Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Identifikasi Kandungan Boraks pada Ikan Asin di Pasar Wilayah Kabupaten Pasuruan Ramadhani, Jatmiko; Pamungkas, Pinctada Putri; Ernawati

Publisher : Fishery Product Technology Study Program, Yudharta University, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/lempuk.v2i1.4212

Abstract

Ikan asin merupakan proses pengawetan secara tradisional. Pengolahan ikan asin bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan. Proses pengawetan ini dilakukan agar ikan dapat bertahan lama. Meskipun telah dilakukan proses pengawetan, masih terdapat mikroorganisme pada ikan asin. Tak sedikit pembuat ikan asin yang menambahkan zat aditif berbahaya seperti boraks agar ikan asin lebih awet. Dikarenakan banyaknya pembuat ikan asin di wilayah Pasuruan, maka penulis tertarik untuk mengetahui ada atau tidaknya ikan asin mengandung boraks di wilayah pasuruan. Beberapa metode pengujian yang digunakan antara lain, uji boraks, dan uji kadar air. Hasil data dianalisis secara deskriptif dan diolah secara manual dengan memasukkan data ke dalam tabel deskriptif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari lima pasar yang telah dilakukan penelitian, semua sampel ikan asin negatif mengandung boraks. Ikan asin memiliki kandungan air yang beragam. Dengan kadar air rata-rata tertinggi sebesar 10,60% berasal dari pasar Purwosari dan kadar air rata-rata terendah sebesar 6,33% berasal dari pasar Nguling.
Pengaruh lama waktu perendaman larutan HCl terhadap mutu gelatin dari tulang ikan tongkol (Euthynnusaffinis) Pamungkas, Pinctada Putri; Izza, Nikmatul; Ahyar, Hamdi

Publisher : Fishery Product Technology Study Program, Yudharta University, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/lempuk.v2i2.4891

Abstract

Gelatin merupakan jenis protein yang diperoleh dengan cara mengekstraksi tulang ataupun kulit hewan. Penelitian ini bertujuan guna mengetahui pengaruh pelarut HCl dan lama waktu ekstraksi terhadap kandungan kimia gelatin. Pelarut yang digunakan HCl 5% dengan lama waktu 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96 jam. Analisa kimia yang dilakukan antara lain kadar air, kadar abu, dan nilai pH gelatin. Adapun hasilpenelitianmenunjukkanbahwahasil terbaik terdapat pada gelatin tulang ikan tongkol yakni sebesar 0,76% pada kadar air, 0,03% pada kadar abu dan 3,8 pada nilai pH.
Pengaruh Konsentrasi Temulawak (Curcuma Xanthoriza Roxb) Terhadap Karakteristik Organoleptik Kombucha Yunita Khilyatun Nisak; Nurhayati, Anis; Khurniyati, Maylina Ilhami; Pamungkas, Pinctada Putri; Laini, Silvi
Ekliptika : Jurnal Inovasi Teknologi Berkelanjutan Vol. 6 No. 1 (2025): Ekliptika : Jurnal Inovasi Teknologi Berkelanjutan (Juli)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55757/ekliptika.v6i1.578

Abstract

Temulawak (Curcuma Xanthoriza Roxb) adalah tanaman obat – obatan yang tergolong dalam suku temu – temuan (Zingiberaceae). Rimpang temulawak mengandung pati, kurkuminoid, serat kasar, abu, protein, mineral dan minyak atsiri. Kombucha merupakan produk minuman hasil fermentasi larutan teh dan gula sukrosa sebagai nutrient yang difermentasi oleh bakteri Acetobacter Xylinum dan beberapa jenis khamir lainnya yang mengubah kandungan gula menjadi asam amino essensial yang bermanfaat bagi tubuh. Berdasarkan hasil uji hedonic, kombucha temulawak yang paling disukai panelis dari segi aroma adalah kombucha temulawak dengan konsentrasi 0,2% dengan skor 2,82; rasa kombucha yang paling disukai adalah dengan temulawak konsentrasi 0,6% yang mempunyai skor 3.48 sedangkan warna kombucha yang paling disukai adalah kombucha teh dengan skor uji hedonic 3.38.
PENGARUH SUHU EKSTRAKSI TERHADAP KANDUNGAN TOTAL FENOL PADA TETES TEBU: The Effect Of Temperature Extraction On Total Phenol Content In Sugar Cane Moss Pamungkas, Pinctada Putri; Khurniyati, Maylina Ilhami; M. Khusaeri; Julaikha, Siti
JURNAL TEKNOLOGI PANGAN DAN ILMU PERTANIAN (JIPANG) Vol. 6 No. 1 (2024): JURNAL TEKNOLOGI PANGAN DAN ILMU PERTANIAN (JIPANG)
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jipang.v6i1.6001

Abstract

Molasses is a by-product of the sugar processing industry that still contains sugar and organic acids. Molasses produced by the sugar cane industry in Indonesia is known by another name, namely Molasses. The sucrose content in molasses is quite high, ranging from 48-55%. Phenolic compounds are compounds produced by plants in response to environmental stress. The components in this compound are believed to have an important role as agents for preventing and treating disorders such as arteriosclerosis, brain dysfunction, diabetes and cancer. The method used in this study is a qualitative method, namely the Sonication extraction treatment using temperature variations. The total phenolic compound content in S2 drops with a temperature treatment of 50ºC got the best results, namely 0.23%. While the lowest value was found in the S3 treatment with a temperature of 60ºC of 0.19%. The greater the total phenolic value in the molasses extract, the greater the compound content in it. concentration 0.23%.
Identifikasi Kandungan Boraks pada Ikan Asin di Pasar Wilayah Kabupaten Pasuruan Ramadhani, Jatmiko; Pamungkas, Pinctada Putri; Ernawati
Lempuk: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Vol. 2 No. 1 (2023): Juni
Publisher : Fishery Product Technology Study Program, Yudharta University, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/lempuk.v2i1.4212

Abstract

Ikan asin merupakan proses pengawetan secara tradisional. Pengolahan ikan asin bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan. Proses pengawetan ini dilakukan agar ikan dapat bertahan lama. Meskipun telah dilakukan proses pengawetan, masih terdapat mikroorganisme pada ikan asin. Tak sedikit pembuat ikan asin yang menambahkan zat aditif berbahaya seperti boraks agar ikan asin lebih awet. Dikarenakan banyaknya pembuat ikan asin di wilayah Pasuruan, maka penulis tertarik untuk mengetahui ada atau tidaknya ikan asin mengandung boraks di wilayah pasuruan. Beberapa metode pengujian yang digunakan antara lain, uji boraks, dan uji kadar air. Hasil data dianalisis secara deskriptif dan diolah secara manual dengan memasukkan data ke dalam tabel deskriptif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari lima pasar yang telah dilakukan penelitian, semua sampel ikan asin negatif mengandung boraks. Ikan asin memiliki kandungan air yang beragam. Dengan kadar air rata-rata tertinggi sebesar 10,60% berasal dari pasar Purwosari dan kadar air rata-rata terendah sebesar 6,33% berasal dari pasar Nguling.
Pengaruh lama waktu perendaman larutan HCl terhadap mutu gelatin dari tulang ikan tongkol (Euthynnusaffinis) Pamungkas, Pinctada Putri; Izza, Nikmatul; Ahyar, Hamdi
Lempuk: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Vol. 2 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Fishery Product Technology Study Program, Yudharta University, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/lempuk.v2i2.4891

Abstract

Gelatin merupakan jenis protein yang diperoleh dengan cara mengekstraksi tulang ataupun kulit hewan. Penelitian ini bertujuan guna mengetahui pengaruh pelarut HCl dan lama waktu ekstraksi terhadap kandungan kimia gelatin. Pelarut yang digunakan HCl 5% dengan lama waktu 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96 jam. Analisa kimia yang dilakukan antara lain kadar air, kadar abu, dan nilai pH gelatin. Adapun hasilpenelitianmenunjukkanbahwahasil terbaik terdapat pada gelatin tulang ikan tongkol yakni sebesar 0,76% pada kadar air, 0,03% pada kadar abu dan 3,8 pada nilai pH.
Profiling Atribut Sensori Nori Komersil Menggunakan Metode Rate-All-That-Apply (RATA) Pamungkas, Pinctada Putri; Aisyah, Siti Nur; ikerismawati, senja
Lempuk: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Vol. 3 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Fishery Product Technology Study Program, Yudharta University, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/lempuk.v3i1.5435

Abstract

Nori merupakan olahan dari rumput alga merah jenis Porphyra yang dikeringkan dengan ditambahkan bumbu pada proses pembuatannya, spesies Porphyra dalam kelompok alga merah mengandung antioksidan yang dapat menghambat penyerapan sinar UV ke jaringan sel. Karakteristik fisik nori berbentuk kering dengan warna gelap. Nori memiliki tekstur kasar disisi satu dan lembut dibagian sisi lainnya, serta bertekstur kering dengan warna hitam cerah mengkilap. Penelitian ini bertujuan guna mengetahui karakteristik nori yang berasal dari berbagai negara. Nori komersil yang digunakan berasal dari Japan, Korea dan Singapura.Profiling atribut sensori yang didapat menggunakan metode rate all that apply (RATA), atribut sensori yang dipilih didapat berdasarkan survey langsung ke konsumen dan studi literatur, sehingga didapat 14 atribut antara lain rasa asin, manis, pahir, RL, tekstur renyah, keras, rapuh, halus, tebal, warna hijau, coklat, hitam, elastisitas dan aroma RL
Upaya Pemanfaatan Limbah Ikan Senangin (Eleutheronema tetradactylum) dalam Pembuatan Stik Sebagai Sumber Pangan Bergizi wafiqotul isma; Maghfiroh, Khoirin; Pamungkas, Pinctada Putri
Lempuk: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Vol. 3 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Fishery Product Technology Study Program, Yudharta University, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/lempuk.v3i2.5978

Abstract

In an effort to reduce waste and maximize resources, the use of sengin fish waste is processed into healthy and delicious fish stick products. The aim of making fish sticks is to optimize the use of sukain fish waste which has not been used properly, reduce the environmental impact caused by fishery waste, and provide a nutritious food alternative that is economical and easily accessible to the public. This research method includes 1 sample P0 (control) using 50 grams of fish bones and 3 treatments, namely P1 with the addition of 75 grams of fish bones, P2 with the addition of 100 grams of fish bones and P3 with the addition of 125 grams of fish bones. The effect of adding fish bone meal on organoleptic tests showed that the highest average results were in treatment 1 (P1) (3.63), P2 (3.51) and P3 (3.36). In terms of color, P1 is preferred because it is not too brownish. The higher the addition of fish bones, the more dull brown the color of the stick will be. Of the flavors, P1 liked the most because the spices were more pronounced or balanced and were not disguised by the larger number of fish bones. From the aroma, P2 is more preferred because P2 provides sufficient aroma and is liked by the majority of consumers, while P1 is too low and P3 is too high in aroma intensity. In terms of texture, P1 and P2 are more preferred because there is a good balance so the results are similar and in P3 (125 grams) there is an increase in fish bone flour which can make the layers thicker or different so that they are harder