Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SIVILISASI AKHLAK REMAJA MELALUI AL-QUR`AN IN APPROACH DI DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA KABUPATEN BENGKULU TENGAH Ahmad, Syukraini; Rohimin, Rohimin
Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol 8, No 2 (2019): Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/mjppm.v8i2.2505

Abstract

Dalam dunia modern, Sivilisasi atau Pembinaan akhlak remaja merupakan suatu keniscayaan. Pembinaan ini bertujuan untuk: Pertama, membentuk akhlak remaja desa Pekik Nyaring menjadi berakhlak yang mulia, dan Kedua, agar dapat menerapkan model pembinaan akhlak remaja melalui al-Qur`an in Approach. Karena itu, Pembinaan ini dilakukan dengan menggunakan metode Participatory action riset (PAR) yaitu dengan melibatkan semua pihak yang terkait untuk secara bersama-sama melakukan perbaikan kearah yang lebih baik. Dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan menyampaikan materi tentang tiga pokok dalam ajaran Islam yaitu tentang aqidah, Ibadah dan Akhlak. Materi tentang aqidah berkaitan tentang pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan tentang keutamaan beriman dan beramal soleh, rukun iman dan lain-lain. Sedangkan materi tentang ibadah berkaitan tentang Thaharah, berwudhu` dan Tayammum, Mendirikan Sholat dan rukun Islam lainnya, dan yang ketiga materi tentang akhlak, seperti sabar, ikhlas,tawadhu`, saling tolong menolong, menghormati orang tua, etika berpakaian dan menjauhi akhlak-akhlak yang tercela seperti sombong dan lain-lain. Penyampaian materi dengan tutorial, pendalaman dan pengayaan. Hasil dari Pembinaan ini adalah terlaksananya kegiatan pembinaan ini dengan baik dan lancar, dan terbentuknya akhlak yang mulia pada remaja desa Pekik Nyaring kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah dan dapat diterapkannya model pembinaan akhlak remaja.
Application of Da'wah Bil Hikmah: Efforts to Overcome Radicalism Yunita, Nurma; Ahmad, Syukraini; Harahap, Rindom; Agustini, Agustini; Sejati, Sugeng; Warsah, Idi
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v8i2.8728

Abstract

Delivering dakwah that is not in accordance with Islamic teachings and is not as exemplified by Rasulullah SAW, will result in damage both in terms of practice and in terms of understanding of what is received from a preacher. Therefore, it can be said that the radical ideology that has emerged recently is a mistake by a preacher in conveying his preaching. Delivering da'wah can be effective if a da'i can provide comfort to the mad'u or the people being called upon, so that the aim of the da'wah is achieved. The comfort and goals of da'wah can be achieved if a preacher can use da'wah methods well, one of which is the bil hikmah da'wah method. In this article, the method used is the tahlili method or context analysis, namely analyzing the study of the interpretation of the Dakwah bil Hikma verse, thus giving rise to how to apply the Dakwah bil Hikma method as an effort to overcome radical ideologies 
Urgensi al-Wujûh wa al-Nazhâ’ir dalam Alquran Ahmad, Syukraini
Madania: Jurnal Kajian Keislaman Vol 18, No 1 (2014): JUNE
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

al-Wujûh and an-Nazā`ir are material discussion related to thecontext meaning of vocabulary which are covered in the Qur’an. Al-Wujûh is a word has same form of lafaz butdifferent meaning. Besides, al-Nazhâ’ir has different word but it has same meaning although it contains differentemphasis or impression. Some of moslem scholars have observed and discussed about al-Wujûh and an-Nazā`irand they resulted some formula such as “all words in the Qur’an mean this exepct that one” or “all these wordsin the Qur’an mean this one, except that verse” or “ there is word that means this one in the Qur’ran, except inthis verse”, but the third form is rarely used. Ino rder to produce a correct and accurate rule it needs observation