Maria Theresia, Siwi Ikaristi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Rapih Yogyakarta

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Tingkat Kecemasan Pasien yang Menjalani Operasi di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Anggit Septy Nugraheni; Siwi Ikaristi Maria Theresia
I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih Vol 1 No 2 (2020): I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih
Publisher : STIKes Panti Rapih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46668/jurkes.v1i2.58

Abstract

Background: Anxiety is often associated with a life-threatening event such as during surgery. The emergence of anxiety begins in the preoperative phase as the initial phase in the surgical process. For someone who is undergoing surgery for the first time, an anxious response will emerge so that it can affect the success of the operation. Objective: The purpose of this study was to determine the level of anxiety of patients who underwent the first operation at RapihPanti Hospital Yogyakarta. Methods: This research uses descriptive quantitative survey method, with a total sample of 30 respondents using purposive sampling technique. The instrument to assess used was the Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) which was translated into Indonesian. Results: The results showed that the mild anxiety level was in the early elderly 16.7%. The most moderate level of anxiety in the elderly was 13.3% and severe anxiety in late adolescence was 3.3%. Based on gender, the level of mild anxiety was mostly experienced by men 33.3% and moderate anxiety was mostly experienced by women 30%. As many as 60% of patients get information sources on surgery from health workers and seek information on social media independently. Conclusion: The level of anxiety is mild, moderate and severe experienced by all age groups. Types of gender men experience the mild anxiety level and women experience the most moderate level of anxiety. Recommendation for nurses is to provide assistance in knowledge, understanding, and spiritual support, besides the nurses assess the level of anxiety in all patients undergoing surgery. For hospitals develop social media communication as a source of information on surgery.
Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Skala Nyeri Pasien Post Kateterisasi Jantung di Ruang ICCU Rumah Sakit Panti Papih Yogyakarta Paullina, Tutut; Maria Theresia, Siwi Ikaristi; Wulandari, Riski
I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih Vol 5 No 2 (2024): I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih
Publisher : STIKes Panti Rapih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46668/jurkes.v5i2.294

Abstract

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian karena terjadi penyempitan pembuluh darah koroner yang sering disebut dengan aterosklerotik. Penanganan utama penyakit jantung ini adalah katerisasi jantung. Salah satu dampak yang dapat ditimbukan adalah nyeri pada daerah pemasangan radial compression device dikarenakan adanya luka puntcure site dan adanya tekanan balon radial compression device yang digunakan untuk kompresi pada arteri setelah tindakan katerisasi jantung, Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain quasi eksperimen yang dilakukan pada pasien yang terpasang radial compression device di ruang ICCU Rumah Sakit Panti Rapih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompres dingin terhadap nyeri pada pasien yang terpasang radial compression device. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 21 kelompok intervensi 21 kelompok kontrol. Intervensi yang dilakukan yaitu kompres dingin selama 20 menit pada area puntcure site. Skala nyeri diukur dengan menggunakan NRS sebelum dan setelah tindakan pada kelompok intervansi. Hasil analisis data dengan uji Mann Withney menunjukan hasil significan dengan p value 0,000 yang artinya ada pengaruh kompres dingin terhadap skala nyeri pada pasien yang terpasang radial compression device. Pengaruh yang signifikan ini dapat menjadi dasar bahwa kompres dingin sebagai tindakan mandiri perawat untuk menyurangi nyeri pada pasien yang terpasang radial compression device.
PENERAPAN TERAPI “AIUEO” TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA PASIEN AFASIA STROKE NON HEMORAGIK : STUDI KASUS : THE APPLICATION OF “AIUEO” THERAPY TO THE SPEAKING ABILITY OF NON-HEMORRHAGIC STROKE APHASIA PATIENTS: A CASE STUDY Oktavia Fista Aditya; Siwi Ikaristi Maria Theresia
Jurnal Keperawatan Notokusumo Vol. 12 No. 2 (2024): Desember
Publisher : LPPM STIKES NOTOKUSUMO YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke adalah kondisi di mana aliran darah ke otak terganggu karena pembuluh darah tersumbat atau pecah, yang mengakibatkan kerusakan pada sel-sel di area tertentu otak. Jika stroke mengenai bagian kiri otak dan merusak pusat bicara, itu dapat mengakibatkan gangguan berbicara atau afasia pada pasien. Terapi AIUEO dapat membantu pasien mengatasi kesulitan komunikasi verbal. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan terapi AIUEO kemampuan berbicara pada pasien Stroke Non Hemoragi  yang mengalami afasia selama fase rehabilitasi di RS Panti Waluya Malang. Subyek yang digunakan adalah dua orang pasien yang diberi terpai AIUEO selama 4 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari selama 15 menit. Hasilnya menunjukkan bahwa terapi AIUEO efektif dalam meningkatkan kemampuan mengucapkan vokal AIUEO secara lebih jelas dan meningkatnya jumlah skor FAST. Oleh karena itu perawat hendaknya memberikan edukasi dan melatih pasien secara konsisten ketika pasien pulang dari rumah sakit bersama keluarga.