Penelitian ini berfokus pada implementasi, pemahaman, serta dampak penerapan Living Qur’anic Values di pesantren wilayah Barat Tengah Aceh, dengan tujuan utama memperkuat kesadaran moderasi beragama. Sebagai lembaga pendidikan berbasis Islam, pesantren memiliki peran strategis dalam membentuk karakter santri yang tidak hanya memahami ajaran Al-Qur'an secara teoritis, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai Qur'ani seperti tawassuth (moderat), i’tidal (adil), tasamuh (toleran), ishah (perbaikan), qudwah (teladan), musyawarah (konsultasi), muwathanah (kewarganegaraan), al-la 'unf (anti kekerasan), dan i’tiraf bil ‘urf (menghargai tradisi) dianggap sebagai elemen kunci dalam membangun sikap moderat di kalangan santri, yang sangat relevan di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran (mixed methods), yaitu kombinasi antara metode kualitatif dan kuantitatif, guna memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang penerapan Living Qur’anic Values. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket yang melibatkan para pimpinan pesantren, ustadz-ustadzah, serta santriwan-santriwati di sejumlah pesantren di wilayah Barat Tengah Aceh. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa penerapan nilai-nilai Al-Qur’an ini sudah cukup baik di lingkungan pesantren, meskipun masih ada disparitas dalam pemahaman dan pengamalan konsep moderasi beragama di antara santri. Sebanyak 54% santri telah mendengar istilah moderasi beragama atau washathiyyah, namun hanya 30% dari mereka yang benar-benar memahami konsep ini secara mendalam. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun nilai-nilai moderasi telah diperkenalkan, integrasinya dalam kurikulum formal dan praktik sehari-hari masih perlu ditingkatkan. Dampak penerapan Living Qur’anic Values terlihat dalam berbagai aspek kehidupan di pesantren. Di sekolah, santri menunjukkan peningkatan kedisiplinan, tanggung jawab, dan prestasi akademik, serta lebih aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Di lingkungan pesantren, nilai-nilai akhlak dan moral yang baik, seperti kesederhanaan dan empati, semakin melekat dalam keseharian santri. Sementara di masyarakat, santri menjadi teladan dalam mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Temuan ini menunjukkan pentingnya penguatan penerapan nilai-nilai Qur’ani di pesantren, baik secara konseptual maupun praktis, untuk menciptakan generasi santri yang tidak hanya cerdas dalam memahami agama, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan yang moderat, toleran, dan berkontribusi positif di masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengembangan pendidikan pesantren yang lebih berfokus pada penguatan moderasi beragama dan pengamalan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.