Sumarni, Indriati
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JAPB

BREAK EVEN POINT (BEP) ANALYSIS AS A PROFIT PLANNING TOOL FOR PURUNIK GALLERY MSMES IN PUGAAN DISTRICT, TABALONG REGENCY Laila Hayati, Noor; Sumarni, Indriati
JAPB Vol 8 No 2 (2025)
Publisher : p3m.stiatabalong.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35722/japb.v8i2.1385

Abstract

UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian dan sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Analisis Break Even Point (BEP) sering digunakan dalam perencanaan keuangan sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi keuntungan yang diharapkan melalui penetuan harga jual persatuan, produksi minimal, pendesaian produk, dan lainnya. Tujuan penelitian ini yaitu Menganalisis bagaimana penerapan analisis Break Even Point (BEP) sebagai alat perencanaan laba pada UMKM Galeri PURUNIK Kecamatan Pugaan, untuk mengetahui bagaimana BEP dapat membantu pengelola usaha dalam merencanakan laba yang lebih efektif, serta untuk menganalisis perhitungan Margin Of Safety pada UMKM Galeri PURUNIK Kecamatan Pugaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Adapun data yang diambil pada penelitian ini adalah dari Bulan Januari sampai Bulan April 2025. Teknis analisis data pada penelitian ini dengan mengumpulkan data yang diperlukan, menghitung Break Even Point dan Margin Of Safety serta menganalisis laba yang diperoleh. Berdasarkan hasil analisis Break Even Point (BEP), diketahui bahwa titik impas UMKM Galeri PURUNIK untuk produk cermin rotan adalah sebesar 190 unit atau setara dengan Rp 19.000.000. Untuk produk Tikar Purun Timung sebesar 222 unit atau setara dengan Rp. 22.200.000. Selama periode Januari hingga April 2025, penjualan kedua produk selalu berada di atas nilai BEP tersebut. Hasil ini menunjukkan bahwa Break Even Point (BEP) efektif digunakan sebagai alat perencanaan laba dan pengambilan keputusan usaha yang berkelanjutan. Sedangkan hasil Margin of Safety tertinggi tercatat pada bulan Maret 2025, yakni 60,7% untuk produk Cermin Rotan dan 54,3% untuk Tikar Purun Timung, yang menggambarkan tingkat keamanan keuangan yang sangat baik. Sementara nilai MOS terendah terjadi pada bulan Januari 2025 untuk produk Tikar Purun Timung sebesar 43,3%. Meskipun lebih rendah, nilai ini masih berada pada kategori aman. Kata Kunci : Analisis, Break Even Point (BEP), Margin Of Safety (MOS)
ANALYSIS OF STANDARD COST APPLICATION AS A PRODUCTION COST CONTROL TOOL FOR RAKTIN (CASE STUDY: CEMILAN MANTUL, TABALONG REGENCY) Aisyah , Siti; Sumarni, Indriati
JAPB Vol 8 No 2 (2025)
Publisher : p3m.stiatabalong.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35722/japb.v8i2.1386

Abstract

Persaingan usaha yang semakin ketat menuntut pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mampu mengelola biaya produksi secara efisien. Salah satunya yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian biaya produksi adalah penerapan biaya standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya dan kendala dalam penerapan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi Raktin (karak patin) pada Cemilan Mantul. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan biaya standar dan biaya aktual untuk periode produksi bulan September, Oktober, November, dan Desember 2024, serta menggunakan model analisis satu varians untuk mengetahui adanya penyimpangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan biaya standar membantu pelaku usaha dalam mengontrol biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Berdasarkan perhitungan analisis biaya produksi model satu selisih tedapat selisih bahan baku yang menguntungkan (favorable) pada Ikan Patin dan beras Si Buyung yaitu sebesar Rp 320.000,- dan terdapat bahan baku tidak menguntungkan (unfavorable) pada minyak goreng sebesar Rp 480.000,- disebabkan karena kenaikan harga. Namun biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik sesuai dengan standar. Kata Kunci: Biaya Standar, Biaya Produksi, Pengendalian.