Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

IDENTIFIKASI SPESIES PLASMODIUM MALARIA DI DESA TEMUNIH KECAMATAN KUSAN HULU KABUPATEN TANAH BUMBU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN Nita Rahayu; Sri Sulasmi; Yuniarti Suryatinah
SPIRAKEL Vol 9 No 1 (2017)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.349 KB)

Abstract

Abstract. Malaria remain as health problem in the world with annual mortality number around 1 million. Either with Temunih Village (Tanah Bumbu District-South Kalimantan) which is still become malarian endemic area in Indonesia. Mix malaria infection (falciparum and vivax) was dominant in this village. We have done descriptive study using cross-sectional design to know which malarian plasmodium species that was dominant infecting people in Temunih Village. Our result showed that among 146 individuals examined by active case detection, mix malaria infection (falciparum and vivax) was dominant in older man with age 11-20 year (60% cases), while falciparum malaria was dominant in older woman with age 21-30 year (60% cases). On a contrary, we only found 1 case of vivax malaria in woman with age 11-20 year. It is suggested that people of Temunih Village should use Impregnated Bed Net when sleeping in the night and using repellant to avoid anopheles mosquito biting. Moreover, it is better for them to consume prophylaxis drug before going to work in the field or forest. Keywords:Malaria falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum
PERILAKU MINUM OBAT MASSAL FILARIASIS DI DESA PIHAUNG DAN BANJANG, KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Paisal Paisal; Nita Rahayu; Annida Annida
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 6 No 2 (2019): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.297 KB) | DOI: 10.22435/sel.v6i2.2233

Abstract

Sekitar 886 juta orang di dunia berisiko terkena filariasis dan membutuhkan obat pencegahan. Ada lebih dari 14 ribu orang di Indonesia menderita filariasis kronis pada 2014. Kasus filariasis di Kalimantan Selatan pada 2017 sejumlah 55 kasus, dengan kasus tertinggi ditemukan di Kabupaten Tabalong yaitu 30 kasus dan Kabupaten Barito Kuala sebanyak 16 kasus, sedangkan di Kabupaten Hulu Sungai Utara tidak dilaporkan adanya kasus. Kabupaten Hulu Sungai Utara sudah melakukan pemberian obat pencegahan massal sebanyak dua tahap. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku minum obat massal filariasis di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Penelitian ini memiliki desain potong lintang. Waktu pengambilan sampel yaitu pada September 2017. Pengambilan sampel dilakukan di Desa Pihaung dan Desa Banjang. Rumah dipilih dengan teknik systematic random sampling. Semua orang yang ada dalam rumah, yang memenuhi kriteria sampel diwawancarai. Sebanyak 620 orang terpilih menjadi responden, terdiri dari 283 laki-laki dan 337 perempuan. Responden yang ikut pengobatan massal filariasis hanya 453 (73%) orang. Ada 40 (8,8%) responden yang tidak minum obat yang didapatnya, dengan alasan takut efek samping. Hampir seluruh responden minum obat di rumah (96,9%) dan diminum malam hari (91,8%). Kualitas pelaksanaan program pemberian obat pencegahan massal perlu diperbaiki agar responden mau minum semua obat yang didapatnya dan meminumnya di depan petugas kesehatan. Around 886 million people in the world are at risk for filariasis and need preventive medicine. In Indonesia, more than 14 thousand people were found suffering from chronic filariasis in 2014. In South Kalimantan, 55 cases were found in 2017, with the highest rates were in Tabalong Regency (30 cases) and Barito Kuala Regency (16 cases). Whereas in the Hulu Sungai Utara Regency, no cases were reported. Hulu Sungai Utara Regency has administered mass prevention drugs in two stages. This study aims to analyze the behavior of taking medication for filariasis in Hulu Sungai Utara Regency. The design of this study is cross sectional. The sample was taken in September 2017 which was done in Pihaung Village and Banjang Village. The house was chosen by systematic random sampling technique. All people in the house who met the sample criteria were interviewed. A total of 620 people was selected as respondents, consisting of 283 men and 337 women. Only 453 (73%) people took part in the mass treatment of filariasis. There were 40 (8.8%) respondents who did not take the medication they got, because they were worried about side effects. Almost all respondents took medication at home (96.9%) and were taken at night (91.8%). The quality of the implementation of the mass prevention drug administration program needs to be improved so that respondents want to take all the drugs they get and take them in front of the health worker.
Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan kasus cacingan anak sekolah dasar di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Nita Rahayu; Gusti Meliyanie; Harninda Kusumaningtyas
JHECDs: Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases Vol 6 No 2 (2020): JHECDs Vol. 6, No. 2, Desember 2020
Publisher : Balai Litbangkes Tanah Bumbu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jhecds.v6i2.2774

Abstract

Penyakit kecacingan di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang masih sangat tinggi yaitu antara 45-65%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan angka kecacingan pada anak Sekolah Dasar (SD) di 30 SD di Kabupaten Balangan, provinsi Kalimantan Selatan selama 4 bulan yaitu bulan Juli sd Oktober 2019. Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan menggunakan disain cross sectional study. Data dikumpulkan dengan cara wawancara pada anak sekolah dasar dan pengambilan sampel tinja dari 502 siswa SD. Pemeriksaan tinja dilakukan di Lapangan dengan penggunakan metode Kato Katz. Pengumpulan tinja dilakukan selama tiga hari berturut-turut setelah kunjungan ke sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 502 sampel, 8 sampel positif terinfeksi cacing. Jenis cacing paling dominan menginfeksi adalah Enterobius vermicularis (62.5%). Prevalensi kecacingan pada anak SD di Kabupaten Balangan sebesar 1,59%. Ada hubungan antara perilaku dengan angka kecacingan pada anak SD dengan p = 0,049 ; sedangkan pengetahuan dan sikap tidak ada hubungan dengan angka kecacingan pada anak SD dengan p value > 0,05 (p = 0,283, p = 0,637).
Urgensi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Dalam Mengimplementasikan Wakaf Produktif (Studi Kasus Di BMT Al-Rifa’ie 2 Malang) Nita Rahayu; Muhammad Ridwan Basalamah; Muhammad Agus Salim
E-JRM : Elektronik Jurnal Riset Manajemen eJrm Vol. 10 No. 12 Agustus 2021
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.934 KB)

Abstract

AbstractThe purpose of this study is to analyze the human resource management system in the implementation of cash waqf starting from planning, organizing, implementing, and controlling at BMT Al-Rifa'ie Malang.The research method used is a qualitative approach. The type of research used is a case study. Researchers conducted observations, interviews, and other required data collection. Then the researchers collected data, processed the data to draw conclusions from the results of their research. The results of this study indicate that the role of a nadzir is very important to manage waqf institutions to be good, the risk of corruption is minimal, and not out of line with syar’i. Keywords: Management, Human Resource management, cash waqf 
ANALISA POTENSI SEDIMEN DEBRIS DI DAS KONTO PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD 2014 Nita Rahayu; Very Dermawan; Dian Sisinggih
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1110.157 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2017.008.02.9

Abstract

Kali Konto merupakan salah satu anak sungai yang berhulu di lereng Gunung Kelud yang terkena dampak banjir lahar dingin akibat erupsi Gunung Kelud yang terjadi pada 13 Pebruari 2014. Banjir lahar dingin merupakan bencana sedimen dan tipe aliran debris yang mempunyai daya rusak yang cukup besar sehingga diperlukan upaya konservasi salah satunya dengan menerapkan bangunan pengendali sedimen (sabodam). Penelitian potensi sedimen debris dilakukan pada tiga titik outlet dari checkdam Siman sampai checkdam Damarwulan. Ruang lingkup kajian penelitian ini yaitu menganalisa besarnya potensi sedimen, menganalisa kemampuan daya tampung bangunan sabodam eksisting serta melakukan simulasi tata letak terhadap beberapa alternatif bangunan sabodam yang baru. Besarnya volume sedimen total (sedimen yield) di DAS Konto diperoleh dari analisa volume sedimen debris sekali banjir pada kala ulang 100 tahun, sedimentasi material bedload sungai, serta dari hasil pendugaan erosi lahan yang diestimasi menggunakan metode USLE dengan analisa spasial. Estimasi terhadap hasil produksi sedimen dibandingkan dengan kejadian banjir debris yang terjadi sebelumnya. Dari hasil analisa diperoleh volume sedimen yaitu titik outlet Siman sebesar 997.737,13 m3, titik outlet Lemurung sebesar 1.052.645,33 m3 dan titik outlet Damarwulan sebesar 1.255.616,35 m3. Sedangkan kemampuan bangunan sabodam eksisting secara sekeluruhan saat ini hanya mampu menampung dan mereduksi sedimen sebesar 306.090,79 m3 sehingga diperlukan bangunan sabodam baru untuk mengelola sisa potensi sedimen yang ada. Rekomendasi bangunan sabodam (BPS) baru yang terpilih dari hasil simulasi adalah Lokasi bangunan sabodam (BPS) alternatif 3 dengan volume daya tampung yaitu 231.070,60 m3.