Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PRILAKU PETANI TERHADAP PENGOLAHAN BIJI METE (KASUS DI KELOMPOK TANI PERIGI, DESA SUKADANA KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM) Maulina, Ni Made Intan; Atmaja, I Wayan Sari
dwijenAGRO Vol 7 No 1 (2017): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.527 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.7.1.554.%p

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk  mengetahui sikap petani terhadap pengolahan biji mete, pengetahuan petani tentang pengolahan biji mete,  menggambarkan tingkat interaksi antar petani dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terhadap pengolahan biji mete, mengetahui hubungan antara sikap dengan pengetahuan dan juga dengan tingkat interaksinya dengan PPL di Kelompok Tani Perigi, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Lokasi penelitian ini adalah pada Kelompok Tani Perigi Desa Sukadana Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive sampling yaitu suatu teknik sampling secara sengaja.  Pengambilan sampel responden dilakukan dengan metode random sampling atau secara acak, yaitu dengan mendata responden sebanyak 30 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1)  Rata-rata pengetahuan petani terhadap pengolahan biji mete berada pada kategori tinggi, dengan skor pencapaian sebesar 76,33 %, 2) Rata-rata sikap petani adalah setuju terhadap pengolahan biji mete, dengan skor pencapaian 80,00%. 3) Rata-rata tingkat intensitas interaksi antar petani dengan PPL termasuk sedang dengan skor pencapaian 60,28 %, 4) Terdapat hubungan yang nyata antara pengetahuan dengan sikap petani mengenai pengolahan biji mete. Hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa nilai X2 hitung (8,147) lebih besar daripada nilai X2 tabel (0,05) = 3,841, 5) Terdapat hubungan yang nyata juga antara tingkat intensitas interaksi diantara petani dan juga antara petani dengan agen/aparat penyuluh dengan tingkat pengetahuan dan sikap petani terhadap inovasi yang diberikan dalam hal ini pengolahan biji mete, dimana masing-masing nilai X2 hitungnya adalah 7,613 dan 6,94, sedangkan X2 tabel (0,05) = 3,841. Kata Kunci: Pengolahan, pengetahuan, sikap, interaksi, biji mete.
PEMANFAATAN RIZOBAKTERI ISOLAT Al7Kla UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN DAN MENINGKATKAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays) Intan Maulina, Ni Made; Darmayasa, I Dewa Nyoman
dwijenAGRO Vol 8 No 2 (2018): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.406 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.8.2.675.134-143

Abstract

Jagung (Zea mays) merupakan tanaman pangan terpenting di dunia  setelah padi dan gandum. Di Indonesia, terjadi penurunan luas panen jagung sebesar 3,44% pada tahun 2013 dan pada tahun 2015 kembali turun 1,29%. Volume impor jagung periode 2011-2015 selalu di atas 3 juta ton, kecuali tahun 2012 hanya sebesar 1,81 ton. Tingginya impor jagung diperkirakan karena ada peningkatan kebutuhan jagung untuk bahan baku industri khususnya industri pakan, menyebabkan permintaan jagung impor cukup besar. Data ini menunjukkan bahwa perlu adanya peningkatan produktivitas jagung di Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan nasional, salah satunya dengan memperbaiki pertumbuhan tanaman, termasuk melalui penggunaan rizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman (plant growth promoting rhizobacteria, PGPR).Secara umum, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil tanaman jagung melalui pemanfaatan rizobakteri isolat Al7Kla. Sedangkan  tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme kerja rizobakteri isolat Al7Kla dalam memacu pertumbuhan dan meningkatkan hasil tanaman jagung dan untuk mengetahui dosis yang tepat untuk pengaplikasian suspensi bakteri isolat Al7Kla. Jenis jagung yang digunakan dalam penlitian ini adalah Jagung Hibrida. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK), dengan 5 perlakuan yang terdiri atas 5 (lima) perlakuan isolat rizobakteri Al7Kla yaitu penyiraman 0ml, 25ml, 50ml, 75ml, dan 100ml serta kontrol saat tanaman umur 0hst, 15hst, 30hst, dan 45hst. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali, sehingga terdapat 25 unit dan secara keseluruhan terdapat 100 polybag.Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, kandungan klorofil daun, lingkar batang kandungan unsure hara makro daun, berat kering akar, berat 1000 biji jagung, dan rataan berat tongkol per sampel. Data yang didapatkan dianalisis Data yang didapatkan dianalisis uji Duncan’s Multiple Range Test pada taraf 5% . Perlakuan rizobakteri isolate Al7Kla yang teridentifikasi sebagai enterobacter cloacae, secara nyata mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, kandungan klorofil, kandungan unsure hara, berat 1000 biji jagung, rataan berat tongkol per sampel, dan berat kering akar. Hasil terbaik didapatkan dari perlakuan dengan dosis penyiraman 100 ml/pot. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme kerja rizobakteri dalam meningkatkan hasil tanaman jagung adalah melalui peningkatan jumlah akar (dilihat dari berat kering akar saat panen), peningkatan penyerapan unsur makro dan peningkatan kadar khlorofil daun. Peningkatan kadar klorofil daun dapat meningkatkan laju fotosintesis yang akan meningkatkan akumulasi karbohidrat pada tanaman.Kata kunci : Jagung, isolat Al7Kla, rizobakteri
BAURAN PEMASARAN KACANG METE PADA UD. WAHYU RASA (Studi Kasus Di Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung) Intan Maulina, Ni Made; Sarjana, I Wayan
dwijenAGRO Vol 8 No 1 (2018): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.318 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.8.1.677.73-79

Abstract

Salah satu ciri pengusahaan jambu mete rakyat umumnya dilakukan dalam skala kecil, terpencar dan tidak intensif dengan keterbatasan teknologi budidaya dan manajemen yang disebabkan keterbatasan modal dalam penyediaan input usaha tani dalam penerapan teknologi. Pengolahan mete di Kecamatan Nusa Penida telah berkembang menjadi salah satu sentra pengolahan mete karena didukung oleh kondisi geografis yang sesuai untuk perkebunan jambu mete, dimana usaha pengolahan mete yang diusahakan sebagian besar masih dalam skala kecil.Tujuan penelitian ini adalah: (ii) Untuk mengetahui bauran pemasaran kacang mete pada UD Wahyu Rasa. (ii) Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam pemasaran kacang mete pada UDWahyu Rasa.Penelitian ini dilakukan pada UD Wahyu Rasa yang berada di Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive (sengaja) dengan jumlah 6 orang yang ditetapkan sebagai sample. Rata – rata pengetahuan anggota dan pengelola UD “WAHYU RASA” di Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida mengenai bauran pemasaran tergolong tinggi. Ini terlihat dari rata rata produk kacang mete yang dipasarkan setiap bulannya dan keuntungan yang di dapat dari penjualan produk serta inovasi yang dilakukan mulai dari pelabelan kemasan serta promosi produk kacang mete UD WAHYU RASA. Rata – rata jumlah pasokan kacang mete tidak sesuai dengan target produksi pada UD” WAHYU RASA”karena untuk area Nusa Penida tanaman jambu mete hanya sebagai tanaman pelengkap disamping sifatnya yang berbuah musiman(berbuah satu tahun sekali).Pengetahuan petani dalam bidang pemeliharaan tanaman jambu mete kurang bagus yang menyebabkan hasil panen jambu mete tidak maksimal di setiap tahunnya dan juga pemilik(petani) sebagai pengelola produksi kacang mete pada UD”WAHYU RASA”belum maksimal melakukan ekpansi ke luar daerah dalam pembelian biji jambu mete.Berdasarkan pada hasil penelitian diatas, dapat disarankan sebagai berikut: (i) Diperlukan adanya peningkatan intensitas penyuluhan mengenai pengolahan biji mete guna meningkatkan pengetahuan dan sekaligus sikap petani dalam pengolahan biji mete tersebut khususnya pada UD “WAHYU RASA”untuk peningkatan kualitas produk baik dari segi rasa dan variasi baru yang inovatif dan menarik. (ii) Diperlukan adanya kegiatan pelatihan – pelatihan yang partisipatif guna mendorong peningkatan motivasi petani pada UD”WAHYU RASA” dalam melakukan perbaikan – perbaikan  dalam pengolahan produk kacang mete terutama dalam pemasarannya untuk menjangkau pasar yang lebih luas lagi.Kata kunci : Bauran, Pemasaran, Kacang Mete, Kemasan.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI RIZOBAKTERI DARI RIZOSFIR TANAMAN LEGUMINOSA YANG MEMACU PERTUMBUHAN BIBIT KEDELAI (Glycine max L. Merr.) Ni Made Intan Maulina; Made Mika Mega Astuthi
dwijenAGRO Vol 9 No 2 (2019): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.535 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.9.2.781.76-84

Abstract

Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati bagi masyarakat Indonesia. Permintaan kedelai terus meningkat, namun peningkatan kebutuhan tersebut belum diikuti oleh ketersediaan pasokan yang mencukupi. Produktivitas kedelai cukup rendah, menyebabkan perlu dilakukannya upaya-upaya agar pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai bisa ditingkatkan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). PGPR adalah sejenis bakteri yang hidup di daerah perakarabn tanaman. PGPR mampu menghasilkan IAA yang berfungi sebagai hormon tumbuh untuk meningkatkan perkembangan sel, merangsang pembentukan akar baru, memacu pertumbuhan, merangsang pembungaan, dan meningkatkan aktivitas enzim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi rizobakteri dari tanaman leguminosa (kacang tanah dan gamal) serta mengidentifikasi rizobakteri yang mampu memacu pertumbuhan bibit tanaman kedelai. Sampel diambil dari aupaten dan kota di Bali, yaitu Denpasar, Badung, Tabanan, Jembrana, Buleleng, Karangasem, Bangli, Klungkung dan Gianyar. Tahapan selanjutnya yaitu isolasi bakteri, dan dibiakkan pada media NA. Tahapan selanjutnya adalah uji kemampuan PGPR. Semua isolat rizobakteri yang diperoleh diuji kemampuannya untuk memacu pertumbuhan bibit kedelai. Rizobakteri yang terbukti mampu memacu pertumbuhan bibit kedelai kemudian diidentifikasi. Berdasarkan hasil isolasi rizobakteri dari sampel yang diambil dari rizosfer kacang tanah (Arachis hypogaea L) dan gamal (Gliricidia sepium), secara keseluruhan diperoleh sebanyak 36 isolat rizobakteri. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa sebanyak 4 isolat menunjukkan kemampuan untuk memacu pertumbuhan bibit tanaman kedelai. Isolat yang mampu meningkatkan tinggi bibit 1-2 cm dibandingkan dengan kontrol dianggap positif (+) sebagai PGPR sedangkan yang mampu meningkatkan tinggi tanaman lebih besar dari 2 cm dianggap memiliki kemampuan memacu pertumbuhan lebih besar. Identifikasi dilakukan terhadap 4 isolat rizobakteri yang menunjukkan kemampuan tertinggi dalam memacu pertumbuhan bibit kedelai pada percobaan di laboratorium. Kelima isolat tersebut termasuk ke dalam bakteri gram negatif yaitu isolat GmTt KcNt, GmKra, dan KcGt. Berdasarkan hasil di atas, selanjutnya nilai tersebut dimasukkan pada program Software Microbact 2000 dan didapatkan dua isolat yaitu GmTt dan GmKra teridentifikasi sebagai Serratia plymuticha, isolat yaitu KcNt teridentifikasi sebagai Enterobacter cloacae, sementara satu isolat yaitu KcGt teridentifikasi sebagai Enterobacter agglomerans. Tingkat . Kata Kunci : kedelai; rizobakteri; isolasi;identifikasi
Peningkatan Indeks Vigor Benih Dengan Perlakuan Rizobakteri: Studi Literatur Ni Made Intan Maulina
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol. 6 (2023): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/snts.v6i.2780

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa perlakuan dengan rizobakteri ternyatamampu untuk meningkatkan indeks vigor benih tanaman. Rizobakteri merupakan bakteriyang hidup di rizosfer atau daerah perakaran. Rizobakteri yang memiliki kemampuanmemacu dan meningkatkan pertumbuhan tanaman tergolong sebagai Plant GrowthPromoting Rhizobacteria (PGPR), salah satunya dalam peningkatan indeks vigor benih. Nilaiindeks vigor merupakan nilai yang dapat mewakili kecepatan perkecambahan benih yangmengindikasikan benih tersebut vigor yaitu kemampuan benih tumbuh normal pada kondisilapang dan lingkungan suboptimum. Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwaperlakuan dengan rizobakteri yang tergolong PGPR mampu meningkatkan indeks vigorbenih. Mekanisme rizobakteri sebagai PGPR antara lain meliputi biostimulan, bifertilizer danbioprotektan. Ketiga mekanime tersebut secara efektif dilakukan oleh PGPR yang meliputifiksasi nitrogen, menghasilkan IAA, pelarutan fosfat, produksi fitohormon, dan menghasilkansiderofor.
MEMBANGUN IDENTITAS VIBRA (VISUAL DAN BRANDING) BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK KELOMPOK SADAR WISATA DESA WISATA BENGKALA (KAMPUNG KOLOK ) SINGARAJA Andriyani, Anak Agung Ayu Dian; Pandawana, I Dewa Gede Agung; Ardiantari, Ida Ayu Putri Gita; Maulina, Ni Made Intan; Putra, Bagus Putu Pramana; Dwipa, I Made Suryana
Jurnal Widya Laksmi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal WIDYA LAKSMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) - Inpress
Publisher : Yayasan Lavandaia Dharma Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59458/jwl.v5i1.137

Abstract

Desa Bengkala, di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali, dikenal sebagai destinasi wisata edukasi karena kekhasan masyarakat Kolok (tuli-bisu) yang menarik wisatawan dan peneliti. Untuk mengoptimalkan potensi desa, dibentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) "Bhaskara Weda" dan kelompok tani "Mandi Madu." Namun, kedua kelompok ini menghadapi tantangan dalam pelayanan tamu akibat kurangnya struktur organisasi, keterbatasan kemampuan bahasa asing, dan penerapan hospitality. Program pengabdian ini bertujuan membangun identitas dan branding lokal, menyusun struktur organisasi, serta meningkatkan kualitas pelayanan melalui aplikasi Digital Hospitality Service (DIHOSE) dan SALOKA untuk menginventarisasi kosakata Kolok. Pelatihan Janger Kolok juga dilakukan guna melestarikan budaya lokal. Kelompok tani didukung melalui sistem irigasi tetes (SIRAT), mesin penggiling padi, dan pelatihan tumpang sari. Selain itu, Demplot Aquaponik bertenaga surya dikembangkan untuk mendukung peningkatan gizi masyarakat Kolok dan menanggulangi stunting.Pendekatan yang diterapkan meliputi Transfer Knowledge (TK), Technology Transfer (TT), dan Entrepreneurship Capacity Building. Hasil pengabdian mencakup kebijakan tiket masuk yang dikelola Pokdarwis, peningkatan keterampilan SDM di bidang pariwisata, serta peluncuran DIHOSE dan SALOKA. Regenerasi kesenian Janger Kolok juga terwujud melalui pelatihan untuk anak-anak. Tahap lanjutan akan difokuskan pada pemasaran, pembuatan paket wisata, dan virtual tour berbasis situs web untuk mendukung pemberdayaan berkelanjutan bagi Pokdarwis.
PDB UNMAS DENPASAR: PENGUATAN DESA WISATA BENGKALA UNTUK POKDARWIS BHASKARA WEDA DAN KELOMPOK TANI MANDI MADU Ida Ayu Putri Gita Ardiantari; Anak Agung Ayu Dian Andriyani; Agung Pandawana, I Dewa Gede; Putra Wirawan, I Putu Agus; Putra Salain, Putu Pradiva; Indah Mentari, Ni Made; Yogi Marantika, I Made; Dea Luna Valerina, Ni Komang; Sandra Dewi, Ni Putu Laksmi; Rai Subawa, Kadek Krisna; Dwiyana Putra, I Gusti Kadek Adrian; Intan Maulina, Ni Made; Yulianti, Wiwik
Jurnal Abdi Dharma Masyarakat (JADMA) Vol. 6 No. 2 (2025): Oktober 2025
Publisher : LPPM Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/jadma.v6i2.12698

Abstract

Program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan. Universitas Mahasaraswati (UNMAS) Denpasar kembali melaksanakan kegiatan sebagai bukti nyata dalam mewujudkan konsep Kampus Berdampak di Desa Wisata Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Untuk tahun kedua, lebih memfokuskan pada peningkatan kompetensi Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Bhaskara Weda yang bertujuan untuk menemukan inovasi paket wisata Desa Bengkala yang inovatif dan ekonomis serta pendampingan dalam menyusun panduan praktis untuk merancang tour agar nantinya mampu membangun pengalaman berkesan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Serta pendampingan kepada kelompok Tani Madu, untuk pemanfaatan SIMOTA (Sistem Monitoring Kondisi Tanah) berbasis IOT sebagai upaya membantu budidaya pertanian dengan pemanfaatan Smart Farming, serta pembuatan desain kemasan produk untuk bersaing di pasar global saat ini. Adapun permasalahan yang sedang dihadapi mitra kelompok sadar wisata (pokdarwis) adalah belum optimalnya wawasan serta pemahaman dalam menyusun panduan praktis untuk merancang paket tour yang inovatif dan ekonomis serta pemahaman untuk pemanfaatan SIMOTA ( Sistem Monitoring Kondisi Tanah) berbasis IOT. Adapun pendekatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung berbagai kegiatan selama di Bengkala melalui Transfer Knowledge (TK), Technology Transfer (TT), Difusi Ipteks, dan Entrepreneurship Capacity Building. Metode pelaksanaan mencakup workshop dalam bentuk pelatihan, pendampingan intensif, serta fasilitasi kolaborasi lintas sektor antara akademisi, masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait. Hasil kegiatan menunjukkan meningkatnya pemahaman serta keterampilan dalam menyusun paket wisata sebesar dan kemasan produk dan SIMOTA (Sistem Monitoring Kondisi Tanah) berbasis IOT. Terdapat peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menyusun paket wisata sebesar 90% yang menonjolkan ciri keunikan Bengkala, seperti seni tradisi, tarian kolok, serta berbagai atraksi berbasis kehidupan sehari-hari serta adanya workshop penggunaan SIMOTA dalam memanfaatkan lahan pertanian. Selain itu, monitoring serta evaluasi selama kegiatan terus dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan awal. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan perekomonian masyarakat Desa wisata Bengkala melalui adanya program paket wisata serta sistem SIMOTA yang dapat membantu dalam budidaya pertanian dengan pemanfaatan Smart Farming. Serta workshop dalam pembuatan desain kemasan produk telah dilaksanakan dengan harapan kemasan yang unik dan memiliki nilai jual tinggi mampu menarik minat konsumen untuk membeli dan mengingat produk ciri khas Bengkala. Disamping itu, sama dengan workshop penyusunan paket wisata, untuk kelompok tani juga diadakan ujian Pre-test dan post-test. Hasil yang telah dilakukan menunjukkan juga adanya peningkatan rata-rata skor hingga 90%. Itu artinya, kelompok tani mandi madu dapat memahami dengan baik SIMOTA dan mampu membuat dezain yang mudah untuk diingat oleh masyarakat secara umum. Kegiatan ini diharapkan terus berlanjut sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian warga kolok di Desa Bengkala.
BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN ROSELLA (HIBISCUS SABDARIFFA) SEBAGAI SIRUP HERBAL Maulina, Ni Made Intan; Budiyani, Ni Komang
Jurnal Ilmiah Sains Sosial, Kewirausahaan dan Kebudayaan Vol. 1 No. 1 (2023): JIS SIWIRABUDA Maret 2023
Publisher : Universitas Tabanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58878/jissiwirabuda.v1i1.181

Abstract

Rosella is a shrub or shrub which is a seasonal plant. The rosella plant has many benefits ranging from stems that can be used as gunny sacks, leaves that can be used as cosmetics and flowers that have various properties. The purpose of this research is to increase knowledge and understanding of the processing of post-harvest horticulture products. Increase understanding of the relationship between theory and its direct application. Data collection techniques through observation, the stage of direct observation in the field regarding all activities starting from seeding, harvesting, processing into herbal medicines to packaging. Implementation, carrying out several Rosella plant cultivation activities directly in the field, especially seeding, planting, watering, maintenance and harvesting. Interview, ask directly to the companion or manager. The results showed that rosella cultivation includes seeding, transplanting seedlings, fertilizing, irrigation, pest and disease control. And harvesting. Post-harvest processing of Rosella to become a processed Herbal Syrup Product through several processes including separation of petals from seeds, washing, boiling and packaging.