam tambang merupakan air yang berasal dari pengaliran tambang yang berpotensi mencemari badan perairan jika tidak dikelola dan dikontrol dengan baik. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan studi literatur tentang pengolahan limbah air asam tambang. Studi literatur ini bertujuan menentukan kemampuan tumbuhan Salvinia molesta dan Salvinia natans sebagai penyerapan logam (Fe dan Mn) yang dapat digunakan pada pengolahan air asam tambang berdasarkan literatur dan menentukan efisiensi removal tumbuhan Salvinia molesta dan Salvinia natans berdasarkan studi kasus yang diambil. Tumbuhan yang digunakan dalam studi literatur ini adalah Salvinia molesta dan Salvinia natans. Tumbuhan ini dapat digunakan untuk pengolahan limbah karena tingkat pertumbuhannya yang tinggi dan kemampuannya untuk menyerap hara langsung dari air limbah. Selain itu, tumbuhan ini dapat bertahan hidup di lingkungan tercemar dan cocok dimanfaatkan untuk fitoremediasi air tercemar. Studi kasus yang diambil adalah pengolahan air asam tambang pada PT. Semesta Centramas (Balangan Coal) Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan literatur fitoremediasi, S.molesta dapat menurunkan kadar Fe dan Mn hingga 29% dan 73%. S.natans mampu menurunkan kadar Fe dan Mn hingga 56% dan 69%. Sedangkan jika disesuaikan pada studi kasus pada air asam tambang yang memiliki kadar Fe 23,12 mg/L dan Mn 25,5 mg/L, S. molesta dan S. natans membutuhkan efisiensi removal sebesar 69,7% dan 84,3% untuk menurunkan Fe dan Mn supaya mencapai baku mutu.
Uji Penurunan Kandungan COD, BOD pada Limbah Cair Pewarnaan Batik Menggunakan Scirpus Grossus dan Iris Pseudacorus dengan Sistem Pemaparan Intermittent Bieby Voijant Tangahu; Dwi Agustiang Ningsih
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 8 No. 2 (2016): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol8.iss2.art6

Abstract

Mostly, batik industrial wastewater is produced from batik coloring process. One of this batik industry is located in Jetis, Sidoarjo since 1675. The wastewater produced from the coloring process in this location is directly dumped to Jetis river or drainage system around the area. One of the effective, efficient, and not costly wastewater treatment is by using phytotreatment process.Plants used in this research are Scirpus grossus and Iris pseudacorus. Both of this plants can grow in polluted environment and suitable to be used in wastewater treatment process. Moreover, both of these plants are semi aquatic plant that can grow in both wet and dry condition. Intermittent exposure system can be applied to increase the efficiency of the phytotreatment process for batik industry wastewater. This system connects plant and wastewater periodically through flood and drain cycle (F/D). This exposure can increase redox condition, so it can increase removal efficiency.The study variables used in this research are species variation of plants Scirpus grossus and Iris pseudacorus (single plant or combined plant) and intermittent exposure system variation, which is F/D 2:1 and F/D 1:2. The Primary parameter of this research is the concentration reduction of BOD, COD, and color. The secondary parameter such as plant morphology, wet weight, and dry weight, pH, and temperature.Preliminary research that has been done for this research is plant acclimatization and range finding test to determine the wastewater concentration. Phytotreatment test is conducted for 18 days in intermittent phase. The result shows that the best variable to remove pollutant is combined plant reactor with intermittent exposure of F/D 2:1 is able to remove 89% of COD and 97% of BOD.
The Degradation of BOD and COD of Batik Industry Wastewater Using Egeria densa and Salvinia molesta Bieby Voijant Tangahu; Adistie Prestiani Putri
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2017): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol9.iss2.art2

Abstract

Batik industry wastewater is derived from the coloring and wax removal (pelorodan) processes. The treatment for batik wastewater can be made simple and cheap using phytotechnology principle. One of phytotechnology principles is by treating the wastewater using plants as phytotreatment agents which will absorb the pollutants in wastewater. The plants used in this study were Egeria densa and Salvinia molesta and the study used a laboratory-scale reactor in batch systems. The first performed step was acclimatization and then continued by Range Finding Test (RFT). The RFT result would give the value of pollutant’s concentration to be used in the next step of the study, phytoremediation test. Phytoremediation test was conducted for 17 days. The studied parameters were Biochemical Oxygen Demand (BOD) and Chemical Oxygen Demand (COD). The result showed that the single reactor of Egeria densa reached the highest efficiency to reduce BOD and COD from thecoloring wastewater, with the efficiency of 93% for BOD and 95% for COD or equal to 94.4 mg BOD/ L and 392.2 mg COD/L. For wax removal wastewater, the lowest concentrations of BOD and COD were reached in reactor with single species of Salvinia molesta within 17 days which were 99% or equivalent to 1693.1 mg BOD/L and 4338.5 mg COD/L.
Range Finding Test of Scirpus Grossus on Aluminium and Iron Contaminated Soil Anindita Sari Pertiwi; Ipung Fitri Purwanti; Bieby Voijant Tangahu; Setyo Budi Kurniawan
IPTEK The Journal of Engineering Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23378557.v5i1.a5012

Abstract

High concentration metal in soil may cause pollution. Particularly for aluminium and iron in soil. Even though these substances are necessary micro-substances for plants, but if the soil has it in high concentration, it will cause more complex environmental problem. These two metals were found in high concentration in soil near the small Industry Environment that recycled aluminium in Jombang Regency, East Java. High concentration also caused soil contamination, thus treatment towards the land was needed. One of the best solutions to overcome land contamination was phytoremediation. Scirpus grossus, to date, is the most widely used wild plant which has the ability in remediating metal pollutant in soil. Before treating metal on soil, toxicity test needed to be done beforehand. Toxicity test was done using Range Finding Test (RFT) method for 7 days using reactors with each filled with 5 kg of soil and 4 plants. RFT was done in different concentration composition between Al:Fe. The load variation (mg/kg) of Al:Fe in the reactors were 10.000:0, 5.000:50, 500:500, 50:5.000, 0:10.000 and control reactor. The result obtained after 7 days were that Scirpus grossus plant could survive in pollution load of Al:Fe 500:500 (mg/kg) with 75% percentage of living plants.