Ghurotul Muhajjalin, Muhammad Ghiyas
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN KONSEP ARSITEKTUR HIJAU PADA BANGUNAN MUSEUM GEOLOGI, STUDI KASUS : MUSEUM GEOLOGI BANDUNG Ghurotul Muhajjalin, Muhammad Ghiyas
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 3, No 2 (2020): Vol. 3 No. 2 (2020): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2020
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v3i2.24898

Abstract

Abstract: Concern for nature must indeed be considered, because to prevent undesirable effects such as global warming or damage to the surrounding environment. The cause of this impact is a result of nature and even human actions themselves, such as due to volcanoes erupting, waste disposal, vehicle pollution, and others. But there are also causes of other things, namely the establishment of a building without looking at the surrounding environment, which only emphasizes the function and aesthetics, so it becomes a very important problem. Green architecture is a concept where buildings to be erected must have criteria to support the natural surroundings, so this concept is very used to minimize or prevent natural damage caused by buildings. An example of the building that will be applied in this research is the Geology Museum, considering that Indonesia has a complex geographical location and natural wealth from the bowels and extraterrestrial. The method used in this research is a qualitative descriptive method, which is the depiction or explaining the facts in the field by analyzing and discussing them broadly so that they can find results and conclusions.Keywords: Green Architecture, Museum, Qualitative Descriptive. Abstrak: Kepedulian terhadap alam memang harus diperhatikan, karena untuk mencegah dampak-dampak yang tidak diinginkan seperti pemanasan bumi atau kerusakan lingkungan sekitar. Penyebab dari dampak ini merupakan akibat dari alam bahkan perbuatan manusia itu sendiri, seperti akibat gunung berapi meletus, pembuangan limbah, polusi kendaraan, dan lain-lain. Namun ada juga penyebab dari hal lain yaitu berdirinya suatu bangunan tanpa melihat lingkungan sekitarnya, yang hanya mementingkan fungsi maupun estetikanya, sehingga menjadi suatu permasalahan yang sangat penting. Arsitektur hijau merupakan sebuah konsep dimana bangunan yang akan didirikan harus memiliki kriteria untuk mendukung alam sekitar, sehingga konsep ini sangat digunakan untuk meminimalisir atau mencegah terjadinya kerusakan alam  yang disebabkan oleh bangunan. Sebagai contoh bangunan yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah Museum Geologi, mengingat Indonesia memiliki letak geografis yang kompleks dan kekayaan alam dari perut dan luar bumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penggambaran atau menjelaskan fakta-fakta yang ada di lapangan dengan cara menganalisis serta membahasnya secara luas sehingga dapat menemukan hasil dan kesimpulan. Kata Kunci: Arsitektur Hijau, Museum, Deskriptif Kualitatif
KAJIAN PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR HIJAU PADA BANGUNAN MUSEUM GEOLOGI. STUDI KASUS : MUSEUM FOSSA MAGNA ghurotul muhajjalin, muhammad ghiyas; Satwikasari, Anggana Fitri
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 4, No 1 (2020): Purwarupa Vol 4 No 1 Maret 2020
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Kerusakan alam menjadi salah satu bencana besar bagi dunia, tidak terkecuali seperti pemanasan global, pembuangan limbah, polusi dan lain-lain. Begitu juga dengan bangunan, dimana bangunan menyumbang kerusakan pada lingkungan disekitarnya. Hal ini disebabkan banyaknya pemakaian kaca yang berlebih serta tidak memikirkan iklim dan masih banyak lagi. Berdasarkan permasalahan, tentu harus ada solusi untuk menghentikannya, setidaknya mengurangi konstribusi bangunan dalam perusakan lingkungan. Salah satu caranya adalah mendirikan sebuah bangunan dengan penerapan konsep arsitektur hijau. Arsitektur hijau merupakan sebuah konsep dimana bangunan yang akan didirikan harus memiliki kriteria yang mendukung alam sekitar. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk (1) memahami pengertian arsitektur hijau (2) mengetahui prinsip-prinsip arsitektur hijau pada museum (3) memahami penerapan konsep arsitektur hijau pada museum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penggambaran atau menjelaskan fakta-fakta yang ada di lapangan dengan cara menganalisis serta membahasnya secara luas sehingga dapat menemukan hasil dan kesimpulan. Museum fossa magna Jepang memenuhi arsitektur hijau melalui penghematan energi, selaras dengann iklim setempat, lingkungan eksisting terjaga, memeuhi aspek universal, dan penggunaan material ekonomis. Kata Kunci: Kerusakan Alam, Arsitektur Hijau, Deskriptif Kualitatif ABSTRACT. Natural damage is one of the major disasters globally, including global warming, waste disposal, pollution, and others, likewise with buildings, where buildings contribute to damage to the surrounding environment. This is due to the excessive use of glass and not thinking about the climate and much more. Based on the problem, of course, there must be a solution to stop it, at least reduce the contribution of buildings in environmental destruction. One way is to build a building with the application of the concept of green architecture. Green architecture is a concept where buildings must implement criteria that support the natural surroundings. The purpose of this study is to (1) understand the notion of green architecture (2) know the principles of green architecture in the museum (3) understand the application of the concept of green architecture in the museum. The method used in this study is a qualitative descriptive method, which is a description or explains the facts that are in the field by analyzing and discussing them broadly so that they can find results and conclusions. The Japanese Magna Fossa Museum fills green architecture through energy savings, harmony with the local climate, the existing environment is maintained, fulfills universal aspects, and uses economical materials.  Keywords: Natural Damage, Green Architecture, Qualitative Descriptive