Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Gambaran USG Leiomioma Uteri Pada Dewasa : LITERATURE REVIEW Anthonius Christopher Wisnu; Sony Sutrisno; Adrian Setiawan; Monica Cherlady Anastasia
DIAGNOSA: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 2 (2023): Mei : Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.96 KB) | DOI: 10.59581/diagnosa-widyakarya.v1i2.115

Abstract

Uterine myoma is one of the most common tumors found in premenopause. Symptoms that can arise vary, ranging from asymptomatic to symptoms that interfere with daily activities. The most common symptoms arise, namely pain and vaginal bleeding. Women who have, myoma diagnosed certainly emits risk factors. Risk factors that can aggravate, among them are heredity, obesity, hormonal contraception, nullipara, hypertension, primipara age <20 years, deficiency of vitamins D Risk Factors Risk of land can be able to be able That, as for effective modalities is used for supporting examinations of uterine uterine and MRI uterine myomas. Ultrasound can be done as an initial screening, while MRI is better used for a more appropriate location when compared to ultrasound.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU WANITA DI DESA GUDJI BARU TERHADAP PENGARUH RADIASI SINAR X PADA KEHAMILAN Sony Sutrisno
Journal of Scientech Research and Development Vol 5 No 2 (2023): JSRD, December 2023
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v5i2.179

Abstract

Banyak wanita terpapar radiasi dari prosedur pemeriksaan diagnosis sebelum mereka tahu bahwa mereka hamil atau karena prosedur ini memang dibutuhkan dan dilakukan saat masa kehamilan. Pajanan radiasi dosis rendah dapat menimbulkan kerusakan sub letal yang berpotensi menyebabkan kematian sel. Pada janin, pajanan radiasi dosis rendah dapat menyebabkan kematian lebih banyak sel embrionik dibandingkan sel pada orang dewasa. Pada embrio dan fetus, hilangnya sejumlah kecil sel akan sangat berpengaruh. Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data menggunakan kuesioner. Penelitian ini bersifat desktiptif dengan metode cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Hasil penelitian yang didapatkan sebanyak 52 responden (49,5%) yang memiliki pengetahuan rendah, 48 responden (45,7%) yang memiliki pengetahuan sedang, dan 5 responden yang memiliki pengetahuan tinggi mengenai pengaruh radiasi sinar X pada kehamilan. Dalam hal sikap, terdapat sebanyak 61 responden (58,1%) memiliki sikap yang baik. Hampir semua responden (85,7%) mengaku setuju perlunya diadakan pendidikan tambahan perihal sinar X. Terdapat sebanyak 32 dari 47 responden (68,1%) yang pernah melakukan pemeriksaan sinar X memiliki perilaku yang cukup baik. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan terdapat pengetahuan yang kurang pada wanita Desa Gudji Baru walaupun perilakunya sudah cukup baik, sehingga perlu diadakannya pelatihan mengenai perihal sinar X.
Dandy Walker Variant pada Onset Dewasa Sony Sutrisno; Rahmad Mulyadi
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 23 NO. 64 OKTOBER-DESEMBER 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v23i64.1578

Abstract

Dandy Walker Variant didefinisikan sebagai suatu kelainan kongenital dengan karakteristik dilatasi kistik ventrikel IV, hipoplasia vermis serebelum tanpa disertai dengan pembesaran fossa posterior. Dilaporkan bahwa seorang laki-laki berusia 39 tahun dengan keluhan utama kejang disertai gangguan penglihatan dan hilangnya ingatan, yang dengan didahului adanya trauma pada kepala sembilan bulan sebelumnya. Pada pemeriksaan dengan Computed Tomography scan (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI), didapatkan adanya hipoplasia vermis serebelum, ventrikulomegali, dan dilatasi kistik ventrikel IV, sehingga diagnosis Dandy Walker Variant onset dewasa ditegakkan. Pada umumnya, gejala Dandy Walker timbul pada masa kanak-kanak karena merupakan kelainan kongenital, tetapi pada beberapa kasus onset dapat terjadi pada orang dewasa dengan adanya pencetus, salah satunya adalah trauma.Kata kunci : Dandy Walker Variant, onset dewasa
Laporan Kasus : Septo Optic Dysplasia (de Morsier Syndrome) Sony Sutrisno
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 26 No 3 (2020): SEPTEMBER - DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v26i3.1922

Abstract

Septo optic dysplasia (SOD) is a rare disease with 1 of 10,000 live births incidence. It consists of midline brain structure dysgenesis, optic nerve dysgenesis, and pituitary disfunction. We report an 11 year old female with strabismus and visual impairment. Eye examination showed that her visual acuity is 1/60 for right eye and 6/6 for left eye. Neither delay developmental nor neurological disorder was found. Brain CT showed hypoplasia of the right optic nerve sheath and the absence of septum pellucidum. The pituitary was observed to be within the normal limit. Radiology examination has an important role as one of diagnostic tools for SOD because of its superiority in evaluating brain structure and optic nerve.
Gambaran USG Leiomioma Uteri Pada Dewasa : LITERATURE REVIEW Anthonius Christopher Wisnu; Sony Sutrisno; Adrian Setiawan; Monica Cherlady Anastasia
DIAGNOSA: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 2 (2023): Mei : Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/diagnosa-widyakarya.v1i2.115

Abstract

Uterine myoma is one of the most common tumors found in premenopause. Symptoms that can arise vary, ranging from asymptomatic to symptoms that interfere with daily activities. The most common symptoms arise, namely pain and vaginal bleeding. Women who have, myoma diagnosed certainly emits risk factors. Risk factors that can aggravate, among them are heredity, obesity, hormonal contraception, nullipara, hypertension, primipara age <20 years, deficiency of vitamins D Risk Factors Risk of land can be able to be able That, as for effective modalities is used for supporting examinations of uterine uterine and MRI uterine myomas. Ultrasound can be done as an initial screening, while MRI is better used for a more appropriate location when compared to ultrasound.
Kajian Pustaka Gambaran Kecemasan Pasien Dewasa terhadap Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada Tahun 2013-2023 Lesmana, Aurellia; Sutrisno, Sony; Elena, Irene Maria
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 30 No 2 (2024): MEI
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v30i2.2955

Abstract

Kecemasan adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan perasaan khawatir, tegang, takut, atau gelisah yang wajar dialami setiap orang. Meski pemeriksaan MRI sudah menjadi lazim, hal ini masih menimbulkan kecemasan pada pasien. Hal ini dapat menurunkan kualitas hasil pemeriksaan atau membuat pemeriksaan harus dihentikan. Tujuan kajian pustaka ini untuk mencari tahu tingkat kecemasan pada pasien dewasa yang menjalani pemeriksaan MRI serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Dilakukan pencarian dan pengkajian makalah penelitian atau jurnal yang sesuai melalui Google Scholar, PubMed, dan ProQuest yang diterbitkan antara tahun 2013 hingga 2023. Berdasarkan metode pengukuran subjektif dan objektif, kecemasan dalam berbagai tingkat masih ditemukan pada sebagian besar pasien yang menjalani pemeriksaan MRI. Pasien yang pertama kali menjalani pemeriksaan MRI, perempuan, berusia >40 tahun, dan menjalani pemeriksaan head-first lebih rentan mengalami kecemasan berat. Sebagian besar pasien yang menjalani pemeriksaan MRI mengalami kecemasan, terutama pada kelompok rentan. Hal ini dapat diringankan dengan intervensi seperti komunikasi dan edukasi pasien.
ANALISIS TEKNOLOGI USIA TULANG MENGGUNAKAN KECERDASAN ARTIFISIAL: STUDI BIBLIOMETRIK Sutrisno, Sony
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan - Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Vol. 24 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/ibnusina.v24i1.759

Abstract

Penentuan usia tulang (bone age) merupakan prosedur yang umum dilakukan dalam dunia kedokteran untuk mengevaluasi perkembangan tulang. Akan tetapi, prosedur ini umumnya dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang lama untuk menilai dan menganalisis data. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang cepat dan akurat dalam menilai citra data untuk bone age. Teknologi kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) seperti deep learning dan machine learning dapat digunakan untuk mempercepat pembacaan hasil dengan akurasi yang tinggi. Oleh karena itu, pemodelan akan pembacaan bone age berbasis AI meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan penelitian terkait bone age berbasis AI di dunia hingga Juli 2024. Data diperoleh dari database Scopus, kemudian dianalisis menggunakan Excel dan VosViewer. Hasil yang diperoleh menggambarkan serangkaian penelitian sains di bidang bone age yang dirangkum dalam perkembangan publikasi ilmiah, sitasi dan penulis, serta kata kunci. Penelitian ini dapat membantu menganalisis kesenjangan pengetahuan sebagai peluang untuk kontribusi yang baru oleh berbagai peneliti di Dunia termasuk Indonesia. Studi ini memberikan gambaran informasi penting terkait perkembangan teknologi bone age menggunakan kecerdasan artifisial.
Bilateral Pulmonary Arteriovenous Malformation in Female Patient Based on Computed Tomography Imaging: A Rare Case Report Sutrisno, Sony
Indonesian Journal of Medicine Vol. 6 No. 4 (2021)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.006 KB)

Abstract

Background: Pulmonary arteriovenous malformations (PAVMs) is an extremely rare vascular anomaly due to a direct connection between the pulmonary artery and pulmonary vein, potentially causing irreversible damages to the systemic circulation. This condition requires a prompt diagnostic approach to ensure early diagnosis and treatment.Case Report: A 53-year-old Indonesian female was referred to our department with unexplained dyspnoea and cyanosis. Physical examination revealed low oxygen saturation and remarkable finding on pulmonary auscultation. Further investigation revealed the findings suggesting PAVM based on contrast-enhanced chest computed tomography (CT) scan, with multiple nidus on bilateral lungs with feeder arteries from the pulmonary artery and draining veins in the pulmonary vein. Hence, this case emphasizes the rare finding of a female PAVMs patient with bilateral PAVMs.Conclusion: CT scan is a reliable and effective imaging approach to establish the diagnosis of PAVMs. This modality should be first considered to visualize PAVMs lesions, particularly in adult patients with unexplained dyspnoea and cyanosis.Keywords: arteriovenous malformations, CT scan, rare case, embolizationCorrespondence: Sony Sutrisno. Department of Radiology, Faculty of Medicine and Health Sciences, Krida Wacana Christian University, Jakarta, Indonesia. Email: sonysutrisnodr@gmail.com. Mobile: +62-8128-9290-414. Indonesian Journal of Medicine (2021), 06(04): 393-398https://doi.org/10.26911/theijmed.2021.06.04.05