Royyani, Izza
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Makna Hijrah Perspektif Al-Qur’an dan Hadis Royyani, Izza
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 10 No 2 (2020): Agustus
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v10i2.3081

Abstract

Fenomena hijrah yang terjadi di masyarakat menimbulkan berbagai respon dari berbagai kalangan, termasuk media dan kalangan peneliti. Pro kontra di media seputar hijrah merupakan bentuk pemahaman masing-masing kelompok. Atas fenomena yang terjadi tersebut, maka perlu adanya tinjauan terhadap hadis yang menerangkan tentang hijrah serta ayat al-Qur’an yang mendukung agar dapat dipahami secara utuh makna hijrah yang sesungguhnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwasanya ide moral yang terdapat dalam hijrah merupakan perubahan dalam berbagai dimensi kehidupan, hijrah dengan niat sungguh-sungguh menjalankan perintah Allah, serta adanya nilai kemanusiaan dan perdamaian dalam kehidupan.
LGBT Perspektif Hadis Nabi SAW Mafaza, M. Asna; Royyani, Izza
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The current issue on contemporary discussion is about LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender). LGBT is related to sexual behavior. it refers to a situation where the culprit has a sexual tendency that likes the same sex. There are a number of things that can cause symptoms that are inherited from birth and environmental factors. Their existence until now is certainly very difficult to be accepted among the public in general, because it is considered as a deviation and is contrary to the moral and religious values ​​that exist in society and not a few who blaspheme the perpetrators as perpetrators of major sins that need to be punished. Historically Islam, the LGBT phenomenon has existed since the time of the Prophet Lut, where his people have done very taboo acts, namely channeling sexual appetite to the same sex, their behavior is called ‘Sodom’. Islam strictly forbids this, as evidenced by the descent of the disaster to the people of the Prophet Luth.according to Islamic view of LGBT explicitly can be found in the explanation of the hadith. So, to understand this phenomenon, a study of the hadith in question is carried out. The study of this hadith was carried out as a basis for addressing the LGBT phenomenon that is rife in Indonesia. However, to implement the understanding of the hadith as a whole is certainly not easy to do, because Indonesia is not a country that makes Islam a state system. It has its own perspective regarding LGBT phenomena. Therefore, it is very important to have an in-depth study of the traditions that talk about LGBT so that this phenomenon can be seated and addressed as it should be, especially in the context of Indonesia which upholds human rights. Salah satu isu yang masih sangat hangat diperbincangkan dalam raung publik saat ini adalah isu tentang Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender.LGBT berkaitan dengan perilaku seksual.Ia mengacu kepada keadaan di mana pelakuknya memilki kecenderungan seksual yang menyukai sesama jenisnya. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan lgbt dianatanya pembawaan dari lahir dan faktor lingkungan. Eksistensi mereka hingga saat ini tentunya sangat sulit diterima di kalangan masyarakat secara umum, sebab dianggap sebagai sebuah penyimpangan dan bertentangan dengan nilai moral dan agama yang ada dalam masyarakat serta tidak sedikit yang menghujat pelakuknya sebagai pelaku dosa besar yang perlu dihukum.Secara historis Islam, fenomena LGBT telah ada sejak masa Nabi Luth, di mana kaumnya telah melakukan perbuatan yang sangat tabuh, yaitu menyalurkan nafsu seksual ke sesame jenis, perilaku mereka disebut sodom. Dan Islam dengan tegas melarang hal tersebut, terbukti dengan diturunkannya musibah kepada kaum Nabi Luth as.waktu itu. Pandangan Islam tentang LGBT ini secara eksplisit dapat ditemukan dalam penjelasan hadis Raslullah saw. Maka untuk memahami fenomena tersebut, dilakukan kajian terhadap hadis yang dimaksud.Kajian terhadap hadis ini dilakukan untuk menjadi dasar dalam menyikapi fenomena LGBT yang tengah marak di Indonesia.Namun, untuk menerapkan pemahaman hadis tersebut secara menyeluruh tentu tidak mudah dilakukan, sebab Indonesia bukanlah negara yang menjadikan Islam sebagai sistem dalam bernegara.Ia memiliki sudut pandangnya sendiri berkaitan dengan fenomena LGBT. Oleh sebab itu, sangat penting kiranya dilakukan kajian mendalam tentang hadis-hadis yang berbicara tentang LGBT agar fenomena ini bisa didudukkan dan diatasi sebagaimana mestinya, utamanya dalam konteks Indonesia yang sangat menjunjung hak-hak kemanusiaan.
KRITIK WACANA “ALLAH PERLU DIBELA” : TINJAUAN ULANG ATAS QS. MUHAMMAD AYAT 7 DAN Q. AL-HAJJ AYAT 40 Royyani, Izza; Kumalasari, Aziza
AL-DZIKRA: JURNAL STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN AL-HADITS Vol 14 No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Study, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/al-dzikra.v14i2.6307

Abstract

AbstractThis article tries to review the understanding of Qs. Al-Hajj verses 40 and QS. Muhammad verse 7. From the verse quotation literally, Allah will reward those who help Him, concerning helping Allah Is this illustrated here as a favor to ordinary people? When should God need help? So it is necessary to emphasize the phrase ".... people who help His religion ..." in some classical and modern interpretations of the literature, so as to get a comprehensive description of the verse. In addition, this study uses the ma'na cum maghza approach initiated by Sahiron Syamsudin, the author tries to explore the meaning to be conveyed in the verse, both literally (ma'na) and its significance (maghza) in this modern era, so that a new discourse is formed to achieve peace in religion for the sake of mutual benefit in the midst of a plural society. The author gets the substance that what is meant to help God is about the delivery of truth, understanding pluralism in religion and enforcement of the teachings of Islam.AbstrakArtikel ini mencoba untuk meninjau ulang pemahaman atas Qs. Al-Hajj ayat 40 dan QS. Muhammad ayat 7. Dari kutipan ayat tersebut secara literalis Allah akan memberikan imbalan bagi siapa yang menolong-Nya, perihal menolong Allah disini apakah diilustrasikan sebagai tolong-menolong pada manusia biasa? Kapan sekiranya Allah perlu ditolong? Sehingga perlu untuk menegaskan kalimat “....orang yang menolong agama-Nya....” dalam beberapa literatur kitab tafsir klasik dan modern, sehingga mendapatkan deskripsi ayat yang komprehensif. Selain itu penelitian ini menggunakan pendekatan ma’na cum maghza yang digagas oleh Sahiron Syamsudin. Penulis mencoba menelusuri makna yang hendak disampaikan dalam ayat tersebut, baik secara literal (ma’na) dan signifikansinya (maghza) pada era modern ini, sehingga terbentuk wacana baru untuk mencapai perdamaian dalam beragama demi kemaslahatan bersama di tengah-tengah masyarakat plural. Penulis mendapatkan substansi bahwa yang dimaksud menolong Allah adalah perihal penyampaian kebenaran, paham pluralisme dalam beragama dan penegakkan terhadap ajaran-ajaran agama Islam.Kata Kunci: QS. Al-Hajj: 40, QS. Muhammad: 7, Ma’na cum Maghza.