Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Bioinformatika Uncoupling Protein 2 (UCP2) dan Mutasi Ala55Val UCP2 Pada Obesitas dan Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) Susmiarsih, Tripanjiasih; Trimarsanto, Hidayat
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 5, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v5i1.1102

Abstract

Pendahuluan. Kemajuan pengetahuan suatu penyakit sangat didukung oleh kajian tingkat molekuler sampai klinis. Bioinformatika menjembati perkembangan pengetahuan analisis seluler dan molekular dengan klinis. Selain dipengaruhi faktor lingkungan, faktor genetik diketahui berperan dalam   patomekanisme penyakit obesitas dan DMT2. UCP2 berpengaruh terhadap BMI (basal mass index) pada penderita obesitas dan berpengaruh terhadap sekresi insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2. Kajian ini bertujuan mengetahui informasi genetik gen dan protein UCP2 serta peran mutasi Ala55Val pada obesitas dan diabetes melitus tipe 2. Metode.  Kajian  bioinformatika  gen  dan  mutasi  UCP2  menggunakan  data  base  situs  http://www.ncbi.nlm.gov,http://www.uniprot.org  dan  http://www.ensembl.org.  Profil, struktur  dan  fungsi  protein UCP2  dikaji  dengan  situs http://www.expasy.org, http://www.cbs.dtu/dk, http://www.wolfpsort.org,       http://bioinf.cs.ucl.ac.uk/psipred/ dan http://www.pdb.org. Disain primer dan titik mutasi Ala55Val UCP2 dikaji dengan situs Primer3 dan REBASE. Hasil dan kesimpulan. Gen UCP2 Homo sapiens (NC_000011.9) terdiri atas 8 ekson dan 7 intron dengan panjang basa nukleotida 8174 bp. Protein UCP2 (NP_003346)  mempunyai  309 asam  amino, merupakan protein integral yang berlokasi di membran  mitokondria bagian dalam. Struktur protein terdiri atas heliks dan koil.  Fungsi UCP2 sebagai protein transporter, uncoupling proton pada fosforilasi oksidatif, termogenesis dan keseimbangan energi dengan cara mengubah gradien proton. Mutasi Ala55Val dapat dianalisis dengan mengamplifikasi target sekuen yang diinginkan dengan cara mendesain primer dan titik mutasi dideteksi dengan enzim retriksi yang mengenali titik tersebut. Ala55Val merupakan mutasi missense yang terjadi di posisi mRNA ke 164, mengubah GCC menjadi GTC, mengubah translasi protein nomer 55 alanin menjadi valin. Titik mutasi ini berdekatan dengan situs fosforilasi Protein C Kinase (PCK) protein, situs yang berperan mengatur jumlah ATP dalam proses termogenesis dan sekresi insulin. Informasi genetik gen, protein UCP2 serta peranannya dalam obesitas dan diabetes melitus tipe 2  dapat diperoleh dengan menggunakan database bioinformatika.
Pengaruh Daun Teh Hijau Terhadap Organ Tikus Galur Wistar Setelah Paparan Asap Rokok Juniarti, Juniarti; Rahmah, Nunung Ainur; Janah, Lulu Ah; Dinda, Salsabila Chyllia; Patrisha, Milaviza; Agustin, Rika Alivia; Susmiarsih, Tripanjiasih
Majalah Sainstekes Vol. 12 No. 1 (2025): JUNI 2025
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/ms.v12i1.3654

Abstract

Paparan asap rokok dapat menimbulkan berbagai macam penyakit yang berujung pada kematian. Banyak penelitian mengenai dampak merokok aktif terhadap kesehatan dan efek toksik keseluruhan, tetapi efek perokok pasif terhadap kesehatan tidak sepenuhnya dipahami. Asap rokok mengandung radikal bebas yang menyebabkan peningkatan stres oksidatif dan kerusakan organ. Salah satu bahan herbal, yaitu ekstrak daun teh hijau dapat menangani stress oksidatif sebab memiliki aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh daun teh hijau terhadap kerusakan organ paru, hepar, dan ginjal akibat paparan pasif asap rokok dengan menggunakan model tikus jantan galur Wistar.Jenis penelitian adalah eksperimen. Sampel berupa tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar selama 30 hari diberi paparan pasif asap rokok kretek tanpa filter dengan dosis 1 batang sehari dan ekstrak methanol daun teh hijau dengan dosis 100mg/kgBB. Setelah dilakukan pembedahan organ paru, hepar, dan ginjal, kemudian dilakukan pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Data diuji secara statistik mengunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan paparan pasif asap rokok pada tikus menyebabkan kerusakan pada organ bermakna secara statistik, pada paru (113,93%, p=0,000), hepar (59%, p=0,003), dan ginjal (89,82%, p=0,001). Pemberian ekstrak daun teh hijau pada tikus yang diberikan paparan pasif asap rokok dapat menurunkan kerusakan organ akibat paparan pasif asap rokok pada paru sebesar (49,04%, p=0,001), hepar sebesar (10,94%, p=0,132), dan ginjal sebesar (40,38%, p=0,003). Disimpulkan bahwa ekstrak daun teh hijau dapat memperbaiki kerusakan organ paru, hepar, dan ginjal akibat paparan pasif asap rokok.