Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

DAMPAK PENDIDIKAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP SOSIAL EKONOMI DI DESA PARADO WANE KECAMATAN PARADO KABUPATEN BIMA Ariani Rosadi
Muamalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah Vol. 9 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/mu.v9i2.2015

Abstract

Pendidikan keaksaraan, merupakan bentuk layanan Pendidikan Non Formal (PNF) untuk membelajarkan masyarakat buta aksara, agar memiliki keterampilan baca tulis hitung, dan kemampuan fungsional untuk meningkatkan “mutu”dan “taraf“ hidupnya. Keaksaraan dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk layanan Pendidikan Non Formal (PNF) bagi masyarakat yang belum memilikikemampuan ca-lis-tung, dan setelah mengikuti program ini (hasil belajarnya) mereka memiliki kemampuan “membaca menulis dan berhitung, mendengarkan dan berbicara”dalam bahasa Indonesia serta menggunakan / berfungsi bagi kehidupannya. Artinya mereka tidak hanya memiliki kemampuan keaksaraan dan keterampilan atau bermata pencaharian saja, tetapi juga dapat survivedalam dunia kehidupannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pendidikan keaksaraan fungsional terhadap kualitas hidup sosial ekonomi, studi pada masyarakat Desa Parado Wane Kecamatan Parado Kabupaten Bima.Jenis peneliti yang digunakan dalam peneliti ini adalah : 1) Pamong belajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) NTB, 2) Pengelola PKBM Desa Parado Wane, 3) Tutor PKBM, 4) Warga belajar di Pemerintahan Desa, Kepala Desa/staf Desa Parado Wane. Dalam rangka pengumpulan data ini dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, metode interviewatau teknik pengumpulan data dengan menggunakan indera manusia disertai dengan pencatatan secara sistematik penyelidik langsung mendatangi sasaran-sasaran penyelidiknya, mendengar, melihat serta membuat catatan-catatan.Metode interview disebut juga dengan wawancara atau kuesioner lisan yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh keterangan-keterangan atau informasi dari data usaha atau catatancatatan tentang masalah-masalah atau peristiwa lalu.
Studi Kecakapan Komunikasi Aparatur Sipil Negara pada Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima Lubis Hermanto; Ariani Rosadi; Leonardo Leonardo
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 7, No 1 (2020): KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul“Studi Kecakapan Komunikasi Aparatur Sipil Negara Pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima”. Masalah penelitian ini adalah : 1) Bagaimana Kecakapan Komunikasi Organisasi Aparatur Sipil Negara Pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima?Tujuan penelitian ini yakni: 1) Untuk mengetahui Kecakapan Komunikasi Aparatur Sipil Negara Pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima.Jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah semua Aparatur Sipil Negara pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis secara deskriptif kualitatif.Berdasarkan analisis deskriptif kualitatif, maka hasil penelitian yang diperoleh yaitu: Pertama, keempat kecakapan komunikasi Aparatur Sipil Negara pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima, baik keterampilan mendengarkan, keterampilan memberi dan menerima umpan balik, keterampilan menunjukkan ketegasan, maupun keterampilan menangani konflik, maka hasilnya sudah sangat baik dan komunikasi sangat harmonis dan manusiawi. Kedua, berdasarkan komponen komunikasi yang efektif pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima, yaitu adanya penerimaan yang cermat dari isi pesan yang dimaksud (pengertian), terjalinnya rasa saling akrab, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, kemampuan untuk memahami dan menempatkan diri kita di tengah orang-orang yang kita ajak berkomunikasi (empati), dan perhatian (care), maka hasilnya sudah sangat baik dan komunikasinya sangat lancar, harmonis, dan manusiawi.Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut, Pertama, kecakapan komunikasi Aparatur Sipil Negara, dengan hasilnya dinilai informan sudah sangat baik, maka hendaknya untuk mempertahankan hasil yang sudah ada, dan seyogyanya lebih ditingkatkan lagi.Kedua, komponen komunisai yang efektif, dengan hasilnya dinilai informan sudah sangat baik dan untuk mempertahankan hasil yang sudah ada seyogyanya lebih ditingkatkan lagi di masa-masa yang akan datang agar komunikasi yang terjalin lebih fleksibel.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI KEARIFAN BUDAYA LOKAL (Studi Pada Desa Wisata “Uma Lengge” Maria Kecamatan Wawo Kab. Bima) Lubis Hermanto; Ariani Rosadi
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 5, No 2 (2018): Volume 5, Nomor 2, Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.649 KB)

Abstract

Budaya merupakan salah satu sistem tatanan yang mengatur kehidupan manusia. Hadirnya budaya merupakan khazanah kehidupan yang selalu harus dijaga kelestariannya. Indonesia adalah Negara yang memiliki sejarah akan warisan budaya yang sangat berpengaruh akan tatanan sistem Negara. Melalui semboyan Bhineka Tunggal Ika, jelas bahwa Negara kita dibangun atas pondasi sebuah budaya melalui kearifan lokal budaya di tiap-tiap Daerahnya. Selain terkenal karena pacuan kudanya, daya tarik wisata lainnya yang bisa dikunjungi di Bima adalah rumah tradisionalnya yang disebut Uma Lengge dan Uma Jompa, salah satu rumah adat tradisional yang berdiri sejak ratusan tahun silam dimana rumah tradisonal itu adalah peninggalan asli nenek moyang suku Bima. Seiring perubahan zaman, kualitas Uma Lengge maupun Uma Jompa banyak yang mengalami perubahan. Oleh karena perkembangan zaman juga, masyarakat lebih memilih tinggal di rumah yang lebih luas dan nyaman, maka keberadaan uma lengge ini sudah semakin terkikis dan tertinggal. Fungsinya pun yang dahulunya sebagai tempat tinggal sudah dialihkan hanya sebagai lumbung padi dan terpisah dari rumah penduduk. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data penelitian antara lain : observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Kemudian teknik analisa data dengan menggunakan reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, peran Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten Bima, maupun Pemerintah Kecamatan Wawo dalam mendukung serta menjaga dari nilai-nilai budaya kearifan lokal yaitu eksistensi desa wisata “Uma Lengge” sudah dirasakan oleh masyarakat Maria Wawo, terlihat dari keseriusan Pemerintah dalam mengelola dan melestarikan aset Daerah maupun Negara antara lain dengan ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata sebagai kategori Desa Wisata, serta dibentuknya petugas-petugas pelaksana yang menjaga Desa Wisata “Uma Lengge” yang sekaligus digaji khusus oleh Pemerintah. Kedua, Lembaga adat Desa Maria sebagai sebuah organisasi yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Bima adalah wadah pemangku budaya yang bersinergi dengan masyarakat dalam menjaga dan melestarikan kearifan budaya lokal khususnya “Uma Lengge”. Ketiga, Persepsi masyarakat akan eksistensi dari Desa Wisata “Uma Lengge” Maria Wawo menunjukkan bahwasannya masyarakat Wawo sangat bangga akan warisan leluhur kebudayaan “Uma Lengge”. Eksistensi “Uma Lengge” tercermin dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh segenap unsur baik masyarakat, pemerintah, swasta, pemerhati budaya, yaitu dengan mengadakan festival “Uma Lengge” yang diadakan di Desa Wisata “Uma Lengge” Maria Wawo.
STUDI KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MASYARAKAT BEDA AGAMA DI KECAMATAN DONGGO KABUPATEN BIMA Lubis Hermanto; Ariani Rosadi; Fajrul Imam
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 8, No 1 (2021): KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul “Studi Komunikasi Interpersonal Pada Masyarakat Beda Agama Di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima”. Komunikasi sebagai bagian terpenting dari kehidupan manusia telah ditelah sejak berpuluh-puluh bahkan ratusan tahun yang lalu. Pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam masyarakat. Dengan melakukan komunikasi, maka kehidupan di lingkungan masyarakat akan berjalan dengan baik, meskipun berbeda agama seperti yang terjadi pada masyarakat di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Studi Komunikasi Interpersonal Pada Masyarakat Beda Agama di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk menemukan, menganalisis dan menjelaskan komunikasi Interpersonal pada masyarakat beda agama  di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dengan lokasi penelitian di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan key informan dan informan pendukung sebagai sumber data. Hasil penelitian menunjukan, bahwa; 1). Yang berperan sebagai komunikator merupakan tokoh agama yang ada di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima dan anggota masyarakat. Pesan yang disampaikan oleh komunikator cepat direspon oleh komunikan. Informasi yang disampaikan merupakan segala jenis kegiatan keagamaan dan lain-lainnya. 2). Respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang disampaikan sangat baik dan dibuktikan dengan ikut berpartisipasinya dalam kegiatan dan lain-lainya. 3). Media yang digunakan dalam studi komunikasi interpersonal pada masyarakat beda agama di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima adalah secara langsung antara komunikator dan komunikan dalam penyampaian pesan tanpa mengunakan media komunikasi canggih seperti saat ini. Karena masyarakat di Kecamatan Donggo merasa komunikasi yang dilakukan secara langsung dapat mempererat hubungan mereka. 4). Gangguan yang terjadi dalam komunikasi beda agama ini tidaklah terlalu besar, melainkan hanya gangguan kecil dan mudah diatasi secara cepat oleh pelaku komunikasi.  5). Dalam setiap proses komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat beda agama, selalu tampak sikap saling menghargai antara kelompok masyarakat muslim dengan non muslim. Sehingga timbul tanggapan yang positif setiap ada informasi yang disampaikan. Toleransi yang diperlihatkan oleh masyarakat muslim kepada masyarakat non muslim dan sebaliknya, merupakan suatu kesuksesan komunikasi yang dilakukan oleh kelompok masyarakat dalam kehidupan sosial. Masyarakat Donggo hidup dengan rukun tanpa ada tindakan intimidasi dan, diskriminasi terhadap sesama.
Public Speaking dan Gaya Kepemimpinan Birokrat pada Instansi Pemerintahan (Studi kasus di kelurahan Penaraga Kota Bima) Ariani Rosadi; Lubis Hermanto; Ahmad Hidayat
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 7, No 2 (2020): KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Judul Penelitian “Public speaking dan gaya kepemimpinan birokrat pada Instansi Pemerintahan ( Studi kasus di Kelurahan Penaraga Kota Bima)”. Masalah penelitian ini adalah bagaiman public speaking dan gaya kepemimpinan birokrat pada instansi Pemerintah Kelurahan Penaraga Kota Bima?. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengidentifikasi Public speaking birokrat gaya kepemimpinan birokrat pada instansi pemerintahan di Kelurahan Penaraga Kota Bima. Jenis penelitian  yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan kunci dalam penelitian ini adalah  birokrat lurah dan sekertaris lurah Kelurahan Penaraga .Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi dayta, penyajian data, pengambilan kesimpulan dan verifikasi data. Berdasarkan analisis deskriptif kualitatif, maka hasil penelitian yang diperoleh yaitu  Perbedaan Public Speaking di kalangan birokrat dan gaya kepemimpinannya diantaranya dilatar belakangi oleh sudut pandang tentang pengetahuan dan latar belakang pendidikan serta pengalaman karier sebelumnya. Namun demikian, mereka memperhatikan unsur lain dalam berbicara yaitu berbudaya dan berbahasa di tengah masyarakat agar mudah dipahami. Pada realitasnya, tidak semua birokrat pernah dan paham terhadap konsep public speaking sebagai ilmu pengetahuan. Adapun saran dari peneliti adalah sebagai berikut pertama, pemerintah pusat harus mengadakan kegiatan pelatihan untuk public speaking kepada para birokrat. Kedua,  para birokrat harus pandai mengkaji lebih dalam tentang tehnik penguasaan public speaking. Dan Ketiga, menjaga identitas gaya kepemimpinan yang melekat secara posistif dan tidak otoriter di mata masyarakat.
VARIASI BAHASA: SAMBORI DAN MASYARAKAT MBOJO KONTEMPORER Ariani Rosadi; Lubis Hermanto
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 5, No 2 (2018): Volume 5, Nomor 2, Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.637 KB)

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang perbedaan mendasar dari dialek masyarakat adat desa sambori kecamatan lambitu kabupaten bima dengan masyaraka mbojo pada umumnya. Bahasa merupakan alat seseorang dalam mengenal dunia dan memahami kehidupannya. Seseorang tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi. Pola komunikasi khususnya pada bahasa verbal merupakan sebuah khazanah ilmu pengetahuan yang harus tetap dicari arti dan maknanya. Hakikat dalam komunikasi itu sendiri adalah mencari makna dari segala sesuatu yang ada di alam ini, baik secara verbal maupun non verbal. Daerah Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat, sungguh banyak memiliki keanekaragaman budaya khusunya dalam keanekaragaman bahasa aslinya. Salah satu suku yang masih kental dengan penggunaan bahasa asli ibunya adalah suku sambori. Sambori adalah wajah lama Bima yang memiliki keunikan tersendiri baik dari sisi sejarah maupun budayanya. Salah satu dari keunikan itu adalah Bahasa (Dialek) yang dituturkan warganya yang berbeda dengan bahasa Bima atau Nggahi Mbojo. Bahasa Sambori menyebar di sejumlah kampung dan Desa yang ada di gugusan pegunungan La Mbitu di tenggara Kota Bima seperti di Desa Tarlawi, Kaboro, Teta, Kalodu, Sambori, Kadi dan Kuta. Desa-desa ini masuk dalam wilayah Kecamatan pemekaran La Mbitu. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data penelitian antara lain: observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Kemudian teknik analisa data dengan menggunakan reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan (verifikasi).          
Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata Dalam Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal Di Kota Bima Lubis Hermanto; Ariani Rosadi
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 6, No 2 (2019): Komunikasi Kearifan Lokal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.092 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui media massa pada Dinas Pariwisata Kota Bima; 2) Untuk mengetahui strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui pementasan-pementasan budaya pada Dinas Pariwisata Kota Bima; 3) Untuk mengetahui strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui melibatkan peran pemerintah pada Dinas Pariwisata Kota Bima. Adapun jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengambilan informan secara purposive sampling atau sistem pemilihan dengan snowball sampling. Kemudian teknik analisis yang digunakan yaitu analisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis terhadap sejumlah variabel penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, maka hasil penelitian yang diperoleh yaitu: pertama, berdasarkan strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui media massa, baik melaksanakan fungsi pengawasan dengan penyediaan informasi tentang pelestarian kebudayaan lokal, melaksanakan fungsi penghubung, melaksanakan fungsi tranfer budaya melalui sosialisasi dan pendidikan tentang pelestarian kebudayaan lokal, maupun melaksanakan fungsi hiburan tentang pelestarian kebudayaan lokal, maka hasilnya sudah cukup baik dan memadai. Kedua, berdasarkan strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui pementasan-pementasan budaya, baik festival/pertunjukan tentang seni kebudayaan lokal, pameran-pameran kebudayaan lokal, maupun sarasehan/seminar tentang kebudayaan lokal, maka hasilnya sudah cukup baik dan memadai. Ketiga, berdasarkan strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui peran pemerintah, baik melakukan pembinaan tentang kebudayaan lokal, melakukan pelestarian tentang kebudayaan lokal, maupun melakukan dalam pengembangan tentang kebudayaan lokal, maka hasilnya sudah cukup baik dan memadai. Dari beberapa kesimpulan di atas, maka disajikan beberapa saran, sebagai berikut: Pertama, walaupun hasil yang diperoleh berdasarkan strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui media massa dengan hasilnya sudah cukup baik dan memadai, akan tetapi tetap disarankan agar mempertahankan hasil yang telah dicapai dan diusahakan agar hasilnya terus dimaksimalkan. Kedua, hasil yang diperoleh berdasarkan strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui pementasan-pementasan budaya dengan hasilnya sudah cukup baik dan memadai, akan tetapi tetap disarankan agar mempertahankan hasil yang telah dicapai dan diusahakan agar hasilnya terus dimaksimalkan. Ketiga, hasil yang diperoleh berdasarkan strategi komunikasi pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui melibatkan peran pemerintah, dengan hasilnya sudah cukup baik dan memadai, akan tetapi tetap disarankan agar mempertahankan hasil yang telah dicapai dan diusahakan agar hasilnya terus dimaksimalkan.
AN ANALYSIS OF STUDENTS’ DIFFICULTIES IN CONSTRUCTING ENGLISH SENTENCES A CASE STUDY AT SECOND GRADE STUDENTS OF SMAN 2 WERA IN THE ACADEMIC YEAR 2014/2015 Ariani Rosadi
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 3 No 1 (2016): Januari-Juni 2016
Publisher : Universitas Mbojo Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.504 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi kesulitan­kesulitan murid­murid dalam mengkontruksi kalimat-kalimat bahasa Inggris khususnya kalimat deklaratif (afirmatif dannegatif ) untuk mengungkapkan aktifitas sehari-hari dengan memfokuskan pada kesesuaiansubjek dan predikat. Populasi dalam penelitian ini adalah murid­murid kelas dua SMAN2 Wera sejumlah 140 murid. Akan tetapi, peneliti hanya mengambil 1 kelas (kelas XI IPA 1)sebagai perwakilan dari seluruh populasi yaitu bsejumlah 36 murid. Data dikumpulkan denganmenggabungkan jawaban­jawaban beberapa tes seperti pilihan ganda, menulis, kuisioner, dankalimat rumpang. Peneliti menemukan bahwa murid­murid tidak mengerti bagaimana caramengkontruksi kalimat deklaratif negatif dibandingkan dengan kalimat deklaratif positif. Datamenunjukkan bahwa ada 83,33 % murid­murid yang mempunyai nilai yang berada dikatagoripaling bawah. Hal ini berarti bahwa kemampuan murud­murid adalah sangat rendah. Ada tigafaktor yang mengkontribusi kesulitan­kesulitan murid didalam mengkontruksi kalimat bahasaInggris antara lain Interference, Intralingual, and developmental errors.
POLA KOMUNIKASI EDUKATIF ANTARA GURU DENGAN SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 WERA KABUPATEN BIMA ARIANI ROSADI
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 4, No 2 (2017): Juli-Desember 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.372 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “Pola Komunikasi Edukatif Antara Guru dengan Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Wera Kabupaten Bima” Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan pola komunikasi edukatif antara guru dengan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Wera Kabupaten Bima 2) Bagaimana penerapan pola sosial yang efektif antara guru dengan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui penerapan pola komunikasi edukatif antara guru dengan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Wera Kabupaten Bima. 2) Untuk mengetahui penerapan pola komunikasi sosial antara guru dan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Wera Kabupaten Bima. Jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penentuan informan dalam penelitin ini penulis menggunakan teknik snowball sampling. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis secara deskriptif kualitatif, yang dimulai dari reduksi data, display data, dan verifikasi dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: pertama, kaitan dengan empat belas indikator dari variabel penerapan pola komunikasi interpersonal antara guru dengan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Wera Kabupaten Bima, maka dapat disimpulkan bahwa ada komunikasi interpersonal yang baik hal ini ditandai dengan adanya kesediaan guru untuk mendengarkan keluhan setiap siswanya. Untuk membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa perlu adanya rasa pengertian dan memahami kondisi maupun keadaan yang dialami oleh setiap siswa. Sikap menyenangkan dan terbuka selalu ditunjukan oleh pembina dalam memberikan arahan dan tuntunan kepada siswa. Kedua, berdasarkan hasil wawancara yang  dilakukan terkait dengan kesebelas indikator dari variabel penerapan pola komunikasi sosial yang efektif antara guru dengan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Wera  Kabupaten Bima, maka dapat disimpulkan bahwa ada komunikasi sosial yang efektif antara guru dengan siswa hal ini ditandai dengan adanya komunikasi yang akrab, hangat dan menyenangkan antara guru dan siswa, serta suasana nyaman dalam lingkungan sekolah. Adanya keberhasilan komunikasi untuk menumbuhkan tindakan nyata dalam pribadi siswa dengan bersikap menghargai orang lain dan mendengarkan apa yang disampaikan lawan bicaranya. Penyampaian yang disampaikan oleh guru dapat di dengar dengan jelas sehingga mampu dimengerti dan dipahami oleh siswanya. Ketiga, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terkait dengan keempat indikator dari variabel dampak komunikasi edukatif antara guru dengan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Wera Kabupaten Bima, maka dapat disimpulkan bahwa upaya mengembangkan pribadi dan potensi siswa sepenuhnya dengan selalu membangun komunikasi yang baik dengan siswa, agar siswa tidak merasa takut dan minder terhadap guru.
REDESIGN CROSSTRAINER UNTUK ANAK USIA 8-14 TAHUN DI RPTRA (RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK) Siti Fadiah Ramadhani; Gihon Nugrahadi Gihon Nugrahadi; Ariani Hendy Rosadi
Prosiding Seminar Nasional Pakar Prosiding Seminar Nasional Pakar 2018 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pakar.v0i0.2724

Abstract

Anak-anak memiliki hak untuk tumbuh berkembang sesuai dengan minat dan potensinya. Agar anak-anak dapat menjadi generasi yang potensial, berkualitas, dan produktif, peran serta pemerintah dan masyarakat dalam memperhatikan tumbuh kembang mereka sangat diperlukan. Salah satu program pemerintah dalam merealisasikan kepedulian tersebut adalah membuat program “Ruang Publik Terpadu Ramah Anak” atau RPTRA. RPTRA berfungsi sebagai sarana beraktivitas bagi warga dan anak-anak. Di RPTRA telah terdapat beragam fasilitas untuk sosialisasi, bermain, dan olah raga. Dari beberapa fasilitas yang tersedia di RPTRA, sarana kegiatan olah raga untuk anak-anak masih belum memadai. Untuk mengetahui detail kebutuhan sarana tersebut, survey produk dilakukan dalam 3 lokasi dan kuesioner dibagikan kepada 20 koresponden. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana olah raga anak yang diperlukan di RPTRA adalah berbentuk crosstrainer anak. Untuk mewujudkan desain tersebut, dibuat pengembangan konsep desain crosstrainer dilanjutkan dengan membuat beberapa alternatif desain, studi, gambar kerja, hingga akhirnya berujung pada fixed design. Proses desain tersebut menghasilkan sebuah desain crosstrainer yang mengikuti perkembangan dan aspek kebutuhan psikologis dan antropometri anak. Selain bentuknya yang menarik bagi anak-anak, produk ini juga dapat dioperasikan secara berpasangan. Hal ini tidak hanya membantu anak-anak dalam meningkatkan kebugaran fisik, tetapi juga melatih interaksi sosial dan kekompakan.