Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PEMAHAMAN HADIS PERSPEKTIF GENDER: Studi Komparasi KH. Husein Muhammad dan Abdul Mustaqim Efendi, Utsmanul Hakim; Nikmah, Shofiatun
RIWAYAH Vol 7, No 2 (2021): Riwayah : Jurnal Studi Hadis
Publisher : ilmu hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/riwayah.v7i2.11100

Abstract

Kajian hadis Gender telah mendapat perhatian dari berbagai ilmuwan Muslim di dunia. Di Indonesia, KH. Husein Muhammad dan Abdul Mustaqim merupakan Tokoh yang aktif menarasikan kesetaraan gender dengan merelevansikannya dengan Teks-teks Agama. Keduanya memiliki Latar belakang Pendidikan yang berbeda, sehingga mendorong peneliti untuk melakukan kajian komparasi terhadap Pemikiran keduanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pemahaman hadis perspektif gender dari keduanya. Melalui analisa komparasi, penelitian ini hendak menunjukkan perbedaan dan persamaan metode keduanya dalam memahami hadis dengan perspektif gender. Metode yang digunakan adalah metode komparasi dengan analisis Gender. Metode ini digunakan untuk melihat sejauhmana hadis dapat dipahami dan diaplikasikan dengan menggunakan analisis gender, sekaligus untuk memahami secara komprehensif perbedaan dan persamaan dari kedua tokoh. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keduanya menggunakan prinsip-prinsip gender secara mendasar seperti kesetaran, kemanusiaan dan keadilan dalam memahami hadis. Keduanya juga menjadikan Maqashid al-Shariah sebagai basis penafsiran, dimana makna hadis harus sejalan dengan Prinsip yang terdapat dalam Maqashid al-Syariah. Namun KH. Husein Muhammad dan Abdul Mustaqim memiliki latarbelakang pendidikan akademik yang berbeda, dalam penelitian ini diketahui bahwa metode yang dipaparkan Abdul Mustaqim lebih sistematis dan metodis serta memudahkan pembaca untuk memahami langkah-langkah metodiknya dalam memahami hadis perspektif Gender.[Understanding Hadith on Gender Perspective: A Comparative Study of KH. Husein Muhammad and Abdul Mustaqim. The study of Gender-hadith has received attention from various Muslim scientists in the world. In Indonesia, KH. Husein Muhammad and Abdul Mustaqim are figures who actively narrate gender equality by relevating it with religious texts. Both of them have different educational backgrounds, thus encouraging researchers to do a comparative study of their thought. This study aimed to determine the method of understanding the hadith from the gender perspective of both. This research aims to show the differences and similarities of two methods in understanding the hadith from a gender perspective through a comparative analysis. The method used is a comparative method with gender analysis. This method is used to see the extent to which the hadith can be understood and applied by using gender analysis, as well as to comprehensively understand the differences and similarities of the two figures. In this research, it can be concluded that both of them use basic gender principles such as equality, humanity and justice in understanding hadith. Both of them also make maqashid al-syariah as the basis for interpretation, where the meaning of hadith must be in line with the principles contained in maqasid al-shariah. However, KH. Husein Muhammad and Abdul Mustaqim have different academic educational backgrounds, in this research, it is known that the method described by Abdul Mustaqim is more systematic and methodical and makes it easier for the reader to understand his methodical steps in understanding the hadith from a gender perspective.]
PENERAPAN KONSEP TASAWUF TENTANG SABAR DAN IKHLAS DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN PUSAT PUTRI ZAINUL HASAN GENGGONG Mawaddah, Mawaddah; Muzakki, Ahmad; Nikmah, Shofiatun
Jurnal Al-Fatih Vol 8 No 1 (2025): Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 8 No. 1 Januari-Juni 2025
Publisher : STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61082/alfatih.v8i1.495

Abstract

This study aims to describe the application of Sufi concepts of sabr (patience) and ikhlas (sincerity) in the daily lives of students (santri) in an Islamic boarding school (pondok pesantren) environment. Patience and sincerity are central values in Sufism that are believed to shape strong spiritual character and enhance mental resilience in facing life's challenges. This research employs a qualitative approach with a case study method conducted at a traditional Islamic boarding school in East Java. Data were collected through observations, in-depth interviews with caregivers, teachers, and students, as well as documentation of daily pesantren activities. The findings show that the values of patience and sincerity are instilled through spiritual guidance such as wirid (repetitive prayer), Sufi book studies, and a culture of simple living. These values are also reflected in students’ attitudes toward duties, rules, and social interactions within the pesantren. In conclusion, the implementation of the concepts of sabr and ikhlas not only strengthens students’ spiritual character but also fosters a harmonious and conducive atmosphere in pesantren life. The study recommends incorporating Sufi-based approaches as a foundation for character development in Islamic educational institutions.
Existence of Islamic Boarding School Sufism in the Digital Age: Buya Syakur Yasin's Sufism Moderation Thoughts Nikmah, Shofiatun; Muluk, Muchamad Saiful
Analisis: Jurnal Studi Keislaman Vol 22 No 2 (2022): Analisis : Jurnal Studi Keislaman
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajsk.v22i2.14215

Abstract

The existence of Sufism took part in filling the empty space in the midst of Indonesian people's lives from the colonial era to the current digital era, one of the thoughts of Sufism in Indonesia is Buya Syakur Yasin with his Sufism moderation thoughts. This research looks at the dynamics of Islamic boarding school Sufism from time to time, as well as the role of Buya Syakur Yasin in spreading religious moderation with a Sufistic perspective in the digital era. This study uses a qualitative method with a socio-historical approach to understand holistically from time to time the dynamics of Islamic boarding school tasawuf and content-analysis as an analytical tool in capturing the meaning of Buya Syakur Yasin's thoughts through his Youtube Channel. Research shows that the dynamics of Sufism in Islamic boarding schools is divided into four typologies: the early Islamic era, the colonial era, the modern era and the digital era. Meanwhile, Buya Syakur Yasin, through a digital platform, develops an understanding of moderate Sufism which is closely related to humanistic Sufism, where human values become common consciousness to foster religious moderation in perspective and behavior in everyday life.
VALIDASI PEMAHAMAN ISHARI TERHADAP HADIS Nikmah, Shofiatun
AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies Vol. 1 No. 1 (2020): AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies
Publisher : Institut Daarul Qur'an Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.815 KB) | DOI: 10.51875/alisnad.v1i1.24

Abstract

Dalam sejarah perkembangan kajian hadis, interaksi antara hadis dan kaum sufi mendapatkan perhatian khusus. Kaum sufi melihat teks sebagai wahyu al-matlu yang teksnya memiliki dua sisi pembacaan. Hadis memiliki sisi zahir dan bathin yang isharah maknanya tidak dapat ditangkap oleh menusia secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana pendekatan ishari digunakan oleh kaum sufi dalam memahami hadis. Tulisan ini juga akan mengklarifikasi keabsahan pemahaman ishari dalam kajian hadis. Bagaimana kaidah yang telah ditetapkan para ulama agar tidak mengalami kontra-produktif antara pemaknaan zahir/denotatif dan batin/konotatif. Para ulama hadis menyadari bahwa makna batin (ishari) tidak dapat ditolak, karena pemahaman ini didapatkan melalui perjalanan suluk, mujahadah dan riyadhah yang tidak mudah. Tidak semua kaidah-kaidah validitas terhadap pemaknaan ishari atas hadis. Diantara kaidah yang telah ditetapkan para ulama antara lain: 1) Pemaknaan ishari tidak boleh bertentangan dengan makna zahir, karena pada hakikatnya makna batin memperluas makna zahir. 2) Makna ishari tidak bertentangan dengan dalil syariat yang lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research. Peneliti menggunakan literatur kepustakaan sebagai data dan analisa. Teknik content analysis dipilih sebagai teknik analisa dalam penelitian ini guna menjawab permasalahan yang dikaji.