Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

CIPTA RUANG BERSAMA ANAK DALAM PERUMUSAN STRATEGI DESAIN HUNIAN RAMAH ANAK DI PANTI ASUHAN SANTO YUSUP SINDANGLAYA CIPANAS Prakoso, Susinety; Dewi, Julia; Handoyo, Andreas Dwiputro; Srinaga, Felia
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 29, No 4 (2023): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v29i4.43773

Abstract

Panti Asuhan Santo Yusup Sindanglaya Cipanas adalah panti asuhan yang diresmikan pada Tahun 1949 dan dikelola oleh Ordo Fransiskan, serta menampung sekitar 194 anak asuh usia pendidikan dasar hingga menengah. Sejalan dengan usianya yang sudah 75 tahun, maka ada kebutuhan untuk melakukan pemugaran dan perluasan bangunan, khususnya pada bangunan hunian atau wisma. Wisma Klara adalah salah satu wisma untuk 58 anak asuh putri kelas 7-9 (usia 12-15 tahun) di lingkungan panti asuhan yang mendesak untuk direnovasi guna menampung lebih banyak anak-anak asuh. Harapannya adalah menjadikan wisma Klara tidak hanya sebagai tempat berlindung secara fisik, namun sebagai model hunian bagi renovasi wisma-wisma lain selanjutnya di lingkungan panti asuhan. Kegiatan PKM ini merupakan bagian dalam upaya mewujudkan kebutuhan dan harapan panti asuhan. Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah pendekatan cipta ruang bersama anak. Pendekatan ini dipilih agar menghasilkan strategi desain renovasi Wisma Klara yang berkelanjutan dan ramah terhadap anak. Cipta ruang bersama anak menghasilkan rumusan strategi desain yang meliputi: integrasi ruang-ruang dengan kesamaan sifat, penyusunan ruang berdasarkan urutan aktivitas, pengaturan kejelasan pola sirkulasi, penyediaan ruang kreatif minat bakat yang meminimalkan gangguan antar aktivitas, keterbukaan ruang melalui penyediaan ruang terbuka hijau, serta penerapan aspek-aspek stimulasi lingkungan pada ruang.
ENHANCING GEN Z’S SENSORY EXPERIENCE THROUGH MULTI-SENSORY SOCIAL SPACE DESIGN Brian Edgar; Srinaga, Felia; Jacky Thiodore
Jurnal Strategi Desain dan Inovasi Sosial Vol. 6 No. 1 (2024): Design As Strategy Case Studies - Part 2
Publisher : School of Design Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Human existence has long been intertwined with nature and its elements. Before modernization and technology became part of our daily lives, our five senses (sight, hearing, smell, touch, and taste) helped us perceive and interact with the world. However, in today’s digital era, we are increasingly disconnected from our environment. Our attention is consumed by screens, dominated by all things digital leading to a diminished awareness of the world around us. This disconnection is especially evident among Generation Z, who were “born to be digital”. They may not fully appreciate the value of sensory experiences, relying on technology as a substitute. This impacts their well-being through cognitive, affective, and psychomotor aspects. Recognizing this, author proposes the design of a social space that is intended on rebuilding and reestablishing human sensory connections, especially for Generation Z, with their environment through three aspects: humans with nature and environment, with each other, and with themselves. The design of a multi-sensory social space serving as a third place for Generation Z is identified through theoretical studies, precedent studies, and questionnaires. The research results were implemented into the design through activities and programs to enhance specific sensory experiences. Consequently, design strategies include site design, access & circulation, space program & activity zoning, building massing, facade & opening, interior planning, and open space & green pattern planning.Additionally, site identification of Pondok Ranji, Bintaro was undertaken in hopes to restore the holistic relationship between humans and their environment.
CIPTA RUANG BERSAMA ANAK DALAM PERUMUSAN STRATEGI DESAIN HUNIAN RAMAH ANAK DI PANTI ASUHAN SANTO YUSUP SINDANGLAYA CIPANAS Prakoso, Susinety; Dewi, Julia; Handoyo, Andreas Dwiputro; Srinaga, Felia
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 29 No. 4 (2023): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v29i4.43773

Abstract

Panti Asuhan Santo Yusup Sindanglaya Cipanas adalah panti asuhan yang diresmikan pada Tahun 1949 dan dikelola oleh Ordo Fransiskan, serta menampung sekitar 194 anak asuh usia pendidikan dasar hingga menengah. Sejalan dengan usianya yang sudah 75 tahun, maka ada kebutuhan untuk melakukan pemugaran dan perluasan bangunan, khususnya pada bangunan hunian atau wisma. Wisma Klara adalah salah satu wisma untuk 58 anak asuh putri kelas 7-9 (usia 12-15 tahun) di lingkungan panti asuhan yang mendesak untuk direnovasi guna menampung lebih banyak anak-anak asuh. Harapannya adalah menjadikan wisma Klara tidak hanya sebagai tempat berlindung secara fisik, namun sebagai model hunian bagi renovasi wisma-wisma lain selanjutnya di lingkungan panti asuhan. Kegiatan PKM ini merupakan bagian dalam upaya mewujudkan kebutuhan dan harapan panti asuhan. Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah pendekatan cipta ruang bersama anak. Pendekatan ini dipilih agar menghasilkan strategi desain renovasi Wisma Klara yang berkelanjutan dan ramah terhadap anak. Cipta ruang bersama anak menghasilkan rumusan strategi desain yang meliputi: integrasi ruang-ruang dengan kesamaan sifat, penyusunan ruang berdasarkan urutan aktivitas, pengaturan kejelasan pola sirkulasi, penyediaan ruang kreatif minat bakat yang meminimalkan gangguan antar aktivitas, keterbukaan ruang melalui penyediaan ruang terbuka hijau, serta penerapan aspek-aspek stimulasi lingkungan pada ruang.
Pengembangan Manajemen Kontrak dalam Rangka Percepatan Penanganan Pasca Bencana Simanjuntak, Manlian Ronald A.; Esmunantyo, Bimo; Srinaga, Felia
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS 2019: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.677 KB)

Abstract

Bencana adalah suatu musibah atau kejadian yang sangat membahayakan dan terjadi dengan tiba-tiba serta memberikan dampak kerusakan yang besar baik dari segi infrastruktur dan korban jiwa. Dampak fisik yang ditimbulkan oleh bencana sesuai data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2019 telah menimbulkan kerusakan berat bagi 1.196 rumah dan total 271 fasilitas sosial (fasilitas kesehatan, pendidikan, dan peribadatan). Pelaksanaan mitigasi atas dampak yang ditimbulkan oleh bencana tentunya menjadi hal yang sangat penting, namun pemulihan atas kondisi infrastruktur baik rumah maupun fasilitas sosial menjadi sasaran yang wajib dijalankan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Penanganan yang cepat serta tepat tidak hanya dari sisi pelaksanaan konstruksi, namun juga dari prosedur administrasi dan proses manajemen kontrak untuk penentuan penyedia jasa dalam pelaksanaan perbaikan, rehabilitasi, rekonstruksi dan revitalisasi pasca bencana yang sesuai prosedur dan cepat, tepat, aman. Penelitian ini bertujuan untuk menyampaikan faktor-faktor dalam aspek-aspek proses manajemen kontrak yang berperan dalam mendukung percepatan penanganan pasca bencana pada daerah terdampak melalui kajian kualitatif berdasarkan jurnal-jurnal, buku-buku, peraturan serta hasil penelitian yang relevan. Melalui penelitian ini diperoleh bahwa faktor-faktor dalam manajemen kontrak yaitu pengalaman & pengetahuan teknis personil dalam manajemen kontrak, lingkup dan spesifikasi dalam kontrak yang tertulis jelas, ketepatan waktu pembayaran hasil pekerjaan, keberadaan prosedur monitoring & evaluasi serta dukungan teknologi berpengaruh positif mendukung percepatan rekonstruksi & rehabilitasi pasca bencana.
Youth-Friendly City: Community Center as a Recovery Place for Youth Depression Abigail, Caroline; Srinaga, Felia; Dewi, Julia
International Journal of Architecture and Urbanism Vol. 9 No. 3 (2025): International Journal of Architecture and Urbanism
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/ijau.v9i3.23588

Abstract

Depression is a mental disorder that causes negative feelings on a person's mood, thoughts, behavior, and physical health. There are 3 levels of depression, namely mild, moderate, and severe depression. Depression can be experienced by all age groups. There are 6.2% of Indonesian adolescents aged 15-24 years who are depressed and 91% of them are depressed sufferers who do not take medication or undergo medical treatment. Awareness of mental health in Indonesia is still low and there is still a negative stigma in society towards people including teenagers who are depressed, making the city less friendly for depressed adolescents. The current Covid-19 period has also made adolescents experience mild to moderate depression. The existence of a Community Center for depressed adolescents as a place for them to gather and do activities that can help depression recovery is important. First, the researcher conducted a theoretical study and found 10 recovery environment variables that can help recovery, namely: 1) Privacy, Personal Space, and Density, 2) Security and Restorative, 3) Organization and Independence, 4) Sensory Consideration and Awareness, 5) Comfortable and Homelike Environment, 6) Social Interaction, 7) Nature, Daylight, and Connectedness, 8) Positive Distractions, 9) Goals, 10) Physical Activity. Then from the analysis of precedent studies and the distribution of space atmosphere preference questionnaires, it was found that the incorporation of criteria between space programs is important to create a home-like atmosphere. This study also produced three main strategies that became the basis for designing a community center as a place of recovery that suits the needs of depressed adolescents.