Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pelatihan Pembelajaran Drama Online Untuk Guru Bahasa/Sastra Sekolah Menengah Padmo Adi Nugroho, Yohanes; Yuliati, Ria; Susanto, Eri; Trihapsari, Hardianing; Nugrahani, Rizky Aulia Putri; Hamonangan, Suthan Malik
Jurnal Abdimas Vol 25, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v25i2.33139

Abstract

Pandemi global COVID-19 memaksa para pengajar mengubah sistem pembelajaran dari tatap muka di kelas menjadi pembelajaran online. Para pengajar perlu menemukan teknik yang cerdas agar materi pembelajaran online dapat diterima oleh siswa dengan mudah dan menarik. Tim Pengabdian kepada Masyarakat FIB 2021 mencoba membantu para pengajar Bahasa/Sastra—khususnya para pengajar kelas drama—untuk menemukan teknik cerdas dalam mengajarkan drama secara online dengan mudah dan menarik. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah: 1) Mengetahui apa saja persiapan dan teknik yang perlu dipakai dalam mengadakan praktik drama secara online, 2) Mengetahui cara memanfaatkan platform video konferensi (Zoom Meeting/Google Meet) sebagai sarana melakukan pelatihan dan bimbingan drama baik monolog maupun dialog secara online oleh para guru SMA kepada para siswa mereka, 3) Mengetahui bagaimana cara memanfaatkan platform video konferensi (Zoom Meeting/Google Meet) dan media sosial (Instagram, TikTok, Youtube) sebagai sarana mengeksekusi pertunjukan drama baik monolog maupun dialog secara online oleh para siswa. Teori-teori yang digunakan dalam Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah teori mengenai teater, teks drama dan penampil, peta cerita, serta seni ekspresif dan media/kelengkapan. Khalayak sasaran dari program ini adalah guru Bahasa/Sastra di kota-kota besar di Pulau Jawa. Pengabdian kepada Masyarakat ini dilakukan dalam bentuk Pelatihan Pembelajaran Drama Daring/Online dengan tatap muka daring melalui platform panggilan video (seperti Meet/Zoom). Pelatihan Drama Online berjalan lancar pada 27 Agustus 2021. Sementara, ekshibisi pertunjukan online berjalan lancar pada 18 September 2021.
Do Royal Servants of Ngayogyakarta Hadiningrat Palace Speak Bagongan Language?: Bagongan Vocabularies and Its Role Yuliati, Ria; Sajarwa, Sajarwa; Winarti, Daru
REiLA : Journal of Research and Innovation in Language Vol. 6 No. 2 (2024): REiLA : Journal of Research and Innovation in Language
Publisher : The Institute of Research and Community Service (LPPM) - Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/reila.v6i2.18826

Abstract

The Ngayogyakarta Hadiningrat Palace possesses a unique linguistic tradition, characterized by the use of the Bagongan variety of Javanese. Despite its significance, there is limited research on the origins, purposes, and accurate usage of Bagongan vocabularies by the Royal Servants (Abdi Dalem) of the palace. This study aims to analyze the origin of Bagongan vocabularies, their purposes, and the proficiency of Abdi Dalem in using this linguistic variety. Employing a descriptive qualitative approach, this linguistic description research involved analyzing eleven Bagongan vocabularies. Data were collected from written and spoken forms, literature, audio-visual recordings, and interviews. The collected data were then analyzed thematically and discursively using morphological and syntactic theories. The analysis revealed that six vocabularies had undergone adoption or intact absorption: 1) manira/menira, 2) pakenira/pekenira, 3) puniki, 4) puniku/punika, 5) punapi, and 6) nedha. Additionally, five vocabularies showed changes from Old Javanese: 1) henggeh/enggeh, 2) boya/mboya, 3) wenten, 4) besaos, and 5) seyos. These vocabularies originate from old Javanese, which lacks language stratification, making it suitable as a unifying language in the palace. However, dynamics of the use of Javanese Bagongan variety due to language influences from outside the palace were noted in the use of Bagongan vocabularies, krama vocabularies, ngoko affixes, and spelling of the writing. The findings suggest the need for stricter and more binding regulations on the use of Bagongan language within the palace.
Grammatical Analysis of the Quality of Abdi Dalem's Written Language Variety of Ngayogyakarta Hadiningrat Palace, Indonesia Yuliati, Ria; Sajarwa, Sajarwa; Winarti, Daru
Indonesian Journal of EFL and Linguistics Indonesian Journal of EFL and Linguistics, 9(1), May 2024
Publisher : Pusat Pelatihan, Riset, dan Pembelajaran Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21462/ijefl.v9i1.749

Abstract

Abdi Dalem is the King's Assistant at the Ngayogyakarta Hadiningrat Palace, Indonesia, which has a special variety of written language. This research aims to formulate the variety of Abdi Dalem written language in the kedhaton (inner core) environment of Ngayogyakarta Hadiningrat Palace as well as grammatical analysis to improve the quality of the variety of written language. This research is descriptive qualitative research. The form of this research data is a variety of Abdi Dalem written language in the kedhaton (inner core) environment of the palace in the form of regulations, bulletins, official letters and Abdi Dalem training books. The data were collected by identifying the places and samples, reviewing related literature, reviewing various written languages, and doing an interview. Data analysis techniques are describing Abdi Dalem, linguistic analysis of Abdi Dalem's written language, and data interpretation. The results of the research show that the variety of Abdi Dalem's official written language consists of 1) the Bagongan variety of Javanese, 2) Indonesian. The grammatical inaccuracy of Abdi Dalem's variety of written language consists of 1) Bagongan lexicon inaccuracy, 2) New Javanese vocabulary inaccuracy, 3) inaccuracy in the use of the New Javanese Ngoko (N) affix, 4) spelling inaccuracy. With this grammatical analysis, it is hoped that it can improve the quality of Abdi Dalem Ngayogyakarta Hadiningrat Palace's variety of written language.