Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Review Artikel : Aktivitas Antimikroba Genus Ipomoea Utami, Fransiska Ria Oktasari Putri; Abdurachim, Henna Rya; Utami, Widyaningrum
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 3, No 1 (2023): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 3, Edisi 1, 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/genres.v3i1.17361

Abstract

Banyaknya kasus resistensi obat antimikroba mendorong para peneliti untuk mencari dan menemukan senyawa lainnya yang berpotensi dapat diformulasikan menjadi obat antimikroba. Diketahui ekstrak dari beberapa spesies tumbuhan genus Ipomoea menunjukan adanya aktivitas antimikroba. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam kandungan senyawa metabolit sekunder pada genus Ipomoea yang berfungsi sebagai antimikroba serta mengetahui mekanisme aktivitas antimikrobanya. Pencarian literatur menggunakan database Science Direct dan PubMed dengan kata kunci “Antimicrobial” AND “Activity” AND “Ipomoea”. Data menunjukan bahwa senyawa metabolit sekunder pada genus Ipomoea yang berfungsi sebagai antimikroba yaitu linalool, β-pinene, kumarin, asam p-hidroksibenzoat, serta alkaloid. Genus Ipomoea yang terbukti dapat dijadikan sebagai agen antimikroba yaitu spesies I. pes-caprae, I. procumbens Mart. & Choisy, I. tuba, I. alba, I. bolusiana Schinz, dan I. batatas L. Sedangkan I. carnea Jacq. dan I. crossipes menunjukan hasil yang negatif. Ekstrak herba Ipomoea batatas L. menunjukan aktivitas antimikroba paling kuat terhadap bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif berdasarkan metode uji difusi maupun dilusi.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Singkong (Manihot esculenta Crantz) terhadap Staphylococcus epidermidis Uzma, Syafia Farihatul; Anam, Khairul; Utami, Widyaningrum
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 3, No 2 (2023): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 3, Edisi 2, 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/genres.v3i2.20064

Abstract

Kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri karena mengandung metabolit sekunder seperti tanin dan kuinon. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit singkong terhadap S. epidermidis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap faktorial (2 faktor). Sampel penelitian ini adalah kulit singkong yang dimaserasi dengan berbagai pelarut (E1: etanol 50%, E2: etanol 70%, E3: etanol 96%), masing-masing dibuat berbagai konsentrasi (5%, 10%, 15%, 20%). Pengujian antibakteri menggunakan metode disk diffusion. Penentuan kesetaraan ekstrak terhadap antibiotik dilakukan dengan membuat kurva baku tetrasiklin. Penentuan KHM menggunakan metode dilusi cair. Diameter hambat dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney. Ekstrak etanol kulit singkong memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. epidermidis. Diameter hambat ekstrak E3 memberikan perbedaan bermakna (P < 0,05) terhadap ekstrak E1 dan E2. Ekstrak E1 (200 mg/mL) setara dengan 2,69 μg/mL tetrasiklin HCl, ekstrak E2 (200 mg/mL) setara dengan 3,74 μg/mL tetrasiklin HCl, ekstrak E3 (200 mg/mL) setara dengan 6,62 μg/mL tetrasiklin HCl. KHM ekstrak E1 (100 mg/mL), KHM ekstrak E2 (50 mg/mL, KHM ekstrak E3 (25 mg/mL).
STUDI IN VIVO EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN PENYEMBUHAN LUKA PADA HEWAN MODEL DIABETES utami, Widyaningrum; Endang sri sunarsih; Saragih, Elisa Br.; Merilla Andini
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 27 No. 3 (2023): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v27i3.28281

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang tinggi menyebabkan penyembuhan luka yang lebih lama. Daun belimbing wuluh diketahui memiliki senyawa yang berperan sebagai antidiabetes dan penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak etanol daun belimbing wuluh pada tikus wistar jantan yang diinduksi aloksan serta aktivitasnya terhadap penyembuhan luka sayat pada kelinci model diabetes yang diinduksi dengan aloksan. Uji aktivitas antidiabetes dilakukan dengan 6 kelompok tikus diinduksi dengan aloksan 150 mg/kgBB. Uji aktivitas luka sayat dilakukan pada ima ekor kelinci yang diinduksi dengan aloksan 175 mg/kgBB dan diberi luka sayat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol  daun belimbing wuluh memiliki aktivitas hipoglikemik pada tikus wistar jantan yang diinduksi dengan aloksan dengan dosis efektif 300 mg/kgBB dibandingkan dengan kelompok kontrol positif akarbose (p=0,12). Ekstrak etanol daun belimbing wuluh memiliki aktivitas dalam menyembuhkan luka sayat pada kelinci diabetes yang diinduksi aloksan dengan konsentrasi efektif 15% dibandingkan dengan kelompok kontrol positif tetrakloro dekaoksigen (p=0,57).
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Singkong (Manihot esculenta Crantz) terhadap Staphylococcus epidermidis Uzma, Syafia Farihatul; Anam, Khairul; Utami, Widyaningrum
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 3, No 2 (2023): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 3, Edisi 2, 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/genres.v3i2.20064

Abstract

Kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri karena mengandung metabolit sekunder seperti tanin dan kuinon. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit singkong terhadap S. epidermidis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap faktorial (2 faktor). Sampel penelitian ini adalah kulit singkong yang dimaserasi dengan berbagai pelarut (E1: etanol 50%, E2: etanol 70%, E3: etanol 96%), masing-masing dibuat berbagai konsentrasi (5%, 10%, 15%, 20%). Pengujian antibakteri menggunakan metode disk diffusion. Penentuan kesetaraan ekstrak terhadap antibiotik dilakukan dengan membuat kurva baku tetrasiklin. Penentuan KHM menggunakan metode dilusi cair. Diameter hambat dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney. Ekstrak etanol kulit singkong memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. epidermidis. Diameter hambat ekstrak E3 memberikan perbedaan bermakna (P < 0,05) terhadap ekstrak E1 dan E2. Ekstrak E1 (200 mg/mL) setara dengan 2,69 μg/mL tetrasiklin HCl, ekstrak E2 (200 mg/mL) setara dengan 3,74 μg/mL tetrasiklin HCl, ekstrak E3 (200 mg/mL) setara dengan 6,62 μg/mL tetrasiklin HCl. KHM ekstrak E1 (100 mg/mL), KHM ekstrak E2 (50 mg/mL, KHM ekstrak E3 (25 mg/mL).
Review Artikel : Aktivitas Antimikroba Genus Ipomoea Utami, Fransiska Ria Oktasari Putri; Abdurachim, Henna Rya; Utami, Widyaningrum
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 3, No 1 (2023): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 3, Edisi 1, 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/genres.v3i1.17361

Abstract

Banyaknya kasus resistensi obat antimikroba mendorong para peneliti untuk mencari dan menemukan senyawa lainnya yang berpotensi dapat diformulasikan menjadi obat antimikroba. Diketahui ekstrak dari beberapa spesies tumbuhan genus Ipomoea menunjukan adanya aktivitas antimikroba. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam kandungan senyawa metabolit sekunder pada genus Ipomoea yang berfungsi sebagai antimikroba serta mengetahui mekanisme aktivitas antimikrobanya. Pencarian literatur menggunakan database Science Direct dan PubMed dengan kata kunci “Antimicrobial” AND “Activity” AND “Ipomoea”. Data menunjukan bahwa senyawa metabolit sekunder pada genus Ipomoea yang berfungsi sebagai antimikroba yaitu linalool, β-pinene, kumarin, asam p-hidroksibenzoat, serta alkaloid. Genus Ipomoea yang terbukti dapat dijadikan sebagai agen antimikroba yaitu spesies I. pes-caprae, I. procumbens Mart. & Choisy, I. tuba, I. alba, I. bolusiana Schinz, dan I. batatas L. Sedangkan I. carnea Jacq. dan I. crossipes menunjukan hasil yang negatif. Ekstrak herba Ipomoea batatas L. menunjukan aktivitas antimikroba paling kuat terhadap bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif berdasarkan metode uji difusi maupun dilusi.