Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI RIZOBAKTERI DARI RIZOSFIR TANAMAN LEGUMINOSA YANG MEMACU PERTUMBUHAN BIBIT KEDELAI (Glycine max L. Merr.) Ni Made Intan Maulina; Made Mika Mega Astuthi
dwijenAGRO Vol 9 No 2 (2019): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.535 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.9.2.781.76-84

Abstract

Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati bagi masyarakat Indonesia. Permintaan kedelai terus meningkat, namun peningkatan kebutuhan tersebut belum diikuti oleh ketersediaan pasokan yang mencukupi. Produktivitas kedelai cukup rendah, menyebabkan perlu dilakukannya upaya-upaya agar pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai bisa ditingkatkan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). PGPR adalah sejenis bakteri yang hidup di daerah perakarabn tanaman. PGPR mampu menghasilkan IAA yang berfungi sebagai hormon tumbuh untuk meningkatkan perkembangan sel, merangsang pembentukan akar baru, memacu pertumbuhan, merangsang pembungaan, dan meningkatkan aktivitas enzim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi rizobakteri dari tanaman leguminosa (kacang tanah dan gamal) serta mengidentifikasi rizobakteri yang mampu memacu pertumbuhan bibit tanaman kedelai. Sampel diambil dari aupaten dan kota di Bali, yaitu Denpasar, Badung, Tabanan, Jembrana, Buleleng, Karangasem, Bangli, Klungkung dan Gianyar. Tahapan selanjutnya yaitu isolasi bakteri, dan dibiakkan pada media NA. Tahapan selanjutnya adalah uji kemampuan PGPR. Semua isolat rizobakteri yang diperoleh diuji kemampuannya untuk memacu pertumbuhan bibit kedelai. Rizobakteri yang terbukti mampu memacu pertumbuhan bibit kedelai kemudian diidentifikasi. Berdasarkan hasil isolasi rizobakteri dari sampel yang diambil dari rizosfer kacang tanah (Arachis hypogaea L) dan gamal (Gliricidia sepium), secara keseluruhan diperoleh sebanyak 36 isolat rizobakteri. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa sebanyak 4 isolat menunjukkan kemampuan untuk memacu pertumbuhan bibit tanaman kedelai. Isolat yang mampu meningkatkan tinggi bibit 1-2 cm dibandingkan dengan kontrol dianggap positif (+) sebagai PGPR sedangkan yang mampu meningkatkan tinggi tanaman lebih besar dari 2 cm dianggap memiliki kemampuan memacu pertumbuhan lebih besar. Identifikasi dilakukan terhadap 4 isolat rizobakteri yang menunjukkan kemampuan tertinggi dalam memacu pertumbuhan bibit kedelai pada percobaan di laboratorium. Kelima isolat tersebut termasuk ke dalam bakteri gram negatif yaitu isolat GmTt KcNt, GmKra, dan KcGt. Berdasarkan hasil di atas, selanjutnya nilai tersebut dimasukkan pada program Software Microbact 2000 dan didapatkan dua isolat yaitu GmTt dan GmKra teridentifikasi sebagai Serratia plymuticha, isolat yaitu KcNt teridentifikasi sebagai Enterobacter cloacae, sementara satu isolat yaitu KcGt teridentifikasi sebagai Enterobacter agglomerans. Tingkat . Kata Kunci : kedelai; rizobakteri; isolasi;identifikasi
PERAN IPTEK DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN Made Mika Mega Astuthi
dwijenAGRO Vol 9 No 1 (2019): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.761 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.9.1.787.31-36

Abstract

Teknologi mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendukung peningkatan produksi pertanian. Pertanian berbasis iptek pada dasarnya adalah praktek pertanian yang mendasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah terbukti secara ilmiah dan meyakinkan secara praktik empiris. Jika tidak ada perubahan teknologi, pembangunan pertanian akan terhenti dan kenaikan produksi juga terhenti, bahkan dapat menurun. Ada lima syarat mutlak yang harus dipenuhi agar pembangunan pertanian dapat tumbuh-berkembang secara progresif, yaitu : (1) adanya pasar bagi produk-produk agribisnis, (2) teknologi yang senantiasa berubah, (3) tersedianya sarana dan peralatan produksi secara lokal, (4) adanya perangsang produksi bagi produsen, dan (5) adanya fasilitas transportasi (Mosher, 1966). Teknologi yang senantiasa berubah berarti adalah inovasi teknologi (inovasi re-inovasi teknologi), agar sektor pertanian dapat berkembang. Tanpa adanya inovasi teknologi secara terus menerus, pembangunan pertanian akan terhambat, walaupun keempat syarat mutlak lainnya telah terpenuhi. Peranan teknologi dalam pembangunan pertanian dapat dianalisis dengan 2 istilah yang berbeda tetapi keduanya menunjukkan hal yang sama yaitu perubahan teknik (technical change) dan inovasi (innovation). Kebijakan iptek yang harus diambil kedepan dalam kerangka pengembangan dan aplikasi teknologi pertanian untuk meningkatkan ketahanan pangan antara lain kebijakan moneter dan fiscal, kelembagaan one door policy, pendekatan kluster, peningkatan kemampuan SDM, serta kebijakan pemilihan teknologi yang tepat sasaran dengan mengoptimalkan empat komponen teknologi dalam penerapannya. Permasalahan pengembangan dan aplikasi teknologi dapat dibedakan pada level mikro dan makro. Pada level mikro permasalahan pengembangan aplikasi teknologi yang sering dihadapi adalah kegiatan penelitian, produk penelitian belum siap diaplikasikan, deseminasi yang belum lancer dan tanggung jawab dari pengusaha yang belum bertanggung jawab secara social dan pengusaha juga lebih sering mengimpor teknologi dari luar. Sementara itu pada level makro permasalahan pengembangan dan aplikasi teknologi adalah sistem insentif (merit sistem) bagi produsen maupun konsumen serta lemahnya networking dalam pengembangan teknologi. Kata kunci : Iptek, Pertanian Berkelanjutan
STUDI DIAGNOSA SUBAK DI KOTA DENPASAR (KASUS DI SUBAK RENON, KECAMATAN DENPASAR SELATAN KOTA DENPASAR) Made Mika Mega Astuthi; Kadek Ayu Charisma Julia Dewi; Maria Benedikta Jelita Harum
dwijenAGRO Vol 10 No 1 (2020): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.677 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.10.1.857.16-20

Abstract

Subak merupakan sistem pengelolaan irigasi di Bali yang bertujuan untuk mengalokasi air ke sawah. Namun saat ini jumlah subak di Bali sudah berkurang karena banyaknya pembangunan non pertanian di lahan sawah seperti yang terjadi di Subak Renon Kecamatan Denpasar Selatan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan petani Subak Renon melakukan alih fungsi lahan dan stategi alternatif yang diperlukan untuk mengurangi alih fungsi lahan sawah di Subak Renon Kecamatan Denpasar Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang mengalihfungsikan lahan sawahnya yang berjumlah 90 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang dengan menggunakan simple random sampling atau acak sederhana. Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:Kuesioner,Wawancara,Observasi dan Dokumentasi. Data yang terkumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada beberapa alasan petani Subak Renon melakukan alih fungsi lahan yaitu pendapatan rendah, tenaga kerja kurang, kebutuhan keluarga, lahan sempit dan irigasi terganggu. Oleh karena itu disarankan pemerintah Provinsi dan Kota agar dapat mempertegakan Undang Undang RI Nomor 41 Tahun 2009 guna mewujudkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan untuk petani Subak Renon dapat mengurangi alih fungsi lahan dengan menggali sumur dan menanam tanaman yang tidak membutuhkan lahan luas dan air yang banyak. Kata Kunci : Subak, Alih fungsi lahan.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BUAH JERUK LOKAL DESA BELANTIH, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI Made Mika Mega Astuthi; Yohana D Atnasari
dwijenAGRO Vol 10 No 2 (2020): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/dwijenagro.10.2.1027.85-90

Abstract

Buah jeruk adalah buah yang paling banyak dikonsumsi dan sangat popular dimasyarakat, karena mempunyai sebaran tanam yang luas dan mempunyai tingkatan yang tinggi. Hal ini karena buah jeruk memiliki cita rasa, aroma, kesegaran dan sumber vitamin bagi tubuh, sehingga buah jeruk sangat digemari dan menjadi buah favorit keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pembelian buah jeruk lokal. Daerah penelitian diambil secara sengaja (purposive) yaitu Desa Belantih, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian terhadap 40 orang konsumen diperoleh informasi bahwa pencapaian skor persepsi kategori sangat baik sebesar 30%, Baik sebesar 55%, dan yang menjawab sedang sebanyak 15%. Ini berarti persepsi konsumen terhadap buah jeruk lokal berada pada kategori baik. Indikator yang diukur pada persepsi ini adalah pemahaman masyarakat terhadap pembelian buah jeruk lokal dan indikator terakhir mengenai persepsi masyarakat sehubungan dengan masalah budaya termasuk dikategorikan cukup baik karena masyarakat tersebut tidak bertentangan dengan nilai budaya setempat, bahkan menurut mereka persepsi masyarakat pada pembelian buah jeruk akan memberikan dukungan dalam kesehatan. Kata Kunci : Persepsi, masyarakat, jeruk.
BAURAN PEMASARAN ANGGREK PADA UD. ORCHID SARI, DESA PENEBEL, KECAMATAN PENEBEL, TABANAN Kadek Ayu Charisma Julia Dewi; Made Mika Mega Astuthi
dwijenAGRO Vol 11 No 1 (2021): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada UD Orchid Sari dengan judul penelitian Bauran Pemasaran Anggrek Pada Ud. Orchid Sari, Desa Penebel, Kecamatan Penebel, Tabanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bauran Pemasaran Anggrek dan kendala-kendala yang dihadapi oleh UD Orchid Sari. Pemilihan lokasi penelitian dlakukan secara sengaja (purposive sampling). Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan dari UD Orchid Sari Sebanyak 7 orang dengan demikian 7 orang di jadikan responden. Penelitian ini menggunakan data deskriftif, kualitatif, kuantitatif dengan analisis data menggunakan marketing mix. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk yang dipasarkan oleh UD Orchid Sari adalah Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis), Anggrek Dendrobium , Anggrek Vanda, Anggrek Cattleya, Anggrek Violet, dan Anggrek Oncidium. Harga yang ditawarkan bervariasi dari harga eceran maupun grosiran. Harga grosiran yang diberikan yaitu mulai 125.000.000 hingga 130,000,00/pot untuk anggrek yang sudah berbunga, seperti Anggrek Bulan, Anggrek Dendrobium, untuk Anggrek Violet Rp.100.000,- /pot yang sudah berbunga. Harga eceran bunga anggrek Rp. 150.000-160.000 /pot untuk Anggrek Bulan, Anggrek Dendrobium, dan Anggrek Vanda yang sudah berbunga. Sistem atau cara promosi produk tanaman anggrek di UD Orchid Sari dilakukan secara pribadi, dari satu tempat ke tempat yang lain, serta dengan pembagian brosur pada saat acara pameran
BAURAN PEMASARAN PRODUK CAU CHOCOLATES PADA PT CAU COKELAT INTERNASIONAL DI DESATUA KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN Asnat Ana Ndiha; Kadek Ayu Charisma Julia Dewi; Made Mika Mega Astuthi
dwijenAGRO Vol 13 No 2 (2023): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan Kabupaten Tabanan merupakan salah satu kawasan di Provinsi Bali yang kondisi geografisnya sangat baik untuk pengembangan sektor agrowisata karena berada di daerah perbukitan dan memiliki kesuburan tanah dan agroklimat yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bauran pemasaran produk Cau Chocolates di Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan dan kendala-kendala yang dihadapi dalam bauran pemasaran. Penentuan lokasi ini dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan pertimbangan tertentu. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 29 orang dan data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran pemasaran terkait dengan produk memiliki 12 varian produk, harga bervariasi dari Rp. 63.000/80 g sampai dengan Rp. 280.000/1kg, tempat distribusi meliputi supplier, pengecer, dan konsumen. Promosi yang dilakukan melalui media massa elektronik, dan offline pada level nasional. Kendala-kendala yang dihadapi adalah adanya keluhan pelanggan mengeanai rasa coklat yang berubah-ubah karena semakin lama masa penyimpanan.