Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Etika berpolitik pemimpin masa lampau berbasis naskah Sunda Sumarlina, Elis Suryani Nani; Permana, Rangga Saptya Mohamad; Darsa, Undang Ahmad
Jurnal IKADBUDI Vol. 12 No. 2 (2023)
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v12i2.58838

Abstract

Benar  adanya apabila dikatakan bahwa banyak kesulitan yang dihadapi dalam menggarap naskah-naskah  Sunda Kuno. Akan tetapi, harus disadari pula bahwa di dalam sebuah naskah Sunda kuno terdapat nilai-nilai kearifan lokal yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat masa kini.  Isi naskah Sunda Kuno mengungkap beragam ilmu yang bisa dijadikan sebagai referensi literasi bagi ilmu lain saat ini, yang berkaitan dengan  historiografi tradisional, toponimi, pandangan hidup, sistem pemerintahan atau pembagian kekuasaan, konsep kepemimpinan, etika berpolitik,  dan  unsur-unsur kebudayaan  lainnya, sebagai bahan dalam upaya menggali, identitas masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Dengan demikian, upaya penggalian dan penggarapan naskah-naskah kuno perlu dilakukan secara sungguh-sungguh, intensif,  dan berkesinambungan. Teks naskah Sunda kuno yang sangat menarik untuk dibahas dalam tulisan ini berkaitan dengan etika berpolitik para pemimpin atau raja-raja Sunda masa lampau, yang eksistensinya terungkap dalam naskah Sanghyang Siksakandang Karesian, Fragmen Carita Parahiyangan, Amanat Galunggung, dan Sanghyang Hayu, yang ditulis pada abad ke-16 Masehi. Etika berpolitik raja-raja zaman dulu berkaitan erat dengan konsep kepeminpinan, sistem pemerintahan dan pembagian kekuasaan, serta karakter dari peminpin itu sendiri. Dikaji melalui metode penelitian deskriptif analisis, dan metode kajian filologi, komunikasi politik, historiografi tradisional, dan kajian budaya secara multidisiplin. Diharapkan mampu menungkap bagaimana etika berpolitik raja atau pemimpin Sunda masa silam, melalui naskah-naskah Sunda Kuno abad-16, yang akhirnya dapat membuka cakrawala dan wawasan ilmu pengetahuan bagi ilmu-ilmu lain secara multidisiplin.
Meneropong Transisi Politik Kekuasaan Indonesia 2010-2015: Analisis Komunikasi Politik Jelang Pemilihan Presiden Republik Indonesia Tahun 2014 Permana, Rangga Saptya Mohamad; Sumarlina, Elis Suryani Nani; Darsa, Undang Ahmad
KABUYUTAN Vol 1 No 3 (2022): Kabuyutan, November 2022
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v1i3.77

Abstract

Setahun menjelang Pemilihan Presiden Republik Indonesia tahun 2014, telah banyak calon yang bertarung untuk menduduki pucuk kepemimpinan tertinggi di negara ini. Banyak di antaranya yang merupakan wajah-wajah lama, seperti Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Wiranto dan Jusuf Kalla. Selain wajah-wajah lama tersebut, muncul pula beberapa tokoh politik baru yang pada saat itu muncul ke permukaan, di antaranya Joko Widodo, Mahfud MD, Hatta Rajasa, Surya Paloh, Aburizal Bakrie, Hary Tanoesoedibjo, dan Dahlan Ishkan, yang pada saat itu turut meramaikan bursa Pilpres 2014. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi politik yang dilakukan para calon presiden pada kontestasi politik Pilpres 2014 yang lalu. Kajian dalam artikel ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menggambarkan data-data yang telah terkumpul semasa proses riset berlangsung. Data-data dikumpulkan dengan metode pengumpulan data berupa observasi dan telaah dokumen. Hasil menunjukkan bahwa komunikasi politik yang para capres lakukan jelang Pilpres 2014 ini cenderung mengarah pada pencitraan diri mereka melalui media. Sebagai pemilik modal, Aburizal Bakri dan Surya Paloh bisa menggunakan kekuasaan mereka untuk mengiklankan diri mereka secara intensif melalui media-media yang mereka miliki. Para capres lain seperti Hatta Rajasa juga sudah “melempar” iklan pada masyarakat dan disiarkan di beberapa televisi swasta nasional pada saat itu. Fenomena koalisi di kalangan partai politik juga mewarnai ranah komunikasi politik jelang Pilpres RI 2014. Parpol-parpol yang mengusung capres mulai ramai mengajak serta parpol lain untuk mendukung manuver yang sedang dan akan mereka lakukan pada saat itu.
GUNUNG PADANG DALAM PERSPEKTIF MANUSKRIP DAN BUDAYA SUNDA DI ERA MILENIAL: GUNUNG PADANG DALAM PERSPEKTIF MANUSKRIP DAN BUDAYA SUNDA DI ERA MILENIAL Sumarlina, Elis Suryani Nani; Darsa, Undang Ahmad; Mohamad Permana, Rangga Saptya
KABUYUTAN Vol 3 No 1 (2024): Kabuyutan, Maret 2024
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v3i1.227

Abstract

Eksistensi budaya yang berkembang di era milenial saat ini tidak terlepas dari budaya masa lampau, sebagai hasil perjalanan sejarah serta proses perubahan budaya dari masa ke masa. Namun, keberadaan Gunung Padang tersebut, baru-baru ini sedikit terusik oleh ketidaksepahaman para ahli, yang masing-masing bersikukuh sesuai dengan kepakarannya. Padahal, sepatutnyalah kita bergandengan tangan dalam upaya merawat dan melestarikan tinggalan nenek moyang dimaksud, apalagi kalau tempat tersebut sudah disepakati dan ditetapkan sebagai situs, yang eksistensinya tidak dapat dinilai dengan materi. Karena setiap bidang ilmu memiliki pendekatan dan metode kajiannya masing-masing. Aspek budaya dan kearifan lokal yang dimiliki oleh suatu daerah, setidaknya berguna untuk mengungkap tonggak bagi suatu kehidupan masyarakat. Kita menyadari bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai budayanya. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa pun dapat dilihat dari tinggalan budayanya. Demikian halnya dengan karuhun ‘nenek moyang’ orang Sunda, yang memiliki manuskrip kuno yang tidak sedikit, yang di dalamnya menyimpan beragam ide, gagasan, dan pemikiran cemerlang, yang salah satunya berkaitan dengan Gunung Padang. Lewat manuskrip, dapat ditelusuri bahwa Gunung Padang termasuk ke dalam sistem tataruang kosmologis Sunda yang saling memengaruhi dengan tenaga-tenaga yang bersumber pada tempat-tempat yang ada di sekitarnya, baik secara geologis, geomorfologis, arkeologis, antropologis, filologis, historiografis, folklor, dan religi, yang tidak terlepas dari budaya zaman batu. Penelitian ini mencoba menelusuri keselarasan antara Gunung Padang dengan kearifan lokal budaya Sunda, dari kajian filologis, arkeologis, religi, dengan budaya Kenabian, melalui metode kajian filologis dan kajian budaya, sehingga didapatkan hubungan yang harmonis antar keduanya, melalui pendeskripaian data, sesuai dengan fakta yang ada.