Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Keabsahan Transaksi Jual Beli Melalui E-Commerce dengan Metode COD oleh Anak di Bawah Umur Yudo, Cecillia Christy Dwi; Gabriela, Anastasia Maria; Christara, Tessya; Nova, Fanny Gresta; Darmawan, Monica Caecilia
Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development Vol. 7 No. 3 (2025): Ranah Research : Journal Of Multidisciplinary Research and Development
Publisher : Dinasti Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/rrj.v7i3.1199

Abstract

Di era sekarang ini banyak orang yang melakukan transaksi melalui e-commerce. Salah satu kemudahan yang dirasakan adalah adanya fitur cash on delivery (COD). Hal ini menjadi celah bagi anak di bawah umur untuk melakukan transaksi elektronik dengan metode pembayaran COD. Dalam proses transaksi jual beli e-commerce, mengetahui kecakapan para pihak yang bertransaksi merupakan suatu hal yang sulit sehingga dalam hal ini terdapat kendala untuk memastikan terpenuhinya syarat sahnya perjanjian secara subyektif seperti yang diatur dalam syarat kedua Pasal 1320 BW. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keabsahan transaksi jual beli melalui e-commerce yang dilakukan oleh anak di bawah umur dengan pembayaran COD dan akibat hukum yang timbul dari perjanjian tersebut. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode penelitian yuridis-normatif dengan menitikberatkan pada norma-norma, putusan pengadilan, dan norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Artinya, mendeskripsikan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang dijadikan objek penelitian. Hasilnya adalah sama seperti perjanjian biasa, syarat sahnya perjanjian elektronik juga sama. Dalam hal transaksi jual beli melalui e-commerce yang dilakukan oleh anak di bawah umur melalui pembayaran COD dapat dianggap tidak sah. Dengan tidak terpenuhinya salah satu syarat subyektif yaitu kecakapan, maka perjanjian dapat dibatalkan atau dapat dimintakan pembatalan (voidable). Pembatalan perjanjian mengakibatkan perjanjian hanya berlaku sampai pembatalan tersebut diajukan.
Penerapan Asas Kehati-hatian Notaris dalam Menjalankan Kewenangannya Berdasarkan UU Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris Anand, Ghansham; Sudirman, Sudirman; Darmawan, Monica Caecilia; Nugraha, Xavier
Jurnal Negara Hukum: Membangun Hukum Untuk Keadilan Vol 15, No 2 (2024): JNH VOL 15 NO 2 NOVEMBER 2024
Publisher : Pusat Penelitian Badan Keahlian Setjen DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jnh.v15i2.4399

Abstract

One of the primary responsibilities of a Notary is to draft authentic notarial documents related to various legal acts, agreements, and determinations. In exercising this authority, a Notary must adhere to the principle of prudence, which is implicitly regulated in the Law on the Office of Notary (Undang-Undang Jabatan Notaris) and the Notary Code of Ethics. However, these regulations need to explicitly define the principle of prudence, creating ambiguity in its application. This article addresses two key research questions: first, how does a Notary implement the principle of prudence in executing their duties as mandated by the Law on the Office of Notary and the Notary Code of Ethics? Second, what indicators can be used to assess this principle’s application in exercising a Notary’s authority? This research adopts a normative legal approach, utilizing statutory, conceptual, and case-based methodologies. The findings of this study are twofold: first, the regulation of the Notary’s principle of prudence is not specifically defined, leaving it as an open norm subject to multiple interpretations. Second, to address these varying interpretations, seven indicators have been identified to evaluate whether a Notary has acted with prudence in carrying out their duties. These indicators should be comprehensively incorporated into the regulations through a Circular issued by the Ministry of Law and Human Rights or through revisions to the Law on the Office of Notary (hard law) and the Notary Code of Conduct (soft law). AbstrakSalah satu kewenangan Notaris adalah membuat akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan, dalam menjalankan kewenangan tersebut hendaknya Notaris menerapkan asas kehati-hatian, sebagaimana diatur secara implisit di dalam Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris. Permasalahannya, kedua peraturan ini tidak menguraikan secara konkret asas kehati-hatian tersebut sehingga perlu dianalisis mengenai penerapannya. Oleh karenanya, rumusan masalah di dalam artikel ini, yaitu pertama, bagaimana penerapan asas kehati-hatian oleh notaris dalam menjalankan kewenangannya sesuai dengan Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris? Kedua, apa saja indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi penerapan asas kehati-hatian oleh Notaris dalam menjalankan kewenangannya? Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, konseptual, dan kasus. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pertama, karakteristik pengaturan dari asas kehati-hatian notaris tidak diatur secara spesifik atau sifat pengaturannya dapat dikatakan sebagai open norm, sehingga dalam penerapannya terjadi multitafsir. Kedua, untuk mengatasi keberagaman penafsiran maka ada 7 (tujuh) indikator yang dapat menjadi pertimbangan untuk menilai apakah notaris telah menjalankan kewenangannya dengan hati-hati atau tidak. Tujuh indikator tersebut hendaknya diatur secara komprehensif dalam Surat Edaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan penyempurnaan Undang-Undang Jabatan Notaris (hard law), serta Kode Perilaku Notaris (soft law).