Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FIS (Fun-Innovative-Spritual): Manajemen Pemasaran di KB. Fun Islamic School Purworejo HMS, Deden
Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Vol. 5 No. 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jga.2020.51-01

Abstract

Speaking of course school management has been widely discussed and has become a very interesting topic from year to year. The discussion is often focused on classroom management, financial administration and institutional structures and learning systems in schools. That's all the material is in internal management. This research will focus on the discussion of external management namely how an institution is able to build a brand and partnership with the community, and other institutions and then how the institution increases trust in the community and others. The success of an Eqrly Childhood Education institution is actually in external management. However, there are many institutions that have never paid attention to this, so that many Early Childhood Education instituttion are left behind and are not in demand by the community. For this reason, researcher will focus on how to build the success of an institution with the right management FIS (Fun-Innovative and spirituality).
The Ice Breaking Model in Early Childhood Education: Training Kindergarten Teachers in Indonesia HMS, Deden; Rizqina, Aulia Laily
AlBanna: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol. 5 No. 1 (2025): Albanna: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Institut Agama Islam Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/albanna.v5i1.4637

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengimplementasikan dan mengembangkan model ice breaking pada guru pendidikan anak usia dini di Indonesia melalui pendekatan Participatory Action Research (PAR). Pelatihan dilaksanakan di tujuh provinsi yang dilaksanakan di 18 Kabupaten atau Kota pada periode Mei hingga Juni 2025. Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti memberikan instruksi kepada guru dalam merancang dan mempraktikkan ice breaking seperti, lagu anak, permainan, dan aktivitas pembelajaran menyenangkan yang dapat diterapkan di kelas. Pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan Gurame (Guru Asyik, dan Menyenangkan) dan dilengkapi dengan panduan buku dan praktik langsung oleh guru.  Hasilnya menunjukkan guru sangat antusias, merasa lebih percaya diri, dan mampu menyesuaikan ice breaking dengan karakteristik anak usia dini. Peneliti juga menerapkan konsep 4F (Fun, Friendly, Focus, Fresh) dan konsep guru betulan dan kebetulan sebagai refleksi peran profesional guru pendidikan anak usia dini. This article aims to implement and develop an ice breaking model for early childhood education teachers in Indonesia through the Participatory Action Research (PAR) approach. The training was conducted in seven provinces across 18 regencies or cities during the period of May to June 2025. In this study, the researcher provided instructions to teachers on designing and practicing ice breaking activities such as children’s songs, games, and enjoyable learning activities that can be applied in the classroom. The training was carried out using the Gurame approach (which stands for Guru Asyik dan Menyenangkan or Fun and Enjoyable Teachers) and was supported by a training manual and direct practice sessions by the teachers. The results showed that teachers were highly enthusiastic, felt more confident, and were able to adapt ice breaking activities to the characteristics of young children. The researcher also applied the 4F concept (Fun, Friendly, Focus, and Fresh) and introduced the concept of guru betulan (genuine teacher, a teacher who teaches with full responsibility, dedication, and continuous self-development) and guru kebetulan (accidental teacher, a teacher who teaches merely as a routine without true commitment or creativity) as a reflection of the professional role of early childhood education teachers.  
PERAN GURU DALAM MEMBENTUK PEMBELAJARAN SOSIAL DAN BERMAIN BERMAKNA UNTUK ANAK USIA DINI Susanti, Utia Virli; Nuryati, Nunung; HMS, Deden
JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH Vol 8, No 4 (2025): November 2025
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54314/jssr.v8i4.4669

Abstract

Abstract: In the context of Islamic Religious Education (PAI), the challenges in teaching are increasing. In Vocational High Schools, the subjects that are more emphasized or aimed at are special vocational subjects, so there are many models and methods that vary more to vocational subjects. The application of Islamic Religious Education learning usually uses less varied methods in the form of conventional methods such as lectures, memorization, and discussions. In this case, Islamic Education learning in vocational schools began to use technology based on artificial intelligence. This research aims to analyze the application of artificial intelligence-based adaptive learning technology in Islamic Religious Education (PAI) subjects at SMK Negeri 2 Kraksaan as well as student learning motivation and convenience for educators in the learning process.  The method used is a descriptive qualitative approach, with the type of case study research. Data were collected through interviews, observations and documentation of PAI teachers and students. The data showed that ChatGPT and Canva AI were the most frequently used platforms. ChatGPT is used to organize materials, answer student questions, create practice questions, and become an option to find references more quickly. Canva AI is used to create visual learning aids, such as infographics and creative presentations resulting in the presentation of interesting data in the form of visual designs. The use of these two platforms has been proven to increase students' interest in learning and help teachers prepare materials more efficiently. However, there are still some challenges, such as teachers and students need to be more careful with the validity of the information obtained, digital literacy training for teachers, and the need for supervision so that students do not rely too much on AI. Keywords: Artificial Intelligence, Adaptive Learning Technology, Islamic Religious Education. Abstrak: Dalam konteks Pendidikan Agama Islam (PAI), tantangan dalam pengajaran semakin meningkat. Pada Sekolah Menengah Kejuruan mata pelajaran yang lebih ditekankan atau yang lebih ditujukan adalah mata pelajaran khusus kejuruan, sehingga banyak model dan metode yang bervariatif lebih kepada mata pelajaran kejuruan. Penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam biasanya menggunakan metode yang kurang bervariatif berupa metode konvensional seperti ceramah, hafalan, dan diskusi. Dalam hal ini pembelajaran PAI di SMK mulai menggunakan teknologi berbasis artifical intelligence. Melalui penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan teknologi pembelajaran adaptif berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Negeri 2 Kraksaan serta motivasi belajar siswa dan kemudahan bagi pendidik dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan jenis penelitian studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap guru PAI dan siswa. Dari data tersebut dapat menunjukkan bahwa ChatGPT dan Canva AI adalah platform yang paling sering digunakan. ChatGPT digunakan untuk menyusun materi, menjawab pertanyaan siswa, membuat soal Latihan, dan menjadi pilihan untuk mencari referensi dengan lebih cepat. Canva AI digunakan untuk membuat alat bantu pembelajaran visual, seperti infografis dan presentasi kreatif sehingga menghasilkan penyajian data yang menarik dalam bentuk desain visual. Penggunaan kedua platform ini telah terbukti dapat meningkatkan minat belajar siswa dan membantu guru menyiapkan materi dengan lebih efisien. Namun, masih terdapat beberapa tantangan yaitu guru dan siswa harus lebih berhati-hati dengan kevalidan informasi yang didapat, pelatihan literasi digital kepada guru, dan perlunya pengawasan agar siswa tidak terlalu bergantung pada AI. Kata Kunci: Artificial Intelligence, Teknologi Pembelajaran Adaptif, Pendidikan Agama Islam.