Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL KB SUNTIK 3 BULAN DI BPM DEWI ANGGRAINI PALEMBANG TAHUN 2017 Sulistyorini, Suci
Masker Medika Vol 6 No 1 (2018): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program pelayanan Keluarga Berencana (KB) mempunyai arti penting dalam mewujudkan manusia Indonesia yang sejahtera, disamping program pendidikan dan kesehatan. Berdasarkan data BKKBN, jumlah akseptor KB suntik di Kota Palembang tahun 2016 didapatkan sebesar 5583 orang (50,61%). KB suntik merupakan salah satu kontrasepsi yang popular dan banyak diminati di Indonesia umumnya dan Sumatera Selatan khususnya, kontrasepsi suntik yang digunakan adalah DMPA (Depo Medroxy Progesterone Acetate) dan cyclofem. Dengan besarnya jumlah akseptor KB suntik tersebut maka peneliti tertarik untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruh pemakaian alat kontrasepsi hormonal KB Suntik 3 Bulan di BPM Dewi Anggraini Palembang tahun 2017. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi hormonal KB Suntik 3 bulan adalah karakteristik ibu (Usia, pendidikan, pekerjaan) paritas, dan pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi hormonal KB suntik 3 Bulan di BPM Dewi Anggraini Palembang Tahun 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB Suntik 3 Bulan yang berkunjung ke BPM Dewi anggarini pada tanggal 1-15 Juni 2017. Tehnik pengambilan sampel yaiti accidental sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat, bivariat, dan multivariate. Berdasarkan data univariat didapatkan data dari 92 responden sebanyak 60 responden (65,2%) akseptor KB suntik 3 bulan dan 32 (34,8%) responden akseptor KB lain, usia muda 57 (62%), usia tua 35 (38%), pendidikan tinggi 48 (52,2%), pendidikan rendah 44 (47,8%), paritas primipara 53 (57,6%), paritas multipara 39 (42,4%), pengetahuan baik 34 (37%), pengetahuan cukup 50 (54,3%), pengetahuan kurang 8 (8,7%). Berdasarkan data bivariat diperoleh hasil ada hubungan antara usia dengan pemakaian alat kontrasepsi hormonal KB suntik 3 Bulan di BPM Dewi Anggraini dengan p value 0,042, dan ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemakaian alat kontrasepsi hormonal KB suntik 3 Bulan di BPM Dewi Anggraini dengan p value 0,001. Tidak ada hubungan antara pendidikan dan paritas terhadap pemakaian alat kontrasepsi hormonal KB suntik 3 Bulan di BPM Dewi Anggraini. Untuk petugas kesehatan khususnya Bidan agar dapat lebih meningkatkan informasi dan edukasi pada masyarakat untuk memberikan pelayanan yang paripurna kepada akseptor KB
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMINORHEA PRIMER PADA SISWI SMA PGRI 2 PALEMBANG Sulistyorini, Suci; Monica, Septi; Ningsih, Selvi Septia
Masker Medika Vol 5 No 1 (2017): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis, dan sosial. World Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara 12 – 24 tahun (Kusmiran, 2011).. Menurut data WHO, rata-rata insidensi terjadinya dismenore pada wanita muda antara 16,8 – 81%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian disminorhea primer pada siswi SMA PGRI 2 Palembang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Lokasi penelitian dilakukan di kelas X SMA PGRI 2 Palembang. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 21 Februari 2017.Populasi penelitian yaitu semua siswi kelas X SMA PGRI 2 Palembang tahun 2017 yang berjumlah 126 responden. Sampel penelitian yaitu total populasi. Analisa yang dilakukan adalah analisa data univariat dan bivariat. Berdasarkan data univariat didapatkan data dari 126 responden sebanyak 113 responden (89,7%) mengalami disminorhea primer dan sebanyak 13 (10,3%) responden tidak mengalami disminorhea primer, usia menarche dini 8 (6,3%)responden, usia menarche normal 118 (93,7%), siklus menstruasi abnormal 43 (34,1 %), siklus menstruasi normal 83 (65,9%), lama menstruasi abnormal 27 (21,4%), lama menstruasi normal 99 (78,6%), riwayat keluarga terdapat disminorhea primer 100 (79,4%), dan riwayat keluarga tidak ada 26 (20,6%). Berdasarkan data bivariat diperoleh hasil ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian disminorhea primer dengan p value = 0,027 OR 3,986 dan tidak ada hubungan antara usia menarche, lama menstruasi,dan lama menstruasi terhadap kejadian disminorhea primer di SMA PGRI 2 Palembang. Untuk petugas kesehatan diharapkan dapat lebih meningkatkan konseling dan memberikan penyuluhan terhadap remaja khususnya remaja putri mengenai kesehatan reproduksi agar dapat mempersiapkan organ reproduksi yang sehat.Kata Kunci : Disminorhea primer, Usia menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi, riwayat keluarga.
HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DAN USIA GESTASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM DI RS. MUHAMMADIYAH PALEMBANG Sulistyorini, Suci
Masker Medika Vol 6 No 2 (2018): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikterus merupakan salah satu kegawatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir sebanyak 25-50 % pada bayi cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada bayi kurang bulan (Rohani, 2017). Berdasarkan data rekam medik RS. Muhammadiyah Palembang jumlah neonatal yang mengalami ikterus pada tahun 2015 sebesar 67 kasus dari bayi 295 yang bermasalah, tahun 2016 sebesar 57 kasus dari 315 bayi yang bermasalah dan pada periode Januari – Desember 2017 sebesar 60 kasus dari 300 bayi yang bermasalah (Rekam MediK RSMP, 2017). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara berat badan bayi lahir dan usia gestasi dengan iketrus neonatorum di RS. Muhammadiyah Palembang. Desain penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan penelitian Case Control Penelitian ini menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir yang dirawat diruang perinatal RS Muhammadiyah dengan periode 1 Januari s.d 31 Desember 2017. Sampel penelitian yaitu kasus : kontrol perbandingan 1 : 1. Subjek Penelitian kasus yaitu bayi ikterus neonatorum berjumlah 40 bayi dan kontrol yaitu bayi baru lahir normal berjumlah 40 bayi.. Tehnik Pengambilan sampel secara systematic random sampling. Analisa yang digunakan univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Berdasarkan analisa univariat didapatkan ikterus neonatorum berjumlah 40 responden dan bayi baru lahir normal 40 responden, Berat badan lahir bayi normal 68 (85%), BBLR 12 (15%), usia gestasi aterm 66 (82,5%), preterm 9 (11,3%), dan posterm 5 (6,3%). Berdasarkan analisa bivariat didapatkan hasil tidak terdapat hubungan antara berat badan lahir bayi dengan ikterus neonatorum di RS. Muhammadiyah Palembang dengan p value = 0,531, dan tidak ada hubungan usia gestasi dengan ikterus neonatorum di RS. Muhammadiyah Palembang dengan p value = 0,069. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk memberikan upaya preventif untuk mengurangi angka kejadian ikterus neonatorum. Ikterus is one of the most frequent occurrences in newborns as much as 25-50% in term infants and is higher in less-term infants (Rohani, 2017). Based on medical record data of Muhammadiyah hospital.Palembang, the number of neonatal who experienced jaundice in 2015 amounted to 67 cases of 295 babies who had problems, in 2016 amounted to 57 cases of 315 babies who had problems and in the period of January - December 2017 amounted to 60 cases of 300 babies who were in trouble (Medicl Record of RSMP, 2017 ). The aim of this study was to determine the relationship between babies’ birth weight and gestational age with ikterus neonatorum at Muhammadiyah hospital. Palembang. The design of this study used analytical survey method with Case Control research design. This study used secondary data. The population in this study were all newborn babies who were treated in the perinatal room of Muhammadiyah Hospital with a period of January 1 to December 31, 2017. The study samples were cases: comparison control 1: 1. Study subjects were ikterus neonatorum babies amounted to 40 babies and controls were newborn babies normal amounted to 40 babies. Samples collecting technique by systematic random sampling. The analysis used univariate and bivariate by Chi-Square test. Based on univariate analysis obtained ikterus neonatorum was 40 respondents and normal newborn babies were 40 respondents, normal birth weight babies were 68 (85%), low birth weight were 12 (15%), aterm gestational age were 66 (82.5%), preterm were 9 (11 , 3%), and posterm were 5 (6.3%). Based on bivariate analysis, it was obtained that there was no relationship between babies’ birth weight with ikterus neonatorum at Muhammadiyah hospital Palembang with p value = 0.531, and there was no relationship between gestational age and ikterus neonatorum at Muhammadiyah hospitals Palembang with p value = 0.069. It is suggested to health workers to provide preventive efforts to reduce the incidence of ikterus neonatorum.
Analisis Pola Makan terhadap Status Gizi Anak Usia Prasekolah di TK X Sulistyorini, Suci
Masker Medika Vol 9 No 1 (2021): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/maskermedika.v9i1.434

Abstract

Introduction : WHO data shows that cases of underweight pre-school children in the world were 15.7% and overweight preschoolers were 6.6% (WHO, 2013). Based on the 2018 Riskesdas data, the prevalence of stunting in children under five was 30.8.% Decreased compared to the 2013 Riskesdas data, which was 37.2%. Meanwhile, South Sumatra Province for the prevalence of stunting in toddlers based on Riskesdas in 2018 also decreased when compared to the results of the Riskesdas in 2013 from 36.7% to 32.0%. However, the prevalence of stunting was still high when compared to the WHO standard, which was <20% (South Sumatra Provincial Health Office, 2020). The purpose of this study was to determine the relationship between diet and nutritional status of preschool children in Kindergarten X. Method: The research design used analytical survey method with cross sectional research design. The research instrument used a food recall form questionnaire and measurement of height and weight. The population in this study were all students of Kindegarten X totaled 35 respondents. Sampling technique with total sampling. The analysis used univariate and bivariate with the Chi-Square test. Result: Based on the univariate analysis, it was found that 68.6% of good children's diet, 31.4% of bad diet, 60% normal nutritional status, 25.7% thin, and 14.3% fat. The results of the Chi-Square statistical test showed that the relationship between diet and nutritional status of preschool children in Kindergarten X with p value 0.002. Conclusion : that the relationship between diet and nutritional status of preschool children in Kindergarten X.
Pemberian Edukasi Tummy Time Pada Bayi Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Bayi Usia 3-6 Bulan Hanik Khairun Nisa; Sulistyorini, Suci
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 12 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jpkmmc.v3i12.1508

Abstract

Tummy time adalah salah satu aktivitas penting bagi perkembangan motorik kasar bayi. Aktivitas ini dilakukan dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap selama waktu yang diawasi. Kegiatan tummy time membantu memperkuat otot leher, punggung, dan bahu yang berperan penting dalam mendukung keterampilan motorik kasar. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya tummy time dan cara melakukannya dengan benar pada bayi usia 3-6 bulan. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan, demonstrasi, dan pendampingan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa edukasi tummy time meningkatkan pemahaman orang tua serta mendorong praktik tummy time secara rutin, yang berdampak positif pada perkembangan motorik kasar bayi.