Keberadaan air bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi kelangsungan hidup manusia. Air bersih pada pemukiman yang terletak pada radius terdekat dengan kegiatan pertambangan memiliki potensi terjadi pencemaran lingkungan terutama pencemaran air permukaan dan air tanah. Oleh karena itu, pemukiman masyarakat di sekitar tambang untuk melakukan pengecekan secara berkala terhadap kualitas air sumur guna meminimalisir penggunaan air tercemar. Upaya perbaikan kualitas air dapat dilakukan dengan berbagai metode salah satunya dengan filtrasi dengan bahan sederhana. Namun seiring dengan perkembangannya, metode filtrasi air bukan sekedar untuk mendapatkan kejernihan air namun dapat menurunkan konsentrasi logam berbahaya dalam air. Untuk itu, pada teknologi filtrasi ditambahkan bahan-bahan aktif seperti zeolite, karbon, dan silika fly ash dan bottom ash sebagai bahan penyerap logam berat. Sehingga kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertujuan untuk berbagi ilmu dari hasil riset penulis melalui sosialisasi ke masyarakat mengenai keberhasilan teknologi filtrasi sederhana yang divariasikan dengan material fly ash dan bottom ash (FABA) dalam meningkatkan kualitas air. Kegiatan PKM dilaksanakan di Desa Karang Raja, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan yang dihadiri oleh perangkat desa Karang Raja dan petani dan kegiatan sosialisasi dilakukan dengan 2 sesi yaitu sesi pertama penyampaian materi dan diskusi kemudian sesi kedua melakukan pengujian alat filtrasi FABA menggunakan air sampel di Kantor Desa Karang Raja. Hasil dari kegiatan PKM ini adalah masyarakat mengetahui bahwa air sumur di kantor desa Karang Raja memiliki pH yang rendah yaitu pH 4 sehingga tidak disarankan untuk digunakan untuk keperluan sanitasi karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Adanya pH rendah pada air memiliki indikasi memiliki kandungan logam yang tinggi dalam air. Sehingga jika air tersebut digunakan dapat terjadi gangguan kesehatan pada kulit dan pencernaan. Sedangkan air hasil filtrasi air dengan variasi FABA meningkatkan dari pH 4 menjadi pH 7. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja alat filtrasi dengan variasi FABA berhasil meningkatkan pH air. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah masyarakat menjadi sadar bahwa air sumur yang selama ini digunakan memiliki pH rendah dan upaya peningkatan pH dapat dilakukan dengan filtrasi sederhana sekaligus masyarakat sangat antusias terlibat pada kegiatan PKM ini dan diharapkan keberlanjutan kegiatan.