Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

STRATEGI PEMBERDAYAAN EKONOMI SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN BERBASIS KOMUNITAS IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KOLO KECAMATAN ASAKOTA KOTA BIMA Lubis Hermanto
Muamalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah Vol. 9 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/mu.v9i2.2017

Abstract

Istilah pemberdayaan masyarakat mulai dibicarakan sekitar tahun 90-an. Istilah tersebut kemudian menjadi pembicaraan tersendiri didalam tubuhPemerintahan dan mulai disosialisasikan didalam program-program turunan dari pemberdayaan masyarakat tersebut. Ir. Tatag Wiranto, MURP Direktur Kerja Sama Pembangunan Sektoral Bappenas mengatakan bahwa program pemberdayaan masyarakat menghasilkan masyarakat yang berdaya bukan yang terpedaya, sehingga mereka mampu mandiri dan tidak tergantung pada uluran tangan bantuan orang lain adapun tujuan: Untuk mengatahui bentuk strategi pemberdayaan ekonomi sosial masyarakat nelayan berbasis komunitas ibu rumah tangga di Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota Kota Bima. Untuk mendiskripsikan bentuk strategi pemberdayaan ekonomi sosial masyarakat nelayan berbasis komunitas ibu rumah tangga di Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota Kota Bima. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan dasar penelitian survey yaitu dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang “Strategi Pemberdayaan Ekonomi Sosial Masyarakat Nelayan Berbasis Komunitas Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota Kota Bima”. Menurut Sugiyono, penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi secara intensif terhadap subyek dan obyek yang diteliti baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa: 1). Strategi menumbuhkembangkan kesadaran dari komunitas ibu rumah tangga nelayan agar berpartisipasi ikut bekerja untuk menunjang sosial ekonomi rumah tangga nelayan, khususnya bagi nelayan kecil tradisional. 2). Strategi menjadikan komunitas ibu rumah tangga sebagai basis dan memegang peranan sentral dalam mengelola potensi sumberdaya sosial-ekonomi rumah tangga. 3). Strategi memanfaatkan kedudukan dan peranan ibu rumah tangga yang merupakan modal sosial untuk pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat nelayan. 4). Strategi menerapkan diversifikasi pekerjaan di Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota di kalangan komunitas ibu rumah tangga.
Studi Kecakapan Komunikasi Aparatur Sipil Negara pada Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima Lubis Hermanto; Ariani Rosadi; Leonardo Leonardo
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 7, No 1 (2020): KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul“Studi Kecakapan Komunikasi Aparatur Sipil Negara Pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima”. Masalah penelitian ini adalah : 1) Bagaimana Kecakapan Komunikasi Organisasi Aparatur Sipil Negara Pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima?Tujuan penelitian ini yakni: 1) Untuk mengetahui Kecakapan Komunikasi Aparatur Sipil Negara Pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima.Jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah semua Aparatur Sipil Negara pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis secara deskriptif kualitatif.Berdasarkan analisis deskriptif kualitatif, maka hasil penelitian yang diperoleh yaitu: Pertama, keempat kecakapan komunikasi Aparatur Sipil Negara pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima, baik keterampilan mendengarkan, keterampilan memberi dan menerima umpan balik, keterampilan menunjukkan ketegasan, maupun keterampilan menangani konflik, maka hasilnya sudah sangat baik dan komunikasi sangat harmonis dan manusiawi. Kedua, berdasarkan komponen komunikasi yang efektif pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bima, yaitu adanya penerimaan yang cermat dari isi pesan yang dimaksud (pengertian), terjalinnya rasa saling akrab, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, kemampuan untuk memahami dan menempatkan diri kita di tengah orang-orang yang kita ajak berkomunikasi (empati), dan perhatian (care), maka hasilnya sudah sangat baik dan komunikasinya sangat lancar, harmonis, dan manusiawi.Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut, Pertama, kecakapan komunikasi Aparatur Sipil Negara, dengan hasilnya dinilai informan sudah sangat baik, maka hendaknya untuk mempertahankan hasil yang sudah ada, dan seyogyanya lebih ditingkatkan lagi.Kedua, komponen komunisai yang efektif, dengan hasilnya dinilai informan sudah sangat baik dan untuk mempertahankan hasil yang sudah ada seyogyanya lebih ditingkatkan lagi di masa-masa yang akan datang agar komunikasi yang terjalin lebih fleksibel.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI KEARIFAN BUDAYA LOKAL (Studi Pada Desa Wisata “Uma Lengge” Maria Kecamatan Wawo Kab. Bima) Lubis Hermanto; Ariani Rosadi
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 5, No 2 (2018): Volume 5, Nomor 2, Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.649 KB)

Abstract

Budaya merupakan salah satu sistem tatanan yang mengatur kehidupan manusia. Hadirnya budaya merupakan khazanah kehidupan yang selalu harus dijaga kelestariannya. Indonesia adalah Negara yang memiliki sejarah akan warisan budaya yang sangat berpengaruh akan tatanan sistem Negara. Melalui semboyan Bhineka Tunggal Ika, jelas bahwa Negara kita dibangun atas pondasi sebuah budaya melalui kearifan lokal budaya di tiap-tiap Daerahnya. Selain terkenal karena pacuan kudanya, daya tarik wisata lainnya yang bisa dikunjungi di Bima adalah rumah tradisionalnya yang disebut Uma Lengge dan Uma Jompa, salah satu rumah adat tradisional yang berdiri sejak ratusan tahun silam dimana rumah tradisonal itu adalah peninggalan asli nenek moyang suku Bima. Seiring perubahan zaman, kualitas Uma Lengge maupun Uma Jompa banyak yang mengalami perubahan. Oleh karena perkembangan zaman juga, masyarakat lebih memilih tinggal di rumah yang lebih luas dan nyaman, maka keberadaan uma lengge ini sudah semakin terkikis dan tertinggal. Fungsinya pun yang dahulunya sebagai tempat tinggal sudah dialihkan hanya sebagai lumbung padi dan terpisah dari rumah penduduk. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data penelitian antara lain : observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Kemudian teknik analisa data dengan menggunakan reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, peran Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten Bima, maupun Pemerintah Kecamatan Wawo dalam mendukung serta menjaga dari nilai-nilai budaya kearifan lokal yaitu eksistensi desa wisata “Uma Lengge” sudah dirasakan oleh masyarakat Maria Wawo, terlihat dari keseriusan Pemerintah dalam mengelola dan melestarikan aset Daerah maupun Negara antara lain dengan ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata sebagai kategori Desa Wisata, serta dibentuknya petugas-petugas pelaksana yang menjaga Desa Wisata “Uma Lengge” yang sekaligus digaji khusus oleh Pemerintah. Kedua, Lembaga adat Desa Maria sebagai sebuah organisasi yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Bima adalah wadah pemangku budaya yang bersinergi dengan masyarakat dalam menjaga dan melestarikan kearifan budaya lokal khususnya “Uma Lengge”. Ketiga, Persepsi masyarakat akan eksistensi dari Desa Wisata “Uma Lengge” Maria Wawo menunjukkan bahwasannya masyarakat Wawo sangat bangga akan warisan leluhur kebudayaan “Uma Lengge”. Eksistensi “Uma Lengge” tercermin dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh segenap unsur baik masyarakat, pemerintah, swasta, pemerhati budaya, yaitu dengan mengadakan festival “Uma Lengge” yang diadakan di Desa Wisata “Uma Lengge” Maria Wawo.
STUDI KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MASYARAKAT BEDA AGAMA DI KECAMATAN DONGGO KABUPATEN BIMA Lubis Hermanto; Ariani Rosadi; Fajrul Imam
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 8, No 1 (2021): KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul “Studi Komunikasi Interpersonal Pada Masyarakat Beda Agama Di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima”. Komunikasi sebagai bagian terpenting dari kehidupan manusia telah ditelah sejak berpuluh-puluh bahkan ratusan tahun yang lalu. Pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam masyarakat. Dengan melakukan komunikasi, maka kehidupan di lingkungan masyarakat akan berjalan dengan baik, meskipun berbeda agama seperti yang terjadi pada masyarakat di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Studi Komunikasi Interpersonal Pada Masyarakat Beda Agama di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk menemukan, menganalisis dan menjelaskan komunikasi Interpersonal pada masyarakat beda agama  di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dengan lokasi penelitian di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan key informan dan informan pendukung sebagai sumber data. Hasil penelitian menunjukan, bahwa; 1). Yang berperan sebagai komunikator merupakan tokoh agama yang ada di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima dan anggota masyarakat. Pesan yang disampaikan oleh komunikator cepat direspon oleh komunikan. Informasi yang disampaikan merupakan segala jenis kegiatan keagamaan dan lain-lainnya. 2). Respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang disampaikan sangat baik dan dibuktikan dengan ikut berpartisipasinya dalam kegiatan dan lain-lainya. 3). Media yang digunakan dalam studi komunikasi interpersonal pada masyarakat beda agama di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima adalah secara langsung antara komunikator dan komunikan dalam penyampaian pesan tanpa mengunakan media komunikasi canggih seperti saat ini. Karena masyarakat di Kecamatan Donggo merasa komunikasi yang dilakukan secara langsung dapat mempererat hubungan mereka. 4). Gangguan yang terjadi dalam komunikasi beda agama ini tidaklah terlalu besar, melainkan hanya gangguan kecil dan mudah diatasi secara cepat oleh pelaku komunikasi.  5). Dalam setiap proses komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat beda agama, selalu tampak sikap saling menghargai antara kelompok masyarakat muslim dengan non muslim. Sehingga timbul tanggapan yang positif setiap ada informasi yang disampaikan. Toleransi yang diperlihatkan oleh masyarakat muslim kepada masyarakat non muslim dan sebaliknya, merupakan suatu kesuksesan komunikasi yang dilakukan oleh kelompok masyarakat dalam kehidupan sosial. Masyarakat Donggo hidup dengan rukun tanpa ada tindakan intimidasi dan, diskriminasi terhadap sesama.
Public Speaking dan Gaya Kepemimpinan Birokrat pada Instansi Pemerintahan (Studi kasus di kelurahan Penaraga Kota Bima) Ariani Rosadi; Lubis Hermanto; Ahmad Hidayat
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 7, No 2 (2020): KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Judul Penelitian “Public speaking dan gaya kepemimpinan birokrat pada Instansi Pemerintahan ( Studi kasus di Kelurahan Penaraga Kota Bima)”. Masalah penelitian ini adalah bagaiman public speaking dan gaya kepemimpinan birokrat pada instansi Pemerintah Kelurahan Penaraga Kota Bima?. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengidentifikasi Public speaking birokrat gaya kepemimpinan birokrat pada instansi pemerintahan di Kelurahan Penaraga Kota Bima. Jenis penelitian  yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan kunci dalam penelitian ini adalah  birokrat lurah dan sekertaris lurah Kelurahan Penaraga .Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi dayta, penyajian data, pengambilan kesimpulan dan verifikasi data. Berdasarkan analisis deskriptif kualitatif, maka hasil penelitian yang diperoleh yaitu  Perbedaan Public Speaking di kalangan birokrat dan gaya kepemimpinannya diantaranya dilatar belakangi oleh sudut pandang tentang pengetahuan dan latar belakang pendidikan serta pengalaman karier sebelumnya. Namun demikian, mereka memperhatikan unsur lain dalam berbicara yaitu berbudaya dan berbahasa di tengah masyarakat agar mudah dipahami. Pada realitasnya, tidak semua birokrat pernah dan paham terhadap konsep public speaking sebagai ilmu pengetahuan. Adapun saran dari peneliti adalah sebagai berikut pertama, pemerintah pusat harus mengadakan kegiatan pelatihan untuk public speaking kepada para birokrat. Kedua,  para birokrat harus pandai mengkaji lebih dalam tentang tehnik penguasaan public speaking. Dan Ketiga, menjaga identitas gaya kepemimpinan yang melekat secara posistif dan tidak otoriter di mata masyarakat.
VARIASI BAHASA: SAMBORI DAN MASYARAKAT MBOJO KONTEMPORER Ariani Rosadi; Lubis Hermanto
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 5, No 2 (2018): Volume 5, Nomor 2, Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.637 KB)

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang perbedaan mendasar dari dialek masyarakat adat desa sambori kecamatan lambitu kabupaten bima dengan masyaraka mbojo pada umumnya. Bahasa merupakan alat seseorang dalam mengenal dunia dan memahami kehidupannya. Seseorang tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi. Pola komunikasi khususnya pada bahasa verbal merupakan sebuah khazanah ilmu pengetahuan yang harus tetap dicari arti dan maknanya. Hakikat dalam komunikasi itu sendiri adalah mencari makna dari segala sesuatu yang ada di alam ini, baik secara verbal maupun non verbal. Daerah Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat, sungguh banyak memiliki keanekaragaman budaya khusunya dalam keanekaragaman bahasa aslinya. Salah satu suku yang masih kental dengan penggunaan bahasa asli ibunya adalah suku sambori. Sambori adalah wajah lama Bima yang memiliki keunikan tersendiri baik dari sisi sejarah maupun budayanya. Salah satu dari keunikan itu adalah Bahasa (Dialek) yang dituturkan warganya yang berbeda dengan bahasa Bima atau Nggahi Mbojo. Bahasa Sambori menyebar di sejumlah kampung dan Desa yang ada di gugusan pegunungan La Mbitu di tenggara Kota Bima seperti di Desa Tarlawi, Kaboro, Teta, Kalodu, Sambori, Kadi dan Kuta. Desa-desa ini masuk dalam wilayah Kecamatan pemekaran La Mbitu. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data penelitian antara lain: observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Kemudian teknik analisa data dengan menggunakan reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan (verifikasi).          
Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata Dalam Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal Di Kota Bima Lubis Hermanto; Ariani Rosadi
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 6, No 2 (2019): Komunikasi Kearifan Lokal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.092 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui media massa pada Dinas Pariwisata Kota Bima; 2) Untuk mengetahui strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui pementasan-pementasan budaya pada Dinas Pariwisata Kota Bima; 3) Untuk mengetahui strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui melibatkan peran pemerintah pada Dinas Pariwisata Kota Bima. Adapun jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengambilan informan secara purposive sampling atau sistem pemilihan dengan snowball sampling. Kemudian teknik analisis yang digunakan yaitu analisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis terhadap sejumlah variabel penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, maka hasil penelitian yang diperoleh yaitu: pertama, berdasarkan strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui media massa, baik melaksanakan fungsi pengawasan dengan penyediaan informasi tentang pelestarian kebudayaan lokal, melaksanakan fungsi penghubung, melaksanakan fungsi tranfer budaya melalui sosialisasi dan pendidikan tentang pelestarian kebudayaan lokal, maupun melaksanakan fungsi hiburan tentang pelestarian kebudayaan lokal, maka hasilnya sudah cukup baik dan memadai. Kedua, berdasarkan strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui pementasan-pementasan budaya, baik festival/pertunjukan tentang seni kebudayaan lokal, pameran-pameran kebudayaan lokal, maupun sarasehan/seminar tentang kebudayaan lokal, maka hasilnya sudah cukup baik dan memadai. Ketiga, berdasarkan strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui peran pemerintah, baik melakukan pembinaan tentang kebudayaan lokal, melakukan pelestarian tentang kebudayaan lokal, maupun melakukan dalam pengembangan tentang kebudayaan lokal, maka hasilnya sudah cukup baik dan memadai. Dari beberapa kesimpulan di atas, maka disajikan beberapa saran, sebagai berikut: Pertama, walaupun hasil yang diperoleh berdasarkan strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui media massa dengan hasilnya sudah cukup baik dan memadai, akan tetapi tetap disarankan agar mempertahankan hasil yang telah dicapai dan diusahakan agar hasilnya terus dimaksimalkan. Kedua, hasil yang diperoleh berdasarkan strategi komunikasi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui pementasan-pementasan budaya dengan hasilnya sudah cukup baik dan memadai, akan tetapi tetap disarankan agar mempertahankan hasil yang telah dicapai dan diusahakan agar hasilnya terus dimaksimalkan. Ketiga, hasil yang diperoleh berdasarkan strategi komunikasi pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal melalui melibatkan peran pemerintah, dengan hasilnya sudah cukup baik dan memadai, akan tetapi tetap disarankan agar mempertahankan hasil yang telah dicapai dan diusahakan agar hasilnya terus dimaksimalkan.
ANALISIS POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL (Studi Antara Masyarakat Pendatang Dengan Masyarakat Lokal Di Desa Boro Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima) Lubis Lubis Hermanto
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 3 No 1 (2016): Januari-Juni 2016
Publisher : Universitas Mbojo Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.611 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “ANALISIS POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL (Studi Antara Masyarakat Pendatang Dengan Masyarakat Lokal Di Desa Boro Kecamatan Sanggar KabupatenBima)”. Masalah yang dijawab dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pola komunikasiinterpersonal antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal di Desa Boro KecamatanSanggar Kabupaten Bima.” Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yakni: “Untukmengetahui pola komunikasi interpersonalantara masyarakat pendatang dengan masyarakatlokal di Desa Boro Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. Pembahasan penelitian ini penulismenggunakan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yangdigunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informannya yaitu masyarakatpendatang dan masyarakat lokal yang ada di Desa Boro Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima,sedangkan informan kuncinya adalah Kepala Desa Boro, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.Kemudian teknik analisis yang digunakan yaitu analisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkanwawancara yang peneliti lakukan terhadap informan dan informan kunci (Key Informan) makadapatlah peneliti simpulkan : Pertama, pola komunikasi interpersonal masyarakat pendatangdengan masyarakat lokal merupakan salah satu komunikasi interpersonal yang dilakukanoleh masyarakat berdasarkan kebudayaan yang berlaku di Daerah tersebut dalam berbagaibidang keagamaan, sosial, budaya dan ekonomi. Penyesuain diri dari kelompok pendatangyang berusaha untuk menyatu dan menempatkan diri diantara kelompok masyarakat lokalserta sikap menerima kelompok masyarakat lokal telah menjadikan Desa Boro yang terhindardari konflik dan masyarakat lokal berkomunikasi yang baik dengan masyarakat pendatangkhusunya jalinan komunikasi interpersonal baik yang bersifat verbal maupun non­verbal.Kedua, pola komunikasi interpersonal masyarakat pendatang dengan masyarakat lokalmerupakan pola komunikasi interpersonal individu yang satu dengan yang lain berdasarkan suku, ras, budaya dan lain­lain melalui pertukaran makna baik verbal maupun non verbal. Masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal merupakan masyarakat yang majemuk dalamsegala kegiatan sosial dimasyarakat dan mampu malakukan komunikasi sosial dan berperilakudengan baik serta saling menghargai antara yang satu dengan yang lain guna membangunsecara bersama­sama untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat di Desa BoroKecamatan Sanggar Kabupaten Bima. Ketiga, berdasarkan komunikasi secara interpersonal didapatkan bahwa antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain dimana antaraindividu dari mayarakat pendatang maupun individu dari masyarakat lokal sudah bercampurbaur dengan berbagai pola komunikasi yang bersifat intensive. Baik yang berupa komunikasiverbal dan komunikasi nonverbal secara fleksibel, dinamis sesuai dengan kemampuan skill,pendidikan, pengalaman, maupun karakter masing­masing. Yang pada akhirnya berdampakpada rasa saling percaya, empati, simpati dan saling menerima satu sama lain.
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI INTRAPERSONAL AGAMA DALAM KELUARGA (Studi Pada Pembinaan Pendidikan Mental Anak Di Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota Bima) lubis hermanto; kamaluddin ,; Asrianto Asgaf
Jurnal Ilmiah Administrasi Negara Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Administrasi Negara
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Mbojo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.371 KB)

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yakni : 1) Untuk mengetahui Analisis peranan komunikasi Intrapersonal agama dalam keluarga (Studi Pada Pembinaan Pendidikan Mental Anak Di Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota Bima). Untuk membahas penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah keluarga yang berdomisili di Kelurahan Penaraga. Penentuan informan dalam penelitin ini penulis menggunakan teknik snowball sampling. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis secara deskriptif kualitatif, yang dimulai dari reduksi data, display data, dan verifikasi dan pengambilan kesimpulan.  hasil penelitian yang diperoleh yaitu: Pertama, berdasarkan Analisis peranan komunikasi Intrapersonal agama dalam keluarga (Studi Pada Pembinaan Pendidikan Mental Anak Di Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota Bima) baik mengenai ibadah (dalam arti khusus), yang membahas hubungan manusia dengan Allah (vertikal), maupun mu'amalah, yang membahas hubungan horisontal (manusia dan lingkungannya), maka hasilnya telah sesuai dengan peranan keluarga berdasarkan ajaran agama Islam. Kedua, berdasarkan Analisis peranan komunikasi Intrapersonal agama dalam keluarga (Studi Pada Pembinaan Pendidikan Mental Anak Di Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota Bima) baik akhlak terhadap Allah atau Khalik (pencipta), akhlak terhadap Rasulullah SAW, maupun akhlak terhadap makhluk (akhlak terhadap manusia, dan akhlak terhadap bukan manusia), maka hasilnya telah sesuai dengan peranan keluarga berdasarkan ajaran agama Islam. Kata Kunci : Komunikasi intrapersonal, agama, pembinaan pendidikan mental anak.
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI INTRAPERSONAL AGAMA DALAM KELUARGA : (Studi Pada Pembinaan Pendidikan Mental Anak Di Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota Bima) Lubis Hermanto; Kamaluddin Kamaluddin; Asrianto Asgaf
Jurnal Ilmu Administrasi Negara Vol. 16 No. 2 (2019): Desember: Jurnal Ilmu Administrasi Negara
Publisher : Universitas Mbojo Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.05 KB) | DOI: 10.59050/jian.v16i2.35

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yakni : 1) Untuk mengetahui Analisis peranan komunikasi Intrapersonal agama dalam keluarga (Studi Pada Pembinaan Pendidikan Mental Anak Di Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota Bima). Untuk membahas penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah keluarga yang berdomisili di Kelurahan Penaraga. Penentuan informan dalam penelitin ini penulis menggunakan teknik snowball sampling. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis secara deskriptif kualitatif, yang dimulai dari reduksi data, display data, dan verifikasi dan pengambilan kesimpulan. hasil penelitian yang diperoleh yaitu: Pertama, berdasarkan Analisis peranan komunikasi Intrapersonal agama dalam keluarga (Studi Pada Pembinaan Pendidikan Mental Anak Di Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota Bima) baik mengenai ibadah (dalam arti khusus), yang membahas hubungan manusia dengan Allah (vertikal), maupun mu'amalah, yang membahas hubungan horisontal (manusia dan lingkungannya), maka hasilnya telah sesuai dengan peranan keluarga berdasarkan ajaran agama Islam. Kedua, berdasarkan Analisis peranan komunikasi Intrapersonal agama dalam keluarga (Studi Pada Pembinaan Pendidikan Mental Anak Di Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota Bima) baik akhlak terhadap Allah atau Khalik (pencipta), akhlak terhadap Rasulullah SAW, maupun akhlak terhadap makhluk (akhlak terhadap manusia, dan akhlak terhadap bukan manusia), maka hasilnya telah sesuai dengan peranan keluarga berdasarkan ajaran agama Islam.