Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SANTRI BERAKSI DALAM MEMAHAMI KEMAJEMUKAN BUDAYA ASIA MELALUI CERITA BERGAMBAR Perlina, Mia; Anggraini, Indrani Dewi; Sariasih, Wiwit; Latifah, Latifah
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.72 KB) | DOI: 10.30997/qh.v8i1.4268

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Qur’an yang berlokasi di Desa Karihkil, Ciseeng, Bogor. Kegiatan PKM ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris para santri yang memerlukan peningkatan dalam berbicara (speaking) Bahasa Inggris yang diperkuat dan diperkaya dengan pendekatan keterampilan berbahasa yang terintegrasi dengan keterampilan berbahasa lainnya seperti menyimak (listening), membaca (reading), dan menulis (writing). Untuk mencapai tujuan tersebut, tim PKM memutuskan untuk memilih kegiatan mendongeng (storytelling) dengan menggunakan media ajar cerita bergambar cerita rakyat dari sepuluh negara di Asia Tenggara yang bersumber dari SEAMEO storytelling cards. Melalui metode proses belajar berbasis PAKEM (Pendidikan secara Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan) dan PAKAR (Pendidikan Karakter), 40 Santri Putri PPA Nurul Qur’an dimotivasi dan ditingkatkan kemampuan multikognisi, afektif, serta psikomotoriknya. Hasil dari kegiatan PKM ini menunjukkan bahwa para peserta mengikuti kegiatan PKM dengan antusias tingi, ceria, dan proaktif dalam semua tahapan proses kegiatan PKM. Mereka juga memberikan respon positif terhadap kegiatan PKM ini. Selanjutnya, metode dan hasil kegiatan PKM ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi kegiatan PKM selanjutnya yang memiliki tema atau tujuan yang serupa, yakni meningkatkan keterampilan berbicara melalui storytelling. Akan tetapi, disarankan pula agar kegiatan pembelajaran bisa menggunakan media yang lebih variatif.
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI COLLABORATIVE LEARNING Perlina, Mia; Ni Komang , Ariani; Sumartini, Tutut
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2022): DESEMBER
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/qh.v8i3.6578

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris para santri Pondok Modern Al-Ghozali, khususnya tingkat Sekolah Menengah Pertama, yang beralamat di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Melalui metode collaborative learning atau pembelajaran kolaboratif, kegiatan PkM ini tidak hanya berfokus pada pembelajaran bahasa semata, namun juga dapat menanamkan nilai-nilai positif dalam kehidupan, diantaranya menumbuhkan sikap percaya diri, kerja sama, tanggung jawab, santun dalam bersikap dan berbahasa, serta menghargai orang lain. Media ajar yang digunakan yaitu berupa video percakapan yang dijadikan acuan atau model pembelajaran bagi para santri untuk berlatih atau mempraktikkan pelafalan (pronunciation) yang tepat serta memperkaya wawasan tentang ungkapan-ungkapan tertentu dalam bahasa Inggris, seperti menyampaikan, menanggapi, serta menyanggah pendapat seseorang. Hasil menunjukkan bahwa para santri dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan antusias and proaktif. Respon yang diberikan santri melalui survei evaluasi kegiatan PkM juga dinilai positif atau memuaskan, dimana 51,4% sangat setuju dan 48,6% setuju menyatakan bahwa materi yang diberikan dapat menambah (meningkatkan) kemampuan mereka dalam berbicara bahasa Inggris. Namun demikian, masih ada beberapa santri yang perlu ekstra bimbingan untuk lebih berani dan aktif berbicara bahasa Inggris. Terakhir, hasil kegiatan PkM ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi referensi bagi pelaksanaan PkM selanjutnya untuk mengembangkan metode dan strategi dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, utamanya keterampilan berbicara (speaking skills).
Revealing Metaphors of Bahasa Indonesia Used in Hate Speech in Facebook Group Comments Irawan, Bambang; Perlina, Mia
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.38029

Abstract

This study aims to analyze conceptual metaphors used in hate speech in Facebook Group comments. To achieve that objective, qualitative descriptive approach was implemented. The data of this study were taken from the Facebook users’ comments on three Facebook group supporting Indonesian presidential candidates who will compete in the 2024 election. The Facebook group was Debat Capres dan Cawapres 2024 which has thousands of members who regularly and actively participate in the forum. To analyze types of conceptual metaphors used in hate speech, the theory conceptual metaphor proposed by Lakoff & Johnson (1980) was used. According to the theory, conceptual metaphor is classified into three which are structural metaphors, orientational metaphors, and ontological metaphors. The hate speech discussed in this article is based on the Indonesian Police Circular Letter Number SE/06/X/2015 on the handling of hate speech. The results showed 16 data were classified as structural metaphors and 1 datum was ontological metaphor. None of the data found in this study was classified as orientational metaphor. Of 17 data, 13 of them were classified as insult. 1 datum was spreading hoaxes and 2 data were defamation. The results concluded that the use of conceptual metaphors to express hate speech on Facebook group comments were not significant. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis metafora konseptual yang digunakan dalam ujaran kebencian pada komentar Grup Facebook. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan deskriptif kualitatif diterapkan. Data penelitian ini diambil dari komentar pengguna Facebook pada tiga grup Facebook pendukung calon presiden Indonesia yang akan bertarung di pemilihan umum 2024. Grup Facebook tersebut adalah Debat Capres dan Cawapres 2024 yang memiliki ribuan anggota yang secara rutin dan aktif berpartisipasi dalam forum tersebut. Untuk menganalisis jenis metafora konseptual yang digunakan dalam ujaran kebencian, digunakan teori metafora konseptual yang dikemukakan oleh Lakoff & Johnson (1980). Menurut teori tersebut, metafora konseptual diklasifikasikan menjadi tiga yaitu metafora struktural, metafora orientasional, dan metafora ontologis. Ujaran kebencian yang dibahas dalam artikel ini didasarkan pada Surat Edaran Kepolisian Republik Indonesia Nomor SE/06/X/2015 tentang penanganan ujaran kebencian. Hasil penelitian menunjukkan 16 data diklasifikasikan sebagai metafora struktural dan 1 data merupakan metafora ontologis. Tidak ada satu pun data yang ditemukan dalam penelitian ini yang diklasifikasikan sebagai metafora orientasional. Dari 17 data, 13 di antaranya diklasifikasikan sebagai penghinaan. 1 data adalah penyebaran berita bohong dan 2 data adalah pencemaran nama baik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan metafora konseptual untuk mengekspresikan ujaran kebencian pada komentar grup Facebook tidak signifikan.
Violating the Maxims: A Gricean Analysis of Selected Episodes from Mind Your Language Season 1 (1977) Abdullah, Bachtiar; Makarim, Raihan Athallah; Perlina, Mia
Lexeme : Journal of Linguistics and Applied Linguistics Vol. 7 No. 2 (2025): JULY 2025
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/ljlal.v7i2.46823

Abstract

This research aims to examine the violation of maxim in the selected episodes of the sitcom Mind Your Language season 1 (1977). The series shows people from different countries with different countries, social backgrounds, religions, and languages learning English as a foreign language in the same classroom taught by Mr Brown. The research method used is descriptive qualitative, using Grice's theory. The researchers analyze the data thoroughly, with observations, to find data results and explanations that will be compiled in conversational dialogue. This study identifies the maxim violations of quality, quantity, relation, and manner in the dialogue between the main characters, Mr. Brown, and the selected students, Maximillian Papandrious, Ali Nadeem, Juan Cervantes, and Giovanni Capello. The study found 3 violations of maxim quality, 14 violations of maxim quantity, 22 violations of maxim relevance and 6 violations of maxim manner.