Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sektor Unggulan dan Kemiskinan di Provinsi Aceh Sitorus, Agnes Vera Yanti; Utami, Lidya Putri
Bappenas Working Papers Vol 6 No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47266/bwp.v6i2.209

Abstract

Proses pemulihan ekonomi pasca konflik Aceh dan bencana alam tsunami tahun 2004 masih menyisakan tingkat kemiskinan yang tinggi dibanding provinsi lainnya di Pulau Sumatera. Susenas Maret 2022 dan September 2022 menunjukkan tingkat kemiskinan di Aceh masing-masing mencapai 14,64 persen dan 14,75 persen. Pertumbuhan ekonomi, provinsi Aceh cenderung stagnan di sekitar 4 persen. Merujuk pada tujuan pertama dari 17 tujuan SDGs yaitu mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di mana pun, tak terkecuali di Aceh, penanganan kemiskinan mestinya menjadi prioritas pembangunan. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi permasalahan serta potensi pemecahan masalah kemiskinan di Aceh. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi potensi ekonomi di Provinsi Aceh, permasalahan tenaga kerja, serta permasalahan ekonomi dan sosial lainnya yang menghambat pengentasan kemiskinan. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik dan Bappenas. Metode penelitian adalah analisis Tabel Input-Output Aceh 2016 untuk mengidentifikasi potensi ekonomi serta melakukan simulasi pengentasan kemiskinan di Provinsi Aceh. Hasil simulasi menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan ekstrim Aceh dapat dikurangi secara signifikan mulai tahun 2033 hanya jika tingkat pertumbuhan ekonomi Aceh dapat mencapai 5 persen setiap tahun, ceteris paribus. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah perlu memperbaiki tata kelola pemerintahan, memperbaiki iklim investasi, memberdayakan masyarakat melalui peningkatan kinerja sektor unggulan. Sektor-sektor unggulan di provinsi Aceh antara lain industri makanan dan minuman, industri kimia farmasi dan obat tradisional, kelistrikan, dan konstruksi. Secara umum, industri pengolahan merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dibanding sektor lainnya di Provinsi Aceh. Pengembangan industri pengolahan khususnya subsektor unggulan, diharapkan dapat menurunkan kemiskinan dengan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Merujuk pada struktur perekonomian Aceh dan sektor unggulan Aceh, industri yang bisa dikembangkan merupakan industri yang berbasis pertanian.
Measuring Well-Being Index with Environmental in Mind: Evidence Forest Land Use in Indonesia Wahyuni, Krismanti Tri; Purwanto, Agung; Sumargo, Bagus; Sitorus, Agnes Vera Yanti; Kurniawan, Robert; Nugroho, Yoga Dwi; Syaifudin, Syaifudin
International Journal of Business, Law, and Education Vol. 5 No. 2 (2024): International Journal of Business, Law, and Education
Publisher : IJBLE Scientific Publications Community Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56442/ijble.v5i2.873

Abstract

This project aims to create an objective composite wellbeing index from the point of view of the whole by using a complete welfare methodology and suggested weightings to take into account the differences between the components. Forestry total productivity (TFP) was also compared because of the importance of the environmental component in preparing the well-being index. This study examined 64 social, economic, environmental, and institutional indicators from the BPS-Statistics Indonesia, the Ministry of Environment and Forestry, and the National Disaster Management Agency. Three primary analysis elements were highlighted in this investigation. First, PCA created a weighted index of eleven important domains. Second, it creates a well-being index model for Indonesia's environmental sustainability. Third, comparing forestry's environmental dimension to its TFP. This study found that the Indonesian wellbeing model under construction weighs environmental quality, living conditions, including housing, and happiness. Indonesia's disaster-prone locations make environmental quality important, unlike other wellbeing indices. Forest degradation has decreased the composite wellbeing index, notwithstanding other socio-economic improvements. This study stands out from past research by being the first to compare the environmental dimension with forestry total factor productivity (TFP). Deforestation significantly affects the well-being index in Indonesia.