Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KERASIONALAN PERESEPAN TERHADAP KUALITAS HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA PADA BULAN JANUARI – FEBRUARI 2016 Andriana Sari; Shinta Wulandari; Lolita
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Pengobatan rasional menentukan keberhasilan terapi hipertensi. Dampak penggunaan obat yang tidak rasional akan menurunkan mutu pengobatan dan pelayanan kesehatan sehingga beresiko pada kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kerasionalan peresepan obat terhadap kualitas hidup pada pasien hipertensi di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Metode: Penelitian menggunakan cohort design pada pasien terdiagnosa hipertensi di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain, laki-laki dan perempuan, pasien hipertensi (kode ICD : I.10), pasien berusia di atas 18 tahun, rekam medik yang lengkap dan pasien dengan kunjungan pertama atau lanjutan dari bulan sebelumnya pada bulan Januari – Februari 2016. Data diperoleh dari rekam medis dan hasil kuisioner EQ5D untuk mengetahui kualitas hidup pasien. Pengukuran kualitas hidup dilakukan setelah 1 bulan pasien menerima pengobatan, dimana sebelumnya dilakukan identifikasi terhadapkerasioanal penggunaan obat. Kerasionalan peresepan obat menggunakan kriteria berupa 4T (tepat obat, tepat pasien, tepat indikasi dan tepat dosis). Analisa univariat terhadap kerasional penggunaan obat hipertensi dan crosstab analisis untuk mengetahui hubungan atara kerasionalan obat dengan kualitas hidup pasien. Hasil: Hasil penelitian terhadap 107 responden terdiri atas 64 responden merupakan pasien hipertensi tanpa komplikasi dan 43 responden hipertensi dengan komplikasi. Pasien hipertensi non komplikasi memiliki persentase kerasionalan peresepan sebesar 93% dan ketidakrasionalannya sebesar 7%, sedangkan pasien hipertensi komplikasi kerasionalan peresepan sebesar 90% dan ketidakrasionalannya sebesar 10%. diketahui hasil analisa kualitas hidup diketahui kualitas hidup baik sebesar 25% dan buruk 75% pada pasien hipertensi non komplikasi, sedangkan hipertensi dengan komplikasi diketahui kualitas hidup baik sebesar 37.21% dan buruk 62.79% Analisa hubungan antarakerasionalan peresepan pasien hipertensi dengan kualitas hidup diketahui signifikansi ≥ 0.05 maka tidak ada hubungan signifikan antara kerasionalan peresepan dengan kualitas hidup baik pasien hipertensi tanpa komplikasi (p = 1,000) dan hipertensi dengan komplikasi (p = ,082 ). Kesimpulan: Kesimpulan tidak ada hubungan yang signifikan antara kerasionalan peresepan dengan kualitas hidup baik pasien hipertensi.
VALIDASI ST EUROPEAN QUALITY OF LIFE-5 DIMENSIONS (EQ-5D) VERSI INDONESIA PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KOTAGEDE II YOGYAKARTA Andriana Sari; Nidia Yuni Lestari; Dyah Aryani Perwitasari
Pharmaciana Vol 5, No 2 (2015): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.101 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v5i2.2483

Abstract

Hypertension is a major risk factor for the occurrence of deaths from non-communicable diseases in the world. In the World Health Statistics 2012, WHO reported that approximately 51% of deaths from stroke and 45% of coronary heart disease due to hypertension. Patients with obsesitas, hypertension, and diabetes can worsen patient’s quality of life both physically and mental status. This study aims to assess the quality of life by the European Quality of Life-5 Dimensions (EQ-5D) questionnaire. This study aims to determine the validity and reliability of the EQ-5D in Indonesian version as an instrument for measuring the quality of life of patients with hypertension in the Health Center Kotagede II Yogyakarta. The method of this study was descriptive observational. Data were collected using a questionnaire conducted at a particular time. The instrument used in this study is the EQ-5D which has been translated into Indonesian. Affordable population in this study were all patients with hypertension in Health Center Kotagede II Yogyakarta at May to June 2014. The sample in this study are in accordance with the criteria for inclusion and exclusion criteria. Analysis of the validity was construct's validity with Pearson method. Test reliability was Cronbach's alpha coefficient. From the data analysis for 51 patients Hypertension Pearson correlation coefficient obtained results are above 0.30, so it can be concluded instrument EQ-5D questionnaire Indonesian version is valid. Results Cornbach'sα is 0718 so it can be concluded instrument EQ-5D questionnaire Indonesian version is reliable.
KEPATUHAN TERHADAP PENGOBATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN KOMPLIKASI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS YOGYAKARTA Mufti Alifia Rahmadani; Andriana Sari
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 15, No 2: September 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.259 KB) | DOI: 10.12928/mf.v15i2.12662

Abstract

Kepatuhan terhadap pengobatan mempengaruhi keberhasilan terapi pasien. Tujuandalam penelitian ini untuk mengetahui kepatuhan pengobatan pada pasien hipertensidengan komplikasi diabetes melitus di Puskesmas wilayah Kota Yogyakarta. Penelitianobservasional ini menggunakan pendekatan desain cross sectional. Pengambilan datadilakukan dengan menggunakan kuesioner Medication Adherence Report Scale(MARS). Responden dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi dengankomplikasi diabetes melitus yang menjalani rawat jalan di 5 Puskesmas wilayah KotaYogyakarta pada periode bulan November 2017 – Januari 2018. Analisa distribusifrekuensi digunakan untuk mengetahui kepatuhan terhadap pengobatan pasien.Penelitian ini melibatkan 44 responden dari 5 Puskesmas wilayah Kota Yogyakarta.Puskesmas yang digunakan sebagai tempat pengambilan data yaitu PuskesmasNgampilan, Puskesmas Mergangsan, Puskesmas Kotagede I, Puskesmas Danurejan Idan Puskesmas Gondokusuman II. Data karakteristik responden tertinggi padaperempuan (63,6%), kelompok umur 60-79 tahun (75,0%), berpendidikan tamatSLTA/Sederajat (40,9%), dan pasien tidak bekerja (54,5%). Hasil analisa kepatuhanpasien diketahui 59,1% patuh dan 40,9% tidak patuh dalam pengobatannya.Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar pasien hipertensi dengankomplikasi diabetes melitus di puskesmas wilayah Kota Yogyakarta patuh terhadappengobatannya.
Analisis Efektivitas Biaya Pengobatan Kombinasi Candesartan-Amlodipin Dibandingkan dengan Kombinasi Candesartan-Diltiazem pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Faridah Baroroh; Andriana Sari
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 14 No. 02 Desember 2017
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.872 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v14i2.1952

Abstract

Pengobatan hipertensi membutuhkan biaya yang besar, karena dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Adanya efektivitas antihipertensi yang berbeda-beda maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas biaya pengobatan kombinasi candesartan-amlodipin dibandingkan dengan kombinasi candesartandiltiazem pada pasien hipertensi rawat jalan. Penelitian ini dirancang secara Cohort prospektif dengan pengamatan outcame selama 3 bulan di rumah sakit swasta di Yogyakarta. Outcame yang dinilai untuk menilai efektifitas biaya pengobatan adalah penurunan tekanan darah mencapai target setelah pengobatan. Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan payers perspective yaitu BPJS, dengan komponen biaya yang diukur adalah biaya medik langsung. Efektivitas biaya pengobatan dianalisis menggunakan ICER (Incrimental Cost Effectiveness Ratio) dihitung berdasarkan rasio antara selisih biaya dan outcame pada kedua kelompok pengobatan. Subyek penelitian yang terlibat sebanyak 33 pasien, 24 pasien pengobatan kombinasi candesartanamlodipin, dan 9 candesartan-diltiazem. Sebesar 81,82% perempuan dan 72,73% memiliki rentang usia 51-70 tahun, komplikasi penyakit paling banyak adalah diabetes mellitus (60,60%). Hasil penelitian menunjukkan efektivitas pengobatan candesartanamlodipin 58,33%, sedangkan efektivitas pengobatan candesartan-diltiazem 22,22%. Nilai ICER sebesar Rp -23.187,40, hal ini menunjukkan candesartan-amlodipin mutlak lebih cost effectiveness dari candesartan-diltiazem. Pengobatan kombinasi candesartanamlodipin mutlak lebih cost effectiveness dari candesartan-diltiazem dengan nilai ICER sebesar Rp -23.187,40.
Demographics, knowledge, and attitudes toward fe supplementation for stunting prevention at public health center, Ciamis-Indonesia Sari, Andriana; Meyleni, Reni
Pharmaciana Vol. 14 No. 2 (2024): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/pharmaciana.v14i2.27665

Abstract

Stunting has been linked to malnutrition in children from prenatal to before five years old, a condition with 24% prevalence, according to the 2021 Indonesian Nutrition Status Survey. Ciamis (West Java, Indonesia) reported 2,334 cases (3.4%) of stunting problems in 2022. The government has introduced Fe tablets to pregnant women, but this specific intervention can only be effective if accompanied by their adequate knowledge and positive perception of its usefulness, which can be influenced by their experience, education level, and sociocultural environment. This study aimed to determine the relationship between demographic characteristics and knowledge and attitudes toward Fe supplementation. This quantitative research adopted the analytical survey and cross-sectional designs and used demographics, knowledge, and attitudes questionnaires as the research instruments. Cluster sampling in the operational area of the Sadananya Public Health Center in Ciamis obtained 151 respondents. Data were analyzed using a chi-square test in SPSS. Results show that the majority of the sample size had low knowledge (118 respondents; 77.6%) and less positive attitudes (103; 67.8%) toward Fe supplementation. There was a significant relationship between age and knowledge (p=0.044), while none was observed between knowledge and education (p=0.100) and obstetric history (p=0.057). Moreover, age, education, and obstetric history were not statistically related to attitudes toward Fe supplementation (p=0.645, 0.951, 0.792). From these findings, it can be concluded that knowledge is strongly linked to age but not to education and obstetric history. Also, there is no significant relationship between attitudes toward Fe supplementation and age, education, and obstetric history.