Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENETAPAN PASARWAJO SEBAGAI IBU KOTA KABUPATEN BUTON (2003-2017) Firman, Andi; Hadara, Ali
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.604 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v4i1.7339

Abstract

ABSTRAK: Subtansi penelitian ini mengacu pada tiga aspek permasalahan dasar 1) Mengapa Pasarwajo ditetapkan sebagai Ibu Kota Kabupaten Buton? 2) Apa tantangan yang dihadapi dalam penetapan Pasarwajo sebagai Ibu Kota Kabupaten Buton? 3) Bagaimana perkembangan Pasarwajo sebagai Ibu Kota Kabupaten Buton?Adapun tujuan dalam penelitian adalah: 1) Untuk mendeskripsikan latar belakang penetapan Pasarwajo sebagai Ibu Kota Kabupaten Buton. 2) Untuk mendeskripsikan tantangan yang dihadapi dalam penetapan Pasarwajo sebagai Ibu Kota Kabupaten Buton. 3) Untuk mendeskripsikan perkembangan Pasarwajo sebagai Ibu Kota Kabupaten Buton.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah menurut Helius  Sjamsuddin, dengan tata kerja terdiri dari tiga tahapan, sebagai berikut: 1) Heuristik (pengumpulan sumber). 2) Kritik sumber yakni langkah kedua dari pengumpulan data atau sumber. 3) Historiografi (penulisan sejarah) yakni tahap akhir dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Penetapan Pasarwajo sebagai Ibu Kota Kabupaten Buton berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2003 tentang pemindahan Ibu Kota Kabupaten Buton dari Kota Bau-Bau ke Pasarwajo di wilayah Kabupaten Buton. 2) Tantangan yang dihadapi dalam penetapan Pasarwajo sebagai Ibu Kota yaitu diantaranya konflik aset antara Kabupaten Buton dan Kota Bau-Bau serta penetapan lokasi Ibu Kota Kabupaten Buton antara Batauga dan Pasarwajo. Oleh karena itu berakhirnya konflik kedua wilayah ini tidak diikutkan sebagaimana yang diinginkan oleh masing-masing masyarakatnya melainkan berdasarkan bentuk wilayah yang baik untuk menjadi Ibu Kota, walaupun diketahui bahwa akan ada pihak-pihak yang mersa tidak adil tetapi hak dan wewenang diberikan kepada pemerintah untuk mengatur dan mengelolah suatu wilayah dan pengambilan keputusan khususnya dalam penetapan Ibu Kota Kabupaten Buton yang berada di wilayah Pasarwajo. 3) Perkembangan Pasarwajo sebagai Ibu Kota Kabupaten Buton mulai membenah dari segala aspek yaitu fasilitas pendidikan berdasarkan data tersebut ketersediaan sekolah setiap tahun cenderung bertambah. Serta jumlah fasilitas sekolah dan jumlah murid dan guru mulai dari tingkat pendidikan TK sampai SMA/SMK sederajat setiap tahun cenderung bertambah mulai dari guru sekolah dan murid sekolah. Kemudian fasilitas pasar berdasarkan data tersebut berbagai kegiatan perdagangan yang dilakukan di Kabupaten Buton seperti perdagangan ekspor-impor serta antar pulau semakin meningkat sarana perdagangannya. Fasilitas transportasi berdasarkan data menunjukan bahwa transportasi dalam penetapan Pasarwajo sebagai Ibu Kota Kabupaten Buton terus mengalami perkembangan, serta fasilitas pariwisata yang ada di Kabupaten Buton saat ini menjadi tujuan wisata dunia, pemerintah Kabupaten Buton terus meningkatkan fasilitas yang diinginkan wisatawan khususnya dibidang perhotelan dan wisatanya. Kata Kunci: Penetapan, Pasarwajo, dan Kabupaten Buton 
Upaya Peningkatan Kesadaran Masyarakat Melalui Sosialisasi Keselamatan Berlalu Lintas dan Tertib Parkir di Kabupaten Bombana Ramsi, Ramsi; Firman, Andi; Salam, M.; PS, Marthen; Hado, Hado; Putra, Adris Ade; Soeparyanto, Try Sugiyarto; Arsyad, , La Ode Muhamad Nurrakhmad; Nasrul, Nasrul; Laode, Ringo Taufan; Satyadharma, Maudhy Satya
Jurnal Gema Ngabdi Vol. 7 No. 2 (2025): JURNAL GEMA NGABDI
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jgn.v7i2.556

Abstract

The development of transportation grow, thus affecting the motorized vehicles number, especially motorbikes. This has consequences, namely traffic accidents. This provides encouragement for many parties to continue to socialize community service activities in order to encourage increased awareness of drivers in orderly traffic and also orderly parking of vehicles. The implementation of this traffic safety and orderly parking socialization activity was carried out for four days (February 10-13, 2025) in Bombana Regency with 80 service users who received socialization in the form of brochures and flyers by the socialization team. The results of the socialization evaluation obtained through the distribution of questionnaires showed that there was an increase in understanding of service users by 55.4% after socialization event, which indicates the effectiveness of understanding the contents of the material in encouraging increased understanding and awareness in safe, comfortable, safe traffic and obeying traffic rules.
Transforming Household Waste Into Economic Opportunities: A Community-Based Empowerment Program In Rural Villages Gunawan, Muhammad Indra Adi; Rahman, Abdur; Sintha, Farida; Septianingrum, Ika; Firman, Andi
PUDAK: Local Wisdom Community Journal Vol. 3 No. 1 (2024): Community Empowerment for Education, Spirituality, Environment, and Economic Su
Publisher : LPPM, STAI Al-Azhar Menganti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37812/pudak.v3i1.2083

Abstract

Independent waste management in Sidomulyo Village, Mantup District, Lamongan Regency is a local government initiative to reduce the increasing volume of household waste. This program emphasizes active community participation through a waste bank, where each household is encouraged to sort waste at its source. Recyclable waste is collected, sold to collectors, and the proceeds are recorded as community savings. This mechanism not only contributes to environmental cleanliness but also creates economic opportunities for residents. The purpose of this study is to analyze the community empowerment process through independent waste management at the Sidomulyo Village waste bank. The research applied a descriptive qualitative method with data collected through interviews, observations, and documentation. Data analysis was carried out through data collection, reduction, presentation, and conclusion drawing. The findings indicate that community empowerment has been implemented quite effectively, as reflected in the residents’ involvement in waste sorting and savings management from the sale of recyclables. However, several challenges remain, particularly the limited support and facilitation from relevant institutions. Therefore, continuous evaluation and enhanced monitoring are required to optimize independent waste management and maximize its broader socio-economic impact.