Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Preventing musculoskeletal disorders due to manual material handling in the production process of clean water Lady, Lovely; Nuraeni, Sekar Fani
Journal Industrial Servicess Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jiss.v10i1.24471

Abstract

Several activities have been identified that can cause occupational diseases in the production process of clean water. The Minister of Manpower Regulation of Indonesia No.5 in 2018 emphasized the dangers of ergonomic factors in the workplace and efforts to control them. The hazards from ergonomic factors identified in the study are Manual Material Handling (MMH) and physical environmental hazards. The MMH assessment calculates the value of the Recommended Weight Limit (RWL) and Lifting Index (LI), and assesses the calories spent when lifting weights upstairs in the clean water production process. In the assessment of environmental hazards, potential hazards are predominantly caused by chemical substances used in the production process. The analysis was carried out using a hazard matrix and assessing the risk level of each hazard, as well as providing risk control recommendations to reduce potential work accidents. The control for extreme-level risks in the production division involves substituting manual handling (MMH) activities and substituting MMH by applying a mechanical system using a chemical dosing pump. Control of potential hazards from chemical substances includes using gloves, earplugs, and safety goggles. Improving work processes with mechanical processes and using personal protective equipment can minimize the potential for work-related injuries.
Analisis Postur Kerja dan Perbaikan Stasiun Kerja pada Pekerja Pengolahan Melinjo (Studi Kasus: UMKM CCM Kota Cilegon) Lady, Lovely; Rozalina, Alda; Kurniawan, Bobby
Journal of Systems Engineering and Management Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/joseam.v2i1.19446

Abstract

UMKM CCM kota Cilegon merupakan UMKM yang bergerak dibidang pengolahan melinjo. Dalam mengelola UMKM banyak interaksi yang terjadi antara manusia dan mesin dibutuhkan kenyamanan dan keamanan bagi manusia agar dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam bekerja. Pada UMKM CCM kota Cilegon terdapat beberapa masalah dalam postur tubuh pekerja dikarenakan kurangnya fasilitas kerja dimana terdapat postur tubuh yang cenderung membungkuk >900, jongkok dan mengangkat beban seberat 15 kg secara manual  mengakibatkan pekerja mengalami keluhan MSDs yang dominan terasa pada bagian atas tubuh. Selain itu masalah pada pengaturan layout kerja yang juga mengakibatkan banyak waktu terbuang dan gerakan tidak efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kategori risiko postur tubuh pekerja menggunakan metode NBM, RULA dan NIOSH dengan menganalisis 6 orang pekerja dan 7 stasiun kerja pada proses pengolahan melinjo dan memberikan usulan berupa fasilitas kerja yang dapat memperbaiki postur tubuh pekerja. Hasil menunjukan bahwa dari 6 pekerja memperoleh rata-rata skor individu menggunakan NBM sebesar 72 masuk dalam kategori risiko cedera tinggi, dalam metode RULA diperoleh 3 stasiun dengan nilai RULA tertinggi sebesar 7 untuk kedua sisi tubuh terdapat pada stasiun penjemuran, peracikan dan penggorengan dan masuk kedalam kategori risiko tinggi dan membutuhkan perbaikan segera. Sedangkan menggunakan metode NIOSH diperoleh hasil RWL pada posisi awal 7.31 dan LI 2.05 dan nilai RWL pada posisi akhir stasiun pengangkatan beban sebesar 7.67 dan LI 1.96 nilai LI ini menunjukan kategori risiko sedang yang berarti ada beberapa parameter angkat yang meningkatkan risiko cedera, sehingga perlu dilakukan pengecekan dan re-desain segera pada parameter yang menyebabkan nilai RWL tinggi upayakan perbaikan sehingga nilai RWL <1.
Kecepatan Subjek Menanggapi Stimulus Berdasarkan Reaction time pada Perbedaan Kelompok Gender dan Kondisi Lingkungan Lady, Lovely
Journal of Systems Engineering and Management Vol 3, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/joseam.v3i1.26445

Abstract

Kemampuan fokus yang baik diperlukan agar seseorang bisa melakukan pekerjaan  dengan baik dan terhindar dari kesalahan dan kecelakaan kerja. Kesiapan bekerja seseorang dan konsentrasi terhadap pekerjaan dapat dinilai dari waktu reaksi. Waktu reaksi merupakan range waktu dari penerimaan rangsangan (stimuli) sampai permulaan munculnya sebuah respon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiagaan subjek terhadap kondisi sekitar yang dinilai dari kecepatan reaksi (reaction time). Semua responden merupakan kelompok usia remaja akhir (20- 24 tahun). Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan pada dua tempat berbeda yaitu pada saat subjek siap melakukan aktivitas di laboratorium dan saat subjek masih berada di rumah atau di tempat kos sebelum berangkat ke kampus. Kemudian dilakukan perbandingan kecepatan reaksi antar kelompok gender dan antar kondisi lingkungan yang berbeda. Alat ukur kecepatan reaksi menggunakan program reaction time dengan media handphone. Program ini merupakan program waktu reaksi yang yang dibuat oleh University of Washington. Stimulus dalam program reaction time ini berupa warna yang muncul pada gambar traffic light dan subject diminta memberikan reaksi dengan memencet salah satu keyboard pada handphone jika muncul stimulus. Hasil pengolahan data memperlihatkan terdapat perbedaan signifikan kecepatan reaksi antar kelompok gender dan antar dua kondisi lingkungan subjek.
Analisis Postur Kerja Sebagai Dasar Usulan Fasilitas Kerja Untuk Mengurangi MSDs Pada Aktivitas Produksi dan Material Handling Lady, Lovely; Susihono, Wahyu; Suherti, Suherti
Journal of Systems Engineering and Management Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/joseam.v2i1.19417

Abstract

SMS merupakan sebuah Home Industry yang menghasilkan  furniture untuk hotel, perkantoran dan rumah. Permasalahan yang ada yaitu potur kerja yang tidak alamiah pada aktivitas produksi dan material handling seperti postur kerja yang selalu jongkok, membungkuk melebihi 900, mengangkat seberat 50 kg dan mengangkut dalam waktu yang lama dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat menyebabkan ketidaknyamanan, merasakan sakit pada salah satu anggota tubuh serta dapat menyebabkan MSDs. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui apakah postur kerja para pekerja beresiko terjadinya MSDs dengan kuesioner NBM dan metode REBA, mengetahui berat beban yang seharusnya diangkat oleh pekerja menggunakan metode NIOSH Lifting Equation dan usulan perbaikan yang diberikan untuk mengurangi risiko MSDs. Berdasarkan hasil perhitungan skor REBA para pekerja diantaranya pada kategori sangat tinggi terdapat pada pekerja proses pemotongan besi, pemotongan marble dan pewarnaan dengan skor REBA sebesar 11 sehingga perlu saat ini juga perbaikan. Hasil perhitungan berat beban yang direkomendasikan untuk diangkat oleh pekerja pada posisi awal dan akhir sebesar 9.609 dan 11.26. Nilai LI posisi awal dan akhir sebesar 5.20 dan 4.43. Usulan yang diberikan untuk mengurangi risiko MSDs pada stasiun pengelasan, pemotongan dan finishing yaitu berupa meja dengan hasil skor akhir REBA sebesar 3. Usulan yang diberikan pada aktivitas material handling yaitu berupa troli dengan nilai akhir LI posisi awal dan akhir sebesar 1. 83 dan 1.65. Kata Kunci : MSDs, NIOSH Lifting Equation, Postur Kerja, REBA,
Cognitive failure and driving distraction on private car drivers using naturalistic driving study Al Baihaqi, Hasby; Lady, Lovely
Journal Industrial Servicess Vol 10, No 2 (2024): October 2024
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jiss.v10i2.28846

Abstract

Driving requires the driver to have physical and cognitive readiness. Cognitive failure can impact driving performance and lead to accidents. This study aims to identify factors that cause cognitive failure, determine the average score of cognitive failure in private car drivers, and identify distractions frequently experienced by drivers during driving. For data collection, the observer rode as a passenger in the respondent's car and identified driving distractions using a checklist. Cognitive failure rates were measured using the Cognitive Failure Questionnaire (CFQ). The distribution of questionnaires to drivers occurred after naturalistic driving. The research found that driver cognitive failure is at a high to moderate level, with distractibility being the dominant factor. The distractions experienced were predominantly internal. The adolescent group experienced more driving distractions than the adult group.
Analysis of mental workload during exams in hybrid learning in the new normal era post-pandemic Yadi, Yayan Harry; Umyati, Ani; Mariawati, Ade Sri; Lady, Lovely; Dewantari, Nustin Merdiana; Herlina, Lely; Alvizar, Rezi
Journal Industrial Servicess Vol 11, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jiss.v11i1.21976

Abstract

During the Covid-19 pandemic, most universities implemented distance learning to prevent the spread of the virus. After the pandemic, the learning process shifted to a hybrid method, combining both offline and online instruction. This hybrid system is applied to certain courses, featuring face-to-face classroom sessions alongside video conferencing for lectures. However, the hybrid learning approach has led to a decline in the student achievement index for some students, highlighting the need to evaluate their mental workload. Therefore, this study aimed to measure students’ mental workload during both online and offline exams using the NASA Task Load Index (NASA-TLX) method. The results showed a higher average mental workload score for offline exams compared to online exams. Statistical analysis revealed a significant difference between the scores, indicating a notable disparity in mental workload between offline and online exams. In conclusion, the mental workload associated with hybrid learning—particularly during exams—is considered high.