Claim Missing Document
Check
Articles

PENILAIAN TEKNOLOGI UNTUK MENENTUKAN POSISI INDUSTRI PESAING Susihono, Wahyu
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 7, No.2, Mei 2012
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.308 KB) | DOI: 10.12777/jati.7.2.131-138

Abstract

PT Sumiati Ekspor Internasinal bergerak pada usaha penjualan handycraft yang dipasok oleh lima industri kecil binaannya. Perusahaan akan melakukan privatisasi dalam waktu dekat, manajer pusat menginginkan ada satu industri kecil mengambil alih pengelolaan. Pihak manajemen perusahaan menghendaki ada penilaian teknologi secara internal dan eksternal kepada lima industri kecil binaanya sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam Penelitian ini dilakukan penilaian kepada semua industri kecil pemasokhandycraft dengan pendekatan model teknometrik, yaitu memperkirakan derajat sophistication komponen teknologi, evaluasi tiap komponen technoware, humanware, inforware dan organware dan menilai state-of-the-art. Kuesioner yang disebarkan dari lima industri kecil diolah menggunakan pairwise comparison Analytic Hierarchy Process”(AHP), dilanjutkan dengan perhitungan TCC (Technology Contribution Coefficient). Penilaian internal perusahaan dilakukan dengan model DEA (data envelopment analysis). Hasil akhir TCC dan DEA secara kuantitatif dibandingkan. Hasil TCC (Technology Contribution Coefficient) secara berturut-turut dari industry yang memperoleh nilai terbesar adalah Industri Maharani 52.23%, Industri Bestari 42.87%, Industri Priyo 41.51%, Industri Rizky 32.66%, Industri Teguh 31.93%. Unsur kontribusi teknologi terbesar yang dihasilkan industri Maharani adalah organware, sedangkan empat perusahaan lainnya humanware. Unsur teknologi yang harus dikembangkan dalam jangka pendek untuk semua industri kecil adalah technoware. Hasil penilaian internal perusahaan dengan model DEA menunjukan bahwa industri Maharani mempunyai rangking tertinggi, sedangkan Industri Rizki pada rangking terrendah. Model teknometrik dikombinasi pairwise comparison AHP dan DEA dapat membantu perusahaan besar melakukan penilaian teknologi kepada industri kecil sejenis. Kata Kunci : penilaian teknologi, model teknometrik, pairwise comparison AHP, DEA   Abstract Sumiati Export International Corporation is one of handicraft companies supplied by five small industry of its trainee. Since the company will be privet in a short time, the head office manager wanted one of small industries take over its management. Therefore the company needs to determine one of small industry which is the best. The management intends to make an assessment of technology to five small industries of its trainee internally and externally as the basic of decision making. This research will be held by making an assessment to all of handicraft suppliers by using technometric model approach. In this approach assessment conducted by determining degree of technology component sophistication, valuing state-of-the-art, determining contribution of technology component, making the map of relation between the components, and valuing intensity of contribution components. The questioners spreading to five small industries analyzed by pairwise comparison Analytic Hierarchy Process (AHP) then concluded by the calculation of TCC (Technology Contribution Coefficient). The company made internal assessment by using DEA (data envelopment analysis) model then compare the result of TCC white DEA quantitatively. TCC result showed that the values of the industry in a row are Maharani by 52.23%, Bestari by 52.23%, Priyo by 41.51%, Rizky 32.66%, and Teguh by 31.93%. The greatest contribution for Maharani came from organware while the rest companies came from humanware. In the future, all of small industries expected to develop technology known by technoware. The Result of internal assessment of Sumiati Export International Corporation by DEA model showed that Maharani in the first position and Rizky in the last position. Technometric model with combination of pairwise comparison AHP aids big companies to make technology assessment to small industries. Keywords: assessment of technology, technometric model, pairwise comparison AHP, DEA
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KONDISI KERJA DENGAN PENDEKATAN 8 ASPEK ERGONOMI (Studi Kasus di Industri manufaktur Logam) Susihono, Wahyu; Adiatmika, I Putu Gede; Parwata, I Made Yoga; Sudiarsa, I Wayan
Journal Industrial Servicess Vol 3, No 1c (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.123 KB) | DOI: 10.36055/jiss.v3i1c.2130

Abstract

Terdapat berbagai rancangan produk yang baru mempertimbangkan optimalisasi fungsinya, sehingga banyak mesin atau alat ketika dioperasikan justru memperburuk kondisi fisiologis pekerja, seperti adanya bising diatas ambang batas, saat pengoperasian alat menggunakan otot berlebih sehingga menjadikan beban tambahan pengguna, terjadi sikap paksa tubuh atau gerakan tidak alamiah saat pemindahan bahan dan alat, adanya alat baru yang tidak mempertimbangkan nilai budaya lokal sehingga setiap tidak ada pengawasan akan beralih pada pola kerja lama, kurangnya perhatian dalam interaksi manusia-mesin. Perlu adanya analisis menggunakan pertimbangan 8 aspek ergonomi sebelum melakukan perbaikan kerja, sehingga permasalahan dapat dilihat secara holistik. Manusia mempunyai kemampuan, kebolehan dan keterbatasan, sehingga kajian partisipatori menjadi sangat perlu untuk memperoleh berbagai keinginan pengguna. Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif melalui partisipatori ergonomi dengan mengambil subjek penelitian pada 6 industri manufaktur logam. Kesimpulan pada penelitian ini adalah diperlukan asupan gizi atau nutrisi untuk memulihkan tenaga, diperlukannya desain fasilitas berupa alat bantu untuk mengurangi penggunaan otot berlebih, perlu memasukkan sistem nilai budaya dalam adopsi perancangan alat bantu kerJa. Perlu perbaikan pada tata letak fasilitas kerja agar lebih nyaman, seperti pengurangan intensitas cahaya agar tidak terlalu tinggi diterima oleh pekerja yang sedang beraktivitas, diperlukan mengatur suhu lingkungan agar dapat diterima oleh tubuh sesuai dengan kondisi fisiologis pekerja dan diperlukan rancangan jalur atau lalu lintas pekerja secara aman. Diperlukan alat atau mesin yang dapat difungsikan untuk mengurangi debu terhirup ole pekerja secara langsung dan terbang di udara secara bebas. Pendekatan deapan aspek ergonomi mampu mengidentifikasi permasalahan secara holistik sehingga dapat menemu kenali permasalahan secara sistematis untuk dicarikan solusinya mealui sumbang saran dari pekerja secara langsung.
Identifikasi 8 Aspek Ergonomi di Industri Konstruksi dan Service Mesin Susihono, Wahyu
Journal Industrial Servicess Vol 2, No 2 (2017): Maret 2017
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v2i2.1530

Abstract

PT AWW merupakan salah satu perusahaan yang berada di kota Cilegon dan salah satu perusahaan yang bergerak di industri konstruksi dan service mesin. Aktivitas yang ada di lantai produksi, aktivitas kerja yang dilakukan oleh pekerja satu dengan yang lainnya mempunyai task yang berbeda-beda. Terjadi  interaksi manusia-mesin pada pekerjaan di mesin bubut, mesin las, mesin milling dan mesin frais. Pada saat ini PT AWW akan meningkatkan kemampun untuk melayani bermacam-macam produk dengan kualitas yang lebih baik sebagaimana tuntutan dan keinginan atau dorongan dari pelanggan. Secara umum sejalan dengan peningkatan target perusahaan, diperlukan juga peningkatan dari aspek kinerja manusia (human factor). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran usulan perbaikan berbasis kinerja manusia,sehingga diperlukan identifikasi terhadap 8 aspek ergonomi meliputi kebutuhan nutrisi (energy), tenaga otot, sikap tubuh, lingkungan kerja, kondisi waktu, kondisi sosial, kondisi informasi, dan interaksi manusia mesin. Rancangan pada penelitian ini menggunakan pendekatan metode observasional deskriptif yaitu pengamatan tanpa adanya intervensi untuk mengungkap fakta suatu sebab-akibat yang diuraikan secara deskriptif. Simpulan pada penelitian ini adalah diperlukan asupan gizi atau nutrisi untuk memulihkan tenaga, diperlukannya desain fasilitas berupa alat bantu untuk mengurangi penggunaan otot berlebih, perlu memperhatikan sistem nilai budaya dalam adopsi penggunaan alat pelindung (APD) saat bekerja. Perlu perbaikan pada tata letak fasilitas kerja agar lebih nyaman, seperti pengurangan intensitas cahaya agar tidak terlalu tinggi diterima oleh pekerja yang sedang beraktivitas, diperlukan mengatur suhu lingkungan agar dapat diterima oleh tubuh sesuai dengan kondisi fisiologis pekerja dan diperlukan rancangan jalur atau lalu lintas pekerja secara aman.
PENURUNAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN RANCANG ULANG FASILITAS KERJA Susihono, Wahyu; ., kulsum
Journal Industrial Servicess Vol 2, No 1 (2016): Oktober 2016
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v2i1.1517

Abstract

Rancangan fasilitas kerja dengan mempertimbangkan kriteria human factor dapat menurunkan kelelahan pekerja. Kelelahan kerja dapat diakibatkan oleh adanya fasilitas kerja yang tidak mengindahkan kenyamanan dan keamanan pengguna. Banyak fasilitas yang dibuat baru mempertimbangkan fungsinya, belum memperhatikan berbagai dampak yang terjadi pada saat menggunakannya seperti kelelahan fisik, kelelahan aktivitas dan kelelahan motivasi.                Penelitian ini masuk pada kategori penelitian eksperimental menggunakan rancangan sama subjek (treatment by subject design). Subjek dipilih secara rundom (Random Sampling). Sampel berjumlah 14 orang yang telah dipilih dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kelelahan subjektif diukur dengan menggunakan kuesioner 30 Items Of Rating Scale.                Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan kelelahan secara bermakna antara rerata skor kelelahan kerja subjek pada P1 dengan P2, nilai (p < 0,05). Rerata skor kelelahan kerja secara umum sebelum intervensi sebesar 112,61 ± 3,84 dan setelah intervensi 89,07 ± 1,70. Kelelahan Aktivitas turun 11,53%, kelelahan motivasi turun 10,69%, kelelahan fisik turun 16,35%
INTERVENSI PARTISIPATORI ERGONOMI MENURUNKAN KELELAHAN MELALUI REDESAIN LADLE-KOWI Wahyu Susihono; N Adiputra; K Tirtayasa; I.D.P Sutjana
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 13 No. 1: MARET 2017
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.531 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v13i1.1584

Abstract

Ladel-kowi merupakan alat transportasi manual baja cair suhu 900-12000C. Ditemukan sikap kerja yang tidak alamiah saat mengoperasikan Ladle-kowi, terdapat gerakan kerja tidak nyaman yang disebabkan desain alat bantu kerja tidak memperhatikan kaidah ergonomi, sehingga timbul kelelahan berlebih. Pajanan suhu lingkungan yang tinggi berpengaruh terhadap aktivitas kerja, motivasi dan kondisi fisik karyawan. Tujuan penelitian ini adalah redesain Ladle-kowi berbasis intervensi partisipatori ergonomi untuk menurunkan kelelahan pekerja di industri pengecoran logam. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental treatment by subject design. Subjek dipilih secara random sampling. Sampel berjumlah 62 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. RedesainLadle-Kowi berdasarkan data antropometri pekerja setempat. Skor kelelahan didata dengan 30 items of rating scale yang dikeluarkan oleh Japan Associatin of Industrial an Health. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan secara bermakna antara rerata skor kelelahan subjek pada P1 dengan P2 (nilai p<0,05). Rerata skor kelelahan sebelum intervensi partisipatori ergonomi 112,61±3,84 dan setelah intervensi partisipatori ergonomi 89,07±1,70 atau turun sebesar 12,91%. Penurunan kelelahan pada aspek aktivitas 11,55%, motivasi 10,69%, fisik 16,36%, sedangkan skor penurunan kelelahan secara beturut-turut berdasarkan hari kerja adalah Senin 12,26%, Selasa 11,39%, Rabu 13,71% dan Kamis 14,23%.
PENENTUAN PERBAIKAN KERJA MELALUI EVALUASI KEBUTUHAN KONSUMSI ENERGI DAN NILAI CARDIAVASCULAR LOAD PADA KARYAWAN DI DEPARTEMEN DELIVERY TRANSIT AREA PT XYZ Wahyu Susihono; Ani Umiyati; Febi Andiyani Ramadhan
Jurnal Teknika Vol 14, No 1 (2018): Edisi Juni 2018
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v14i1.5856

Abstract

IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN HALAL MELALUI BIMBINGAN TEKNIS PENERAPAN HAS-23000 DI INDUSTRI GIPANG TIGA BUNDA CILEGON BANTEN Wahyu Susihono; Evi Fabianti
Jurnal Teknika Vol 14, No 2 (2018): Edisi November 2018
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v14i2.5874

Abstract

Identifikasi 8 Aspek Ergonomi di Industri Konstruksi dan Service Mesin Wahyu Susihono
Journal Industrial Servicess Vol 2, No 2 (2017): Maret 2017
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.617 KB) | DOI: 10.36055/jiss.v2i2.1842

Abstract

PT AWW merupakan salah satu perusahaan yang berada di kota Cilegon dan salah satu perusahaanyang bergerak di industri konstruksi dan service mesin. Aktivitas yang ada di lantai produksi, aktivitas kerjayang dilakukan oleh pekerja satu dengan yang lainnya mempunyai task yang berbeda-beda. Terjadi interaksimanusia-mesin pada pekerjaan di mesin bubut, mesin las, mesin milling dan mesin frais. Pada saat ini PT AWWakan meningkatkan kemampun untuk melayani bermacam-macam produk dengan kualitas yang lebih baiksebagaimana tuntutan dan keinginan atau dorongan dari pelanggan. Secara umum sejalan dengan peningkatantarget perusahaan, diperlukan juga peningkatan dari aspek kinerja manusia (human factor). Tujuan daripenelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran usulan perbaikan berbasis kinerja manusia,sehinggadiperlukan identifikasi terhadap 8 aspek ergonomi meliputi kebutuhan nutrisi (energy), tenaga otot, sikap tubuh,lingkungan kerja, kondisi waktu, kondisi sosial, kondisi informasi, dan interaksi manusia mesin. Rancanganpada penelitian ini menggunakan pendekatan metode observasional deskriptif yaitu pengamatan tanpa adanyaintervensi untuk mengungkap fakta suatu sebab-akibat yang diuraikan secara deskriptif. Simpulan padapenelitian ini adalah diperlukan asupan gizi atau nutrisi untuk memulihkan tenaga, diperlukannya desainfasilitas berupa alat bantu untuk mengurangi penggunaan otot berlebih, perlu memperhatikan sistem nilaibudaya dalam adopsi penggunaan alat pelindung (APD) saat bekerja. Perlu perbaikan pada tata letak fasilitaskerja agar lebih nyaman, seperti pengurangan intensitas cahaya agar tidak terlalu tinggi diterima oleh pekerjayang sedang beraktivitas, diperlukan mengatur suhu lingkungan agar dapat diterima oleh tubuh sesuai dengankondisi fisiologis pekerja dan diperlukan rancangan jalur atau lalu lintas pekerja secara aman
Pengukuran Tingkat Kelelahan Kerja Karyawan pada Departemen Operation Director PT. XYZ Ani Umyati; Ekana Kusumaningrum; Wahyu Susihono; Akbar Gunawan
Journal Industrial Servicess Vol 6, No 1 (2020): Oktober 2020
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v6i1.9477

Abstract

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh PT. XYZ memasok kebutuhan listrik di kawasan Industri yang berada di Kota Cilegon. Perusahaan tersebut memiliki tiga Departemen, yaitu Operation Director, Planning & Commerce Director, dan Finance & Adm Director. Sekitar 80% proses pembuatan energi listrik dilakukan oleh Departemen Operation Director. Besarnya peranan Departemen Operation Director mengakibatkan besar pula tanggung jawab dan peranan dari semua yang terlibat pada Departemen ini. Hal tersebut dapat meningkatkan potensi kelelahan yang dialami oleh para pekerja di Operation Director Departemen. Gejala kelelahan seperti mengantuk, haus, tidak fokus, pegal pada punggung, pusing, dan lelah pada mata sering kali dialami oleh para pekerja pada saat beraktivitas. Namun sampai saat ini belum ada pengukuran tingkat kelelahan para pekerja, sehingga belum ada ukuran yang terkuantifikasi terkait besaran tingkat kelelahan yang dialami oleh para pekerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan survey menggunakan kuesioner Industrial Fatique Research Committe (IFRC) yang terdiri dari 30 pertanyaan yang dapat mengkuantifikasi tingkat kelelahan berdasarkan 4 (empat) aspek. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 54 orang responden memiliki rerata kelelahan kerja pada Divisi Logistic Manager sebesar 78 ± 5,00 dengan kategori tinggi, Divisi Operation Manager sebesar 68,85 ± 15,66 dengan kategori sedang, dan Divisi Maintenance Manager sebesar 64,20 ± 9,40 dengan kategori sedang. Dari data diatas terlihat bahwa bagian Divisi Logistic Manager mengalami tingkat kelelahan yang paling tinggi dibandingkan dengan bagian yang lain yang terdapat di Departemen Operation Manager.
PENURUNAN KEBOSANAN KERJA MELALUI REDESAIN PALLET Yogi Agnan; Wahyu Susihono; Ade Sri Mariawati
Journal Industrial Servicess Vol 3, No 1c (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v3i1c.2098

Abstract

PT PJC adalah sebuah perusahaan PMA Jepang yang didirikan pada tahun 1976 dan mulai menjalankan produksi pada bulan April 1978. PT PJC merupakan perusahaan patungan dari Dainippon Ink & Chernical - DIC Corp, produsen resin sintetis terkemuka di Jepang & partner lokal. PT PJC sebagai pelopor produsen resin sintetis di Indonesia yang menghasilkan 2 kelompok resin sintetis Coating Resin dan Molding Industri Resin. Ketika proses meyimpan kaleng susunan pallet sering menyebabkan kaleng penyok hal ini Karena desain pallet yang tidak disesuaikan dengan kaleng saat di susun menjadi 4 tingkat. Pada tahun 2016 reject kaleng sebanyak 0.97% untuk resin tipe Lx 45. pada proses filling operator akan melakukan pemaletan kaleng yang telah terisi oleh resin setiap harinya. Aktivits pemaletan dilakukan berulang ulang setiap harinya hal ini dapat menimbulkan kebosanan operator yang dapat menyebabkan menurunnya produktivitas perusahaan. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kebosanan operator dalam bekerja diperlukan adanya perancangan ulang pallet untuk mengurangi kebosanan kerja operator menggunakan pendekatan kuesioner untuk operator filling di stasiun filling PT PJC. Metode yang digunakan adalah treatment by subject design yaitu mengukur kebosanan operator menggunakan kuesioner dari Anogara kemudian merancang ulang pallet guna menurunkan kebosanan kerja sebagai perbaikan menggunakan pendekatan kreatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan kuesioner didapatkan hasil bahwa 9 operator merasakan kebosanan dengan skor 94,1 ± 8,1 saat operator menggunakan pallet existing, kemudian skor kebosanan kerja operator menurun setelah adanya rancang ulang pallet menjadi 86,4±3,4.