Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN: STUDI KASUS SITUS GUNUNG PADANG CIANJUR rusata, tatang
Jurnal Kepariwisataan Indonesia : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia Vol 13 No 2 (2019): Jurnal Kepariwisataan Indonesia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisata
Publisher : Ministry Of Tourism

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.963 KB)

Abstract

Cianjur Regency has a tourist destination that attracts world tourists, namely the Gunung Padang megalithic site. As a cultural destination in the midst of the community, the development of this tourist destination faces human and environmental problems. The purpose of this study is to determine the development of tourism in Gunung Padang which involves the participation of local communities. Through a qualitative descriptive method this study analyzes the forms of community participation in developing tourism with aspects of environmental sustainability in the vicinity. The participation of the local community in the Karyamukti Village in developing the tourism site of Gunung Padang is done by forming a community of lovers of Gunung Padang which is an embryo for the formation of the Tourism Driving Group or Kompepar. It can be concluded that there are positive benefits felt by the local community in the form of opening opportunities to open businesses that can improve the economic level of encouraging people to be more active in doing business and developing tourism in the region. However, the benefits of high mining are still a pressure on environmental sustainability in the region.
PEMBANGUNAN INKLUSIF DI URBAN HERITAGE KOTA TUA JAKARTA MELALUI PARIWISATA KREATIF Rusata, Tatang; Hamidah, Siti
Jurnal Pengembangan Kota Vol 11, No 2: Desember 2023
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpk.11.2.225-236

Abstract

Kawasan Kota Tua merupakan urban heritage di Jakarta yang sepatutnya memperoleh perhatian lebih dari pemerintah agar tidak mengalami kemunduran kota           Melalui pembangunan inklusif yang memberi akses bagi masyarakat luas untuk berpartisipasi pada kegiatan pariwisata kreatif diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam merevitalisasi kawasan ini. Penelitian ini bertujuan 1) memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai kemunduran kota dan upaya revitalisasi di Kota Tua Jakarta; dan 2) mengetahui komunitas kreatif di Kota Tua yang merupakan bagian penting dari pembangunan inklusif kota Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui teknik stakeholders mapping. Data primer diperoleh dari observasi lapangan dan wawancara semi terstruktur dengan perwakilan Unit Pengelola Kawasan Kota Tua dan komunitas pada tahun 2022, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan kepustakaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa revitalisasi Kota Tua masih menghadapi kompleksitas dari pemangku kepentingan yang menghambat proses kerjasama lintas sektoral sehingga membuat pengembangan potensi kreativitas kurang maksimal. Namun animo masyarakat untuk berkunjung memberi peluang bagi komunitas untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan pariwisata kreatif di kawasan Kota Tua Jakarta. Dukungan ini dapat menyelamatkan Kota Tua dari kemunduran kota, memaksimalkan potensi kreatif, dan menghidupkan Kota Tua, sehingga memberi pengalaman berwisata yang lebih intens bagi pengunjung sesuai dengan konsep pariwisata kreatif.
A SURVEY ON GENDER DIFFERENCES IN LANGUAGE CHOICE OF COASTAL KONJO COMMUNITY Ningsih, Sri; Firdaussy, Uus Faizal; Rusata, Tatang
Jurnal Masyarakat dan Budaya Vol. 25 No. 3 (2023): Jurnal Masyarakat dan Budaya
Publisher : LIPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jmb.2023.2367

Abstract

Community language usage patterns are often fundamental to minority language maintenance. This study investigates the gender differences in language choice within the Coastal Konjo residing in South Sulawesi Province and explores the implications of its language maintenance. The contexts of language use are varied based on the speaker’s role, the topic of conversation, and the situation of the conversation to understand how gender influences language use and transmission practices. A survey method is used to gather information from 80 respondents, and SPSS is used for descriptive and inferential statistical analysis. Descriptive analysis shows that the Konjo language is the most widely spoken, followed by Bahasa Indonesia, Buginese, and mixed-use languages. The inferential statistical analysis also shows that there are no appreciable gender disparities in the Coastal Konjo community’s language choice (p > 0.005) in each context. However, the data reveals a distinct difference in how the Buginese is used, with females appearing to utilize it more frequently than males. This suggests that females have more language contact with Buginese who have long coexisted with coastal Konjo speakers in Bulukumba. Moreover, the findings indicate that males are more crucial to the maintenance of the Konjo language than females.
Transformasi Konsep Tata Kelola Penyelenggaraan Keamanan Laut Indonesia: Sebuah Tinjauan dari Perspektif Badan Keamanan Laut Kurnia, Aan; Wisnu, Pramandita; Putra, Hutomo; Rusata, Tatang
Jurnal Kelautan Nasional Vol 19, No 1 (2024): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v19i1.12810

Abstract

Keamanan maritim merupakan salah satu isu keamanan yang menonjol dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Sebagai negara kepulauan, Indonesia harus mampu mengakomodasi kepentingan internasional sehingga keamanan dan keselamatan di laut yang menjadi tuntutan masyarakat internasional dapat terpenuhi. Kepentingan nasional Indonesia sebagai negara maritim harus diturunkan menjadi kebijakan dan strategi maritim, dalam hal ini yaitu terkait dengan tata kelola penyelenggaraan keamanan laut. Saat ini, tata kelola keamanan laut di Indonesia masih menerapkan konsep multiagency single task yang masih berjalan secara parsial berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh masing-masing instansi terkait, termasuk Bakamla di dalamnya. Dalam skala Nasional, Bakamla dibentuk untuk mewujudkan harmonisasi dan sinergitas dalam komunikasi antar pemangku kepentingan di laut dalam upaya penegakan hukum di laut secara ideal dan holistik. Pertanyaanya, “apakah konsep dan sistem tata Kelola penyelenggaraan keamanan maritim saat ini telah berjalan dengan baik?”. Lalu, “bagaimana kosep tata Kelola penyelenggaraan keamanan maritim yang ideal dan mampu mewujudkan gagasan dan visi Pemerintah Indonesia di bidang kemaritiman secara keseluruhan?” Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Tinjauan literatur akan dilakukan untuk mengetahui aspek-aspek yang menjadi pembahasan penting dalam penelitian ini. Studi komparatif akan digunakan untuk menemukan solusi dalam upaya memecahkan masalah penelitian. Analisis SWOT juga akan digunakan untuk mengidentifikasi faktor- faktor dan strategi, memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman, dalam upaya menghasilkan transformasi tata Kelola penyelenggaraan keamanan laut Indonesia yang lebih baik Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konsep tata Kelola penyelenggaraan keamanan maritim Indonesia yang ideal dan holistik melalui perspektif Bakamla yang memiliki kewenangan dalam penegakan hukum di laut. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menghasilkan konsep strategis yang bersifat adaptif dalam menghadapi potensi ancaman dan permasalahan di laut yang bersifat dinamis dan sulit untuk diprediksi. Transformasi konsep tata kelola keamanan maritim di Indonesia dihadapkan dengan aktivitas nasional yang holistic dan memerlukan pendekatan berpikir sistem triple helix dan penerapan konsep single agency multitask. Hasil dari paradigma sistem ini meliputi tata kelola keamanan maritim dan strategi pengelolaan wilayah yurisdiksi dan wilayah perairan Indonesia yang berbasis kesadaran wilayah maritim atau Maritime Domain Awareness (MDA) meliputi Indonesian Maritime Information Center (IMIC), Alur Pelayaran Tol Laut (APTL), Seabed Sonar Surveillance (S3), dan Electronic Maritime Law Enforcement (EMLE).