Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DIRECT INSTRUCTION DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN PENANGANAN PERDARAHAN PADA KELOMPOK DISABILITAS (TUNA RUNGU) rahmawati, Elfi quyumi; Sunaryo, Nirmala Kusumaningrum; Atmojo, Didik Susetiyanto
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 14 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JKK)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54630/jk2.v14i2.280

Abstract

Pendarahan karena kasus trauma yang tidak mendapatkan pertolongan pertama yang tepat dapat memperburuk kondisi korban, hal tersebut menjadi sangat penting bagi penolong untuk menghentikannya secepat mungkin. Pertolongan pertama pada kecelakaan pada masyarakat umum, termasuk kelompok disabilitas tuna rungu bertujuan menyelamatkan jiwa penderita, meringankan penderitaan dan mencegah agar korban tidak menjadi lebih parah hingga pertolongan lebih lanjut diberikan. Mengingat penanganan perdarahan sangat penting dipahami dan dikuasai oleh orang awam, sehingga perlu dilakukan pendekatan yang tepat salah satunya melalui metode pembelajaran langsung. Direct Instruction merupakan salah satu pendekatan yang menunjang proses belajar yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan pola kegiatan yang bertahap. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan pengetahuan pada kelompok disabilitas tuna rungu terhadap penanganan perdarahan. Penelitian ini menggunakan metode direct instruction menggunakan alat ukur kuesioner untuk mengukur pengetahuan. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok disabilitas tuna rungu yang berada di Kabupaten Kediri yaitu sejumlah 39 responden dengan menggunakan total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2023. Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan kelompok disabiltas tuna rungu terhadap penanganan perdarahan. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan rerata pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi menggunakan metode direct instruction. Didapatkan nilai Sig. 0.000 < 0.05, maka dapat dikatakan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat perbedaan mean yang signifikan antara pretest. Implementasi Direct Instruction pada kelompok disabilitas tuna rungu dapat meningkatkan kemampuan kreatif. Hal ini terlihat dari kemampuan peserta dalam menjawab kuesioner yang diberikan dan mempresentasikan ketrampilan dalam penanganan perdarahan pada trauma. Mereka mempunyai wawasan dan pemahaman yang lebih luas dengan belajar secara langsung dengan kelompok kelompok kecil. Pembelajaran secara langsung memberikan pengalaman yang bermakna untuk pembelajaran
Program Pendampingan Kelompok Disabilitas Rungu dalam Pertolongan Pertama pada Trauma di Kabupaten Kediri Rahmawati, Elfi Quyumi; Sunaryo, Nirmala Kusumaningrum; Atmojo, Didik Susetiyanto; Rahayu, Dwi; Rinawati, Fajar
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 5 No 3 (2023): Jurnal Peduli Masyarakat: September 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v5i3.1953

Abstract

Pendarahan yang terjadi karena kasus trauma, menjadi sangat penting bagi penolong untuk menghentikannya secepat mungkin. Untuk mewujudkan Program Aksi Keselamatan Jalan (Road Safety) perlu sinergi berbagai pihak dalam keselamatan lalu lintas di jalan. Pertolongan pertama pada kecelakaan berguna untuk masyarakat umum, karyawan, tenaga kerja, dan semua individu. Pertolongan pertama bertujuan menyelamatkan jiwa penderita, meringankan penderitaan dan mencegah agar korban tidak menjadi lebih parah serta mempertahankan jiwa penderita hingga pertolongan lebih lanjut diberikan. Mengingat pertolongan pertama pada trauma sangat penting dipahami dan dikuasai oleh orang awam, sehingga perlu dilakukan pendekatan yang tepat salah satunya melalui metode pembelajaran langsung. Disabilitas merupakan bagian dari kelompok sosial di masyarakat dengan berbagai macam keterbatasan (intelektual, mental, dan/atau sensorik) dalam jangka waktu lama, sehingga mengalami hambatan dan kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan dan berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan lingkungan di sekitarnya. Program Pengabdian Masyarakat ini bertujuan mendampingi kelompok disabilitas tuna rungu melakukan praktek penanganan perdarahan dan pertolongan pertama pada trauma. Metode yang digunakan adalah dengam memberikan Pendidikan Kesehatan tentang penanganan perdarahan dan pertolongan pertama pada trauma. Program pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan di ruang Kilisuci Pemkab Kediri pada hari Minggu, 30 Juli 2023 pada 42 anggota gerkatin. Setelah diberikan edukasi tentang penanganan perdarahan dan pertolongan pertama pada trauma, dilakukan evaluasi dengan memberi pertanyaan kepada peserta. Peningkatan pengetahuan diketahui ketika mampu menjawab pertanyaan setelah dilakukan kegiatan penyuluhan. Mereka mampu menyebutkan dengan benar tentang perdarahan dan Langkah apa saja yang harus dilakukan ketika bertemu dengan penderita, serta bagaimana cara meminta bantuan. Selanjutnya, secara umum dapat mempraktekkan dengan temannya tahapan dalam melakukan pertolongan pertama pada trauma.
Upaya Upaya Pendampingan Siswa dalam Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar di MTS Al-Amien Rahmawati, Elfi Quyumi; Sunaryo, Nirmala Kusumaningrum; Africia, Fresty
Kontribusi: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): November 2024
Publisher : Cipta Media Harmoni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53624/kontribusi.v5i1.495

Abstract

Latar Belakang : Luka bakar merupakan jenis cedera yang sering terjadi di lingkungan sekolah dan memerlukan penanganan segera untuk mencegah komplikasi serius. Urgensinya ketika siswa terpapar kondisi luka bakar, dapat melakukan pertolongan pertama, minimal untuk dirinya senndiri ataupun orang disekitarnya Tujuan: meningkatkan pengetahuan siswa MTs Al-Amien tentang pertolongan pertama pada luka bakar dengan memberikan pendampingan. Metode: ceramah, demonstrasi, dan simulasi. Materi pendampingan mencakup jenis-jenis luka bakar, langkah-langkah pertolongan pertama, dan teknik penanganan yang benar. Evaluasi dilakukan dengan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan siswa. Hasil: Setelah diberikan pendampingan tentang pertolongan pertama pada luka bakar, dilakukan evaluasi dengan memberi pertanyaan kepada peserta. Peningkatan pengetahuan diketahui ketika mampu menjawab pertanyaan setelah dilakukan kegiatan penyuluhan. Mereka mampu menyebutkan dengan benar tentang luka bakar dan langkah apa saja yang harus dilakukan ketika bertemu dengan penderita, serta bagaimana cara meminta bantuan. Kesimpulan: Pendampingan melalui pendidikan kesehatan tentang pertolongan pertama pada luka bakar sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi situasi darurat di sekolah. Program ini diharapkan dapat menjadi model untuk kegiatan serupa di sekolah lain guna meningkatkan keselamatan dan kesehatan siswa.