globalisasi era digital teknologi berdampak sangat serius terhadap moralitas anak muda mudi, hal ini sangat meresahkan para wali murid, sehingga mereka mencari tempat pendidikan alternatif yaitu pesantren. Pondok Pesantren merupakan pendidikan khusus keagamaan, pendidikan non formal, tetapi seiring perkembangan zaman pesantrenpun mengalami perubahan, di pesantren saat ini hampir semuanya tersedia pendidikan formal di bawah naungan kementrian, konsekwensinya adalah pendidikan non formal (diniyah) yang pendidkannya khusus keagamaan mulai terpecah tidak hanya pendidikan diniyah (keagamaan), oleh karena itu pesantren Darussholah merubah metode pendidikan diniyah pesantren, sehingga santri di harapkan secepat mungkin menyerap pendidikan kegamaan sejak dini sebelum menjadi alumni, tujuannya untuk mengcounter kemorosatan moralitas santri di zaman era digital teknologi ini. persoalannya adalah Bagaimana proses internalisasi bayani di pondok pesantren Darussholah? Bagaimana Metode pendidikan pesantren darusshalah ?Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, di gunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiyah (sebagai lawan dari eksprerimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci.hasil dari penelitian ini adalah proses internalisasi bayani di pesantren Darussholah ada dau; pertama, penanaman nilai keagamaan oleh pengasuh melalui pemhaman langsung dari al-Qur'an dan Hadis dengan pendekatan tekstual; kedua, metode pendidkan di pondok pesantren di mulai dari Hulu ke Hilir, yaitu al-Qur'an dan Hadis, setelah itu kitab-kitab fiqih.