Rovendra, Erit
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN ALTERNATE LEG BOUND UNTUK MENINGKATKAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI BAWAH PADA ATLET SEPAK BOLA DI SMPN 1 KOTA SOLOK Rovendra, Erit
Journal of Health Educational Science And Technology Vol. 3 No. 1 (2020): J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.363 KB) | DOI: 10.25139/htc.v3i1.2295

Abstract

ABSTRAK Daya ledak otot adalah merupakan gabungan dari kekuatan kecepatan otot sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakan tubuh atau bagian secara kuat dan kecepatan tinggi wujud nyata dari daya ledak otot tergambar dalam kemampuan sesorang seperti ketinggian loncatan, kekuatan lemparan dan kemampuan melompat atau aktifitas yang dilakukan secara berulang-ulang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan alternate leg bound untuk meningkatkan daya ledak otot bawah pada atlet sepak bola. Jenis penelitian ini adalah Quasi-eksperimen dengan menggunakan rangcangan One Group Pretest-Posttest. Populasi pada penelitian ini adalah responden berjumlah 22 orang Tahun 2018. Pengambilan sempel pada penelitian menggunakan teknik purposive sampling sehingga didapatkan sempel sebanyak 10 orang. Pengumpulan data dengan cara perlakuan yang di ukur sebelum dan sesudah pemberian intervensi. Pengolahan data hasil penelitian dilakukan secara komputerasi menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata daya ledak otot tungkai bawah sebelum latihan alternate leg bound adalah 33,60 dan setelah diberikan latihan alternate leg bound didapatkan adalah 38,20. Hasil analisis statistic menujukkan Terdapat perbedaan daya ledak otot tungkai sebelum dan sesudah pemberian latihan alternate leg bound dengan nilai P= 0,004 setiap 6 kali intervensi. Dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi dengan latihan alternate leg boud lebih baik dan lebih berpengaruh untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai bawah pada atlet sepak bola. Untuk itu diharapkan kepada atlet untuk selalu mrngulangi latihan ini dan aktif, disiplin dalam berlatih agar terbentuk hasil yang maksimal. Kata Kunci : Daya ledak Otot Tungkai bawah, Leg Bound, Sepak Bola ABSTRACT Muscle explosive power is a combination of the strength of muscle speed as a person's ability to move the body or part strongly and high speed real manifestation of muscle explosive power is reflected in one's ability such as height of jump, throwing strength and ability to jump or activities carried out repeatedly . The purpose of this study was to determine the effect of alternate leg bound training to increase lower muscle explosive power in soccer athletes. This type of research is Quasi-experiment using One Group Pretest- Posttest methods. The population in this study were respondents totaling 22 people in 2018. The collection of samples in the study used purposive sampling technique so that it obtained as many as 10 people. Data collection by means of treatment that is measured before and after the intervention. Data processing results of the research were carried out computerized using the Wilcoxon test. The results showed that the average lower leg muscle explosive power before the alternate leg bound exercise was 33.60 and after being given the alternate leg bound exercise was 38.20. The results of statistical analysis showed that there were differences in leg muscle explosive power before and after the alternate leg bound exercise with P = 0.004 every 6 times intervention. It can be concluded that the administration of therapy with the alternate leg boud exercise is better and more influential to increase the lower leg muscle explosive power in soccer athletes. For this reason it is expected that the athlete will always repeat this exercise and be active, discipline in training so that maximum results are formed. Keywords : Lower Leg Muscle Explosion Power, Leg Bound, Football Player
PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN ALTERNATE LEG BOUND UNTUK MENINGKATKAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI BAWAH PADA ATLET SEPAK BOLA DI SMPN 1 KOTA SOLOK Rovendra, Erit
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol 3 No 1 (2020): JURNAL HESTECH VOL.3 NO.1
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.363 KB) | DOI: 10.25139/htc.v3i1.2295

Abstract

 ABSTRAKDaya ledak otot adalah merupakan gabungan dari kekuatan kecepatan otot sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakan tubuh atau bagian secara kuat dan kecepatan tinggi wujud nyata dari daya ledak otot tergambar dalam kemampuan sesorang seperti ketinggian loncatan, kekuatan lemparan dan kemampuan  melompat  atau  aktifitas  yang  dilakukan  secara  berulang-ulang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan alternate leg bound untuk meningkatkan daya ledak otot bawah pada atlet sepak bola.Jenis penelitian ini adalah Quasi-eksperimen dengan menggunakan rangcangan One Group Pretest-Posttest. Populasi pada penelitian ini adalah responden berjumlah 22 orang Tahun 2018. Pengambilan sempel pada penelitian menggunakan teknik purposive sampling sehingga didapatkan sempel sebanyak10 orang. Pengumpulan data dengan cara perlakuan yang di ukur sebelum dan sesudah pemberian intervensi. Pengolahan data hasil penelitian dilakukan secara komputerasi menggunakan uji wilcoxon.Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa rata-rata  daya  ledak  otot  tungkai bawah sebelum latihan alternate leg bound adalah 33,60 dan setelah diberikan latihan alternate leg bound didapatkan adalah 38,20. Hasil analisis statistic menujukkan Terdapat perbedaan daya ledak otot tungkai sebelum dan sesudah pemberian latihan alternate leg bound dengan nilai P= 0,004 setiap 6 kali intervensi.Dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi dengan latihan alternate leg boud  lebih  baik  dan  lebih  berpengaruh  untuk  meningkatkan  daya  ledak  otot tungkai bawah pada atlet sepak bola. Untuk itu diharapkan kepada atlet untuk selalu mrngulangi latihan ini dan aktif, disiplin dalam berlatih agar terbentuk hasil yang maksimal. Kata Kunci  : Daya ledak Otot Tungkai bawah, Leg Bound, Sepak Bola ABSTRACTMuscle explosive power is a combination of the strength of muscle speed as a person's ability to move the body or part strongly and high speed real manifestation  of muscle explosive power is reflected in  one's  ability such  as height of jump, throwing strength and ability to jump or activities carried out repeatedly . The purpose of this study was to determine the effect of alternate leg bound training to increase lower muscle explosive power in soccer athletes.This type of research is Quasi-experiment using One Group Pretest- Posttest  methods.  The  population  in  this  study  were  respondents  totaling  22 people in 2018. The collection of samples in the study used purposive sampling technique so that it obtained as many as 10 people. Data collection by means of treatment  that  is  measured  before  and  after the intervention.  Data  processing results of the research were carried out computerized using the Wilcoxon test.The results showed that the average lower leg muscle explosive power before the alternate leg bound exercise was 33.60 and after being given the alternate leg bound exercise was 38.20. The results of statistical analysis showed that there were differences in leg muscle explosive power before and after the alternate leg bound exercise with P = 0.004 every 6 times intervention.It can be concluded that the administration of therapy with the alternate leg boud exercise is better and more influential to increase the lower leg muscle explosive power in soccer athletes. For this reason it is expected that the athlete will always repeat this exercise and be active, discipline in training so that maximum results are formed.Keywords : Lower Leg Muscle Explosion Power, Leg Bound, Football Player
Pengaruh Pemberian Cryoterapi Dan Stretching Exercise Terhadap Penurunan Cedera Hamstring Pada Pemain Sepak Bola Remaja Di Nagari Tandikat Selatan Tahun 2020 Rovendra, Erit
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol 4 No 1 (2021): J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.442 KB) | DOI: 10.25139/htc.v4i1.3778

Abstract

Abstrak : Cedera hamstring adalah cedera pada jaringan otot hamstringkarena kerusakan langsung atau tidak langsung akibat teregang melebihi batas normal. Cedera ini sering terjadi pada bagian groin muscles, hamstring, dan otot quadricep.Cedera ini sering terjadi pada atlet dimana salah satu otot paha belakang mengalami robekan atau peregangan akibat trauma dan gerakan mendadak atau gerakan tiba-tiba berhenti.Olahraga dengan intesitas gerakan kombinasi seperti sprint, fleksibilitas, kelincahan, dan kekuatan otot yang besar, sering mengalami cedera ini. Pada cedera hamstring para atlit biasanya mengeluh nyeri yang menyebabkan berkurangnya fleksibilitas dan kekuatan otot hamstring biasanya disertai dengan penurunan daya tahan dalam melakukan suatu aktifitas latihan.Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan metode pretest dan posttest. Penelitian ini dilakukan di Nagari Tandikat Selatan, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dengan sampel dalam penelitian berjumlah 11 pasien.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat fleksibilitashamstring dan nyeri sebelum dan sesudah intervensi mengalami perubahan. Analisis statistic penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilkyang didapatkan hasil p = 0.0005 (p<0.05) fleksibilitashamstring, p = 0.003 (p<0.05) pada nyeri gerak, p = 0.003 (p<0.05) pada nyeri tekan, yang berarti terdapat perubahan yang signifikan pada pemberian Cryoterapi dan Stretchingexercise terhadap peningkatan fleksibilitas dan penurunan nyeri pada kasus cedera Hamstring.Dapat disimpulkan bahwa pemberian Cryoterapi dan Stretchingexercise bisa meningkatkan fleksibilitas dan penurunan nyeri pada kasus cedera Hamstring. Untuk itu diharapkan kepada pasien dengan keluhan cedera Hamstring untuk dapat selalu aktif dan disiplin dalam mengikuti program terapi yang efektif dalam meningkatkan fleksibilitas dan menurunkan nyeri. Kata Kunci : Cryoterapi,Stretching exercise, Hamstring, fleksibilitas Abstrack : Hamstring injury is an injury to the hamstring muscle tissue due to direct or indirect damage due to stretching beyond normal limits. These injuries often occur on the groin muscles, hamstrings, and quadriceps muscles. It is also occurring in athletes where one of the hamstrings is torn or stretched due to trauma and sudden movement or movement stops suddenly. Sports with the intensity of combination movements such as sprints, flexibility, agility, and great muscle strength, often suffer from this injury. In hamstring injuries, athletes usually complain of pain which causes reduced flexibility and strength of the hamstring muscles and usually accompanied by decreased endurance in carrying out a training activity.It was QuasiExperiment with pretest and posttest methods. It was conducted in Nagari Tandikat Selatan, Patamuan District, Padang Pariaman Regency. By using purposive sampling,11 patients were chosen as the samples.The results of this study indicated that the average level of hamstringflexibility and pain before and after the intervention changed. The statistical analysis of this study used Shapiro-Wilk showed p = 0.0005 (p<0.05) hamstringflexibility, p = 0.003 (p<0.05) for motion pain, p = 0.003 (p<0.05) for tenderness. It means that there was a significant change of giving Cryotherapy and stretchingexercise to increase flexibility and reduce pain in cases of hamstring injury.In short, it can be concluded that giving Cryotherapy and stretchingexercises can increase flexibility and reduce pain in cases of hamstring injury. For this reason, it is hoped that patients with complaints of Hamstring injury to be active and disciplined in following an effective therapy program in increasing flexibility and reducing pain. Keywords : Cryotherapy, Stretching Exercise, Hamstring, Flexibility
PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN ALTERNATE LEG BOUND UNTUK MENINGKATKAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI BAWAH PADA ATLET SEPAK BOLA DI SMPN 1 KOTA SOLOK Rovendra, Erit
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol. 3 No. 1 (2020): JURNAL HESTECH VOL.3 NO.1
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.363 KB) | DOI: 10.25139/htc.v3i1.2295

Abstract

 ABSTRAKDaya ledak otot adalah merupakan gabungan dari kekuatan kecepatan otot sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakan tubuh atau bagian secara kuat dan kecepatan tinggi wujud nyata dari daya ledak otot tergambar dalam kemampuan sesorang seperti ketinggian loncatan, kekuatan lemparan dan kemampuan  melompat  atau  aktifitas  yang  dilakukan  secara  berulang-ulang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan alternate leg bound untuk meningkatkan daya ledak otot bawah pada atlet sepak bola.Jenis penelitian ini adalah Quasi-eksperimen dengan menggunakan rangcangan One Group Pretest-Posttest. Populasi pada penelitian ini adalah responden berjumlah 22 orang Tahun 2018. Pengambilan sempel pada penelitian menggunakan teknik purposive sampling sehingga didapatkan sempel sebanyak10 orang. Pengumpulan data dengan cara perlakuan yang di ukur sebelum dan sesudah pemberian intervensi. Pengolahan data hasil penelitian dilakukan secara komputerasi menggunakan uji wilcoxon.Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa rata-rata  daya  ledak  otot  tungkai bawah sebelum latihan alternate leg bound adalah 33,60 dan setelah diberikan latihan alternate leg bound didapatkan adalah 38,20. Hasil analisis statistic menujukkan Terdapat perbedaan daya ledak otot tungkai sebelum dan sesudah pemberian latihan alternate leg bound dengan nilai P= 0,004 setiap 6 kali intervensi.Dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi dengan latihan alternate leg boud  lebih  baik  dan  lebih  berpengaruh  untuk  meningkatkan  daya  ledak  otot tungkai bawah pada atlet sepak bola. Untuk itu diharapkan kepada atlet untuk selalu mrngulangi latihan ini dan aktif, disiplin dalam berlatih agar terbentuk hasil yang maksimal. Kata Kunci  : Daya ledak Otot Tungkai bawah, Leg Bound, Sepak Bola ABSTRACTMuscle explosive power is a combination of the strength of muscle speed as a person's ability to move the body or part strongly and high speed real manifestation  of muscle explosive power is reflected in  one's  ability such  as height of jump, throwing strength and ability to jump or activities carried out repeatedly . The purpose of this study was to determine the effect of alternate leg bound training to increase lower muscle explosive power in soccer athletes.This type of research is Quasi-experiment using One Group Pretest- Posttest  methods.  The  population  in  this  study  were  respondents  totaling  22 people in 2018. The collection of samples in the study used purposive sampling technique so that it obtained as many as 10 people. Data collection by means of treatment  that  is  measured  before  and  after the intervention.  Data  processing results of the research were carried out computerized using the Wilcoxon test.The results showed that the average lower leg muscle explosive power before the alternate leg bound exercise was 33.60 and after being given the alternate leg bound exercise was 38.20. The results of statistical analysis showed that there were differences in leg muscle explosive power before and after the alternate leg bound exercise with P = 0.004 every 6 times intervention.It can be concluded that the administration of therapy with the alternate leg boud exercise is better and more influential to increase the lower leg muscle explosive power in soccer athletes. For this reason it is expected that the athlete will always repeat this exercise and be active, discipline in training so that maximum results are formed.Keywords : Lower Leg Muscle Explosion Power, Leg Bound, Football Player
Pengaruh Pemberian Cryoterapi Dan Stretching Exercise Terhadap Penurunan Cedera Hamstring Pada Pemain Sepak Bola Remaja Di Nagari Tandikat Selatan Tahun 2020 Rovendra, Erit
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol. 4 No. 1 (2021): J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.442 KB) | DOI: 10.25139/htc.v4i1.3778

Abstract

Abstrak : Cedera hamstring adalah cedera pada jaringan otot hamstringkarena kerusakan langsung atau tidak langsung akibat teregang melebihi batas normal. Cedera ini sering terjadi pada bagian groin muscles, hamstring, dan otot quadricep.Cedera ini sering terjadi pada atlet dimana salah satu otot paha belakang mengalami robekan atau peregangan akibat trauma dan gerakan mendadak atau gerakan tiba-tiba berhenti.Olahraga dengan intesitas gerakan kombinasi seperti sprint, fleksibilitas, kelincahan, dan kekuatan otot yang besar, sering mengalami cedera ini. Pada cedera hamstring para atlit biasanya mengeluh nyeri yang menyebabkan berkurangnya fleksibilitas dan kekuatan otot hamstring biasanya disertai dengan penurunan daya tahan dalam melakukan suatu aktifitas latihan.Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan metode pretest dan posttest. Penelitian ini dilakukan di Nagari Tandikat Selatan, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dengan sampel dalam penelitian berjumlah 11 pasien.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat fleksibilitashamstring dan nyeri sebelum dan sesudah intervensi mengalami perubahan. Analisis statistic penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilkyang didapatkan hasil p = 0.0005 (p<0.05) fleksibilitashamstring, p = 0.003 (p<0.05) pada nyeri gerak, p = 0.003 (p<0.05) pada nyeri tekan, yang berarti terdapat perubahan yang signifikan pada pemberian Cryoterapi dan Stretchingexercise terhadap peningkatan fleksibilitas dan penurunan nyeri pada kasus cedera Hamstring.Dapat disimpulkan bahwa pemberian Cryoterapi dan Stretchingexercise bisa meningkatkan fleksibilitas dan penurunan nyeri pada kasus cedera Hamstring. Untuk itu diharapkan kepada pasien dengan keluhan cedera Hamstring untuk dapat selalu aktif dan disiplin dalam mengikuti program terapi yang efektif dalam meningkatkan fleksibilitas dan menurunkan nyeri. Kata Kunci : Cryoterapi,Stretching exercise, Hamstring, fleksibilitas Abstrack : Hamstring injury is an injury to the hamstring muscle tissue due to direct or indirect damage due to stretching beyond normal limits. These injuries often occur on the groin muscles, hamstrings, and quadriceps muscles. It is also occurring in athletes where one of the hamstrings is torn or stretched due to trauma and sudden movement or movement stops suddenly. Sports with the intensity of combination movements such as sprints, flexibility, agility, and great muscle strength, often suffer from this injury. In hamstring injuries, athletes usually complain of pain which causes reduced flexibility and strength of the hamstring muscles and usually accompanied by decreased endurance in carrying out a training activity.It was QuasiExperiment with pretest and posttest methods. It was conducted in Nagari Tandikat Selatan, Patamuan District, Padang Pariaman Regency. By using purposive sampling,11 patients were chosen as the samples.The results of this study indicated that the average level of hamstringflexibility and pain before and after the intervention changed. The statistical analysis of this study used Shapiro-Wilk showed p = 0.0005 (p<0.05) hamstringflexibility, p = 0.003 (p<0.05) for motion pain, p = 0.003 (p<0.05) for tenderness. It means that there was a significant change of giving Cryotherapy and stretchingexercise to increase flexibility and reduce pain in cases of hamstring injury.In short, it can be concluded that giving Cryotherapy and stretchingexercises can increase flexibility and reduce pain in cases of hamstring injury. For this reason, it is hoped that patients with complaints of Hamstring injury to be active and disciplined in following an effective therapy program in increasing flexibility and reducing pain. Keywords : Cryotherapy, Stretching Exercise, Hamstring, Flexibility
Pengaruh Pengaruh Lama Berdiri, Tinggi Hak Sepatu Dan Postur Kaki Terhadap Keseimbangan Berjalan Pada Pemakaian Febriani, Yelva; Rovendra, Erit
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol. 4 No. 2 (2021): J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/htc.v4i2.4350

Abstract

ABSTRAK Survei yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan ada 59% wanita yang menggunakan sepatu berhak tinggi kurang lebih satu sampai delapan jam per harinya. Salah satu pekerjaan yang berkaitan dengan penggunaan sepatu hak tinggi seperti pada seorang Sales Promotion Girls (SPG). Penampilan seorang SPG yang ditentukan dari standar performa perusahaan itu berbeda-beda, dan dalam upaya memenuhi kebutuhan untuk tampil menarik konsumen, perusahaan menetapkan standar performa untuk SPG. Penelitian ini dilakukan di Plaza Bukittinggi, tepatnya di Ramayana Departemen Store yang dilakukan di bulan Agustus 2021. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan uji Chi Square. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh dengan keseimbangan berjalan pada pemakaian high heels adalah lama berdiri (p-value = 0,0005), tinggi hak sepatu (p-value = 0,0005), postur kaki (p-value = 0,0005). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh lama berdiri, tinggi hak sepatu dan postur kaki terhadap keseimbangan berjalan pada pemakaian high heels sales promotion girls di Ramayana Bukittinggi 2021. Kata Kunci: Lama Berdiri, Tinggi Hak Sepatu, Lama Berdiri, Keseimbangan Berjalan ABSTRACT A survey conducted in the United States showed there are 59% of women use high heels approximately one to eight hours per day. One of the jobs related to the use of high heels is a Sales Promotion Girls (SPG). The appearance of an SPG is determined by the company's performance standards and in an effort to meet the need to appear attractive to consumers, companies set performance standards for SPG. The type of this study was descriptive analytic with quantitative methods. It was conducted at Plaza Bukittinggi, especially in Ramayana Department Store which was conducted on August 2021. The samples were chosen by total sampling technique and it was analyzed by Chi Square test. The results showed that the variables related to walking balance in the use of high heels were long standing (p-value = 0.0005), heel height (p-value = 0.0005), foot posture (p-value = 0.0005)). From the results of the study, it can be concluded that there is a relationship between long standing, high heels and foot posture on walking balance on the use of high heels sales promotion girls at Ramayana Bukittinggi 2021. Keywords: Long Standing, Shoe Heel Height, Long Standing, Walking Balance
Pengaruh Senam Irama Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Ar-Raudhah Desa Pelompek Kerinci Rovendra, Erit; Melani, Hafzah; Yuniliza
Journal of Health Educational Science And Technology Vol. 6 No. 2 (2023): J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/htc.v6i2.6269

Abstract

Abstrak Menurut NAEYC (National Association for the Education of Young Children) anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Usia dini merupakan usia penting bagi anak yang dapat disebut usia emas bagi anak. Rancangan penelitian ini adalah pre-experimental dengan pendekatan purposive sampling dengan one group pre-test and post-test. Sampel dalam penelitian ini adalah 15 anak. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi motorik kasar anak. Pengolahan data penelitian menggunakan uji bertanda Wilcoxon. Hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan kemampuan motorik kasar anak sebelum diberikan kegiatan senam ritmik sebesar 2,20 dan sesudah dilakukan senam ritmik sebesar 3,73. Dimana terjadi peningkatan kemampuan motorik kasar anak sebelum dan sesudah diberikan kegiatan senam ritmik dengan hasil p value = 0,005˂α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan senam ritmik dapat mempengaruhi perkembangan motorik kasar pada anak usia 3-5 tahun.Kata kunci: Perkembangan anak, motorik kasar, senam ritmik Abstract According to the NAEYC (National Association for the Education of Young Children) early childhood is children who are in the age range of 0-8 years. Early age is an important age for children that can be called the golden age for children. The design of this study was pre-experimental with a purposive sampling approach with one group pre-test and post-test. The sample in this study was 15 children. Collecting data using a child's gross motor observation sheet. Processing of research data using the Wilcoxon signed test. The result of this study was that there was an increase in children's gross motor skills before giving rhythmic gymnastics activities 2.20 and after rhythmic gymnastics was 3.73. Where there was an increase in children's gross motor skills before and after being given rhythmic gymnastics activities with the result p value = 0.005˂α (0.05). So it can be concluded that rhythmic gymnastics activities can affect gross motor development in children aged 3-5 years. Keywords: Child development, gross motor skills, rhythmic gymnastics
Fenomena Konsumsi Sayur Dan Buah Pada Anak Usia 6-9 Tahun Wulan Sari, Novi; Rovendra, Erit
Journal of Health Educational Science And Technology Vol. 6 No. 2 (2023): J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/htc.v6i2.6278

Abstract

Abstrak Konsumsi sayur dan buah bagi anak penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan kekebalan tubuhnya. Menurut Riskesdas 2018, di Indonesia, usia 6-9 tahun merupakan kelompok umur dengan persentase konsumsi sayur dan buah tertinggi sebesar 96,9% yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi sayur dan buah pada anak usia 6-9 tahun di Puskesmas Simpang Tonang Kabupaten Pasaman Tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Sampel penelitian adalah 63 ibu anak usia 6-9 tahun. Mereka dipilih dengan menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan FFQ (Food Frequency Questionnaire) kuantitatif. Kemudian data dianalisis dengan uji chi-square dengan taraf signifikansi = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi pendidikan ibu tinggi sebanyak 36 orang (42,9%), pendapatan keluarga tinggi 8 orang (12,7%), pengetahuan ibu baik 37 orang (58,7%), sayur dan buah kesukaan 31 orang ( 49,2%), tersedia sayur dan buah 44 orang (69,8%), pernah terpapar media massa 51 orang (81%), praktik pengendalian konsumsi sayur dan buah yang baik 32 orang (50,8%), konsumsi cukup sayur dan buah 27 orang (42,9%). Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu merupakan variabel risiko konsumsi sayur dan buah pada anak usia 6-9 tahun. Oleh karena itu perlu peningkatan pengetahuan ibu-ibu melalui kegiatan penyuluhan dan sosialisasi.Kata Kunci: Konsumsi Sayur dan Buah, Anak Usia 6-9 Tahun Abstract Vegetable and fruit Consumption for children is important to support growth and development and increase their immunity. According to Riskesdas 2018, in Indonesia, the age of 6-9 years was the age group with the highest percentage of consumption of vegetables and fruit at 96.9% which is influenced by many factors. This research aimed to determine Factors Related to Vegetable and Fruit Consumption among Children 6-9 Years Old in Simpang Tonang Community Health Center, Pasaman Regency in 2021. The type of this research was a cross-sectional study design. The samples were 63 children’s mothers at 6-9 years. They had been chosen by using Proportionate Stratified Random Sampling. The research instruments were questionnaires and quantitative FFQ (Food Frequency Questionnaire). Then, the data were analyzed by chi-square test with a significance level of = 0.05. The results of the research showed the distribution of high maternal education frequency as many as 36 people (42.9%), high family income 8 people (12.7%), good mother knowledge 37 people (58.7%), favorite vegetables and fruits 31 people (49.2%), there are available vegetables and fruit 44 people (69.8%), have been exposed to mass media 51 people (81%), good practice of controlling the consumption of vegetables and fruit 32 people (50.8%), sufficient consumption of vegetables and fruit 27 people (42.9%). In short, it can be concluded that mothers’ knowledge was a risk variable for consuming vegetables and fruit for children at 6-9 years old. Therefore, it needs to increase mothers’ knowledge through outreach and socialization activities. Keywords: Consumption of Vegetables and Fruits, Children 6-9 Years Old
Pengaruh Rebusan Daun Pepaya (Carica Papaya) Terhadap Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Wulan Sari, Novi; Rovendra, Erit; Yuniliza
Journal of Health Educational Science And Technology Vol. 7 No. 1 (2024): J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/htc.v7i1.8393

Abstract

Prevelensi disminore diseluruh dunia diperkirakan sebanyak 25% pada wanita dewasa dan sebanyak 90% dikalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh rebusan daun pepaya(carica pepaya) terhadap intensitas nyeri haid pada remaja putri diSMK 1 Negeri Ujung Batu Rokan Hulu Riau. Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik dengan jenis desain penelitian eksperimen yang bersifat one group pretest and post test. Penelitian ini akan dilakukan dibulan Agustus 2023. populasi penelitian ini adalah remaja putri kelas X dan kelas XI di SMK Negeri 1 Ujung Batu Rokan Hulu Riau. Pada penelitian ini sendiri menggunakan sampel sebanyak 40 responden. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan one group pre test and post test. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian diperoleh nilai p-value 0,000 (<0,05) artinya terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (rebusan daun pepaya) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh rebusan daun pepaya penurunan intensitas nyeri haid pada remaja putri di SMKN 1 Ujung Batu Rokan Hulu Riau. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh rebusan daun pepaya penurunan intensitas nyeri haid pada remaja putri di SMKN 1 Ujung Batu Rokan Hulu Riau. Disarankan kepada remaja putri agar dapat menambah wawasan dalam penanganan nyeri haid dengan penggunaan obat herbal tradisional. Kata kunci : Menstruasi, Nyeri, Daun Pepaya The prevalence of dysmenorrhea worldwide is estimated to be around 25% in adult women and as high as 90% among adolescents. This research aims to examine the effect of papaya leaf (Carica papaya) decoction on the intensity of menstrual pain in adolescent girls at SMK 1 Negeri Ujung Batu, Rokan Hulu, Riau. This study is quantitative analytical in nature with an experimental research design of one-group pretest and posttest. The research will be conducted in August 2023. The population of this study consists of female adolescents in grades X and XI at SMK Negeri 1 Ujung Batu, Rokan Hulu, Riau. The study sample consists of 40 respondents. The method used is experimental with an approach. The research method employed is an experiment with a design of one-group pretest and posttest. Sample determination in this research uses total sampling technique. The data analysis used is univariate and bivariate analysis. The research results obtained a p-value of 0.000 (<0.05), indicating a difference in the average before and after treatment (papaya leaf decoction) is given. Thus, it can be concluded that there is an effect of papaya leaf decoction in reducing the intensity of menstrual pain in adolescent girls at SMK 1 Ujung Batu, Rokan Hulu, Riau. The conclusion of this research is that papaya leaf decoction has an effect on reducing the intensity of menstrual pain in adolescent girls at SMK 1 Ujung Batu, Rokan Hulu, Riau. It is recommended for adolescent girls to increase their knowledge in managing menstrual pain by using traditional herbal remedies. Keywords: Menstruation, Pain, Papaya Leaves