Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT RANTING SENGON (Falcataria moluccana) DENGAN PELARUT METANOL DAN N-HEKSANA Tri Rahayu, Nunik; Nurhasanah, Ai Sri; Rumidatul, Alfi; Maryana, Yayan
Jurnal Mitra Kesehatan Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Mitra Kesehatan
Publisher : STIKes Mitra Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47522/jmk.v3i1.44

Abstract

Pendahuluan: Pohon Sengon (Falcataria moluccana) memiliki senyawa metabolit sekunder yaitu terpenoid, steroid, flavonoid, fenolik, tanin, saponin yang berfungsi sebagai antibakteri. Antibakteri bersumber dari alam menjadi alternatif untuk pengobatan penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kulit ranting Sengon dengan pelarut n-heksana dan metanol terhadap Shigella dysentriae, Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Proteus mirabilis. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Kirby Bauer dengan konsentrasi ekstrak 9%, 9,5%, 10%, 10,5% dan 11%. Hasil: Hasil ekstrak kulit ranting Sengon menunjukkan adanya zona bening dengan konsentrasi efektif yaitu 11% terhadap Shigella dysentriae (4 mm), Escherichia coli (1,7 mm), Salmonella typhi (3,3 mm). Sedangkan ekstrak kulit ranting Sengon dengan pelarut n-heksana terhadap Proteus mirabillis (2,7 mm). Kesimpulan: Ekstrak kulit ranting Sengon dengan pelarut metanol dan n-heksana memiliki aktivitas antibakteri terhadap Shigella dysentriae, Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Proteus mirabilis.
Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kulit dan Kayu Sakit Ranting Sengon Terhadap Bakteri dan Jamur Pragita, Anisa Sri; Shafa, Dheanna Putri; Nursifah, Devi; Rumidatul, Alfi; Fadhila, Feldha; Maryana, Yayan
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 9 No. 2 (2020): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v9i2.2459

Abstract

Penyakit infeksi masih banyak diderita oleh masyarakat di negara berkembang dan resistensi antimikroba tidak dapat dihindari. Maka, diperlukan alternatif antimikroba yang diharapkan dapat menekan angka resistensi antimikroba. Bahan-bahan alami seperti tumbuhan dapat digunakan sebagai alternatif antimikroba, salah satunya adalah tanaman sengon (Falcataria moluccana). Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ekstrak kulit dan kayu sakit ranting sengon dengan pelarut etil asetat dan ekstrak kulit sehat ranting sengon dengan pelarut n-heksana mengandung senyawa fitokimia (metabolit sekunder) yang berpotensi sebagai antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antimikroba dari ekstrak tersebut terhadap Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, Salmonella typhi, Escherichia coli, Shigella dysentriae, Proteus mirabilis, Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans. Konsentrasi yang digunakan masing-masing ekstrak adalah 9%, 9.5%, 10%, 10.5%, dan 11%. Metode pengujian aktivitas antimikroba yang digunakan adalah metode difusi dengan kertas cakram (kirby-baueur). Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak uji dapat menghambat hampir semua pertumbuhan mikroba uji, kecuali K. pneumoniae dan E. coli. Aktivitas antimikroba tertinggi diperoleh dari ekstrak kulit sakit ranting sengon dengan pelarut etil asetat pada konsentrasi 11% terhadap P. mirabilis dengan diameter zona hambat 10.3 mm
Aktivitas Antimikroba Ekstrak N Heksana dan Etil Asetat Kulit Ranting Sakit Sengon (Falcataria moluccana) Terhadap Enterobacteriaceae Firdausia, Ajeung Dewi; H.Y, Siti Yesi; Rumidatul, Alfi; Fadhila, Feldha; Maryana, Yayan
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2021): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v10i1.2716

Abstract

Infeksi mikroorganisme patogen merupakan salah satu masalah dalam dunia kesehatan. Penggunaan zat antimikroba merupakan salah satu cara mengendalikannya. Namun, mikroorganisme telah mengalami banyak resisten terhadap beberapa antimikroba yang ada saat ini, sehingga memerlukan zat antimikroba yang baru untuk dapat dikendalikan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan tanaman Sengon (Falcataria moluccana). Pemanfaatan tanaman Sengon yang terserang penyakit diharapkan dapat menjaga kelestarian dari tanaman ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan ekstrak kulit sakit sengon dengan pelarut n- heksana dan etil asetat dalam menghambat pertumbuhan Enterobacteriaceae, S. aureus dan C. albicans. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksperimental dengan metode uji aktivitas antimikroba difusi agar teknik Kirby-bauer. Pada penelitian ini ekstrak kulit ranting sakit sengon dengan pelarut n-heksana dapat menghambat pertumbuhan pada konsentrasi optimum masing-masing 11 mg/L terhadap S. dysentriae dengan terbentuknya zona bening sebesar 5 mm, E. coli sebesar 1 mm, P. mirabilis sebesar 5 mm dan untuk C. albicans membentuk zona bening sebesar 6 mm. Sedangkan, ekstrak kulit ranting sakit sengon dengan pelarut etil asetat dapat menghambat pertumbuhan pada konsentrasi optimum 11 mg/L terhadap S. dysentriae dengan terbentuknya zona bening sebesar 3,3 mm. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan meningkatkan konsentrasi ekstrak untuk mengidentifikasi konsentrasi terendah ekstrak yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba secara maksimal.
Effectiveness of Antiseptic Liquid Smoke of Pine Fruit (Pinus merkusii) in Vitro and in Vivo Alfani, Fhadliana; Armela, Diana Rizki; Adzra, Fa’izzah Nur; Fadhila, Feldha; Maryana, Yayan; Rumidatul, Alfi
Biomedika Vol 15 No 2 (2022): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/biomedika.v15i2.1543

Abstract

Hand sanitizers containing alcohol-based components are frequently used to clean hands due to their usage is more effective and efficient. Natural substances, such as pine fruit, can be used to replace alcohol-based components. Pine fruit may be processed into an antibacterial liquid smoke product, making it potentially useful as an antiseptic. The purpose of this research is to see how effective pine fruit liquid smoke is at inhibiting microbial growth in vitro and in vivo. In vitro disc diffusion test against E. coli ATCC 25922 and Staphylococcus aureus ATCC 25923, and employing disc and well diffusion methods on Aspergillus flavus ATCC 9643 and Candida albicans ATCC 10231. The pour plate approach was used in vivo. The in vitro test findings revealed an inhibitory zone on E. coli (5.3 mm) and S. aureus (5.83 mm) from 100% concentration of liquid smoke. The in vitro test results are supported by the in vivo test results, which indicate that the liquid smoke of pine fruit is 100% effective at preventing the growth of bacteria by 75.1% and fungi by 87.7%. The results of the questionnaire indicated that respondents liked the color (50%), and aroma (58%), that the product did not induce dryness (75%), and did not burning effects (83%). The result of this research is that 100% liquid smoke of pine fruit (Pinus merkusii) is effective in inhibiting the growth of E. coli ATCC 25922 and S. aureus ATCC 25923, as well as being effective as antiseptic agents.
Efektifitas Asap Cair Kayu Sengon (Falcataria moluccana) Sebagai Antiseptik Secara In Vivo dan In Vitro Zaenudin Arif, Jihan Ahmad; Amelia, Riska; Fauziah, Anti Zulfitri; Fadhila, Feldha; Maryana, Yayan; Rumidatul, Alfi
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 11, No 3 (2024)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v11i3.45381

Abstract

Bakteri dan jamur merupakan penyebab utama penyakit infeksi, pencegahan dapat diatasi dengan penggunaan hand sanitizer, tetapi dapat menimbulkan efek samping iritasi, maka diperlukan bahan alternatif alam. Asap cair kayu sengon memiliki kemampuan sebagai antiseptik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas asap cair kayu sengon sebagai antiseptik terhadap pertumbuhan mikroba secara in vitro dan in vivo. Hasil uji in vitro didapatkan zona hambat tertinggi pada asap cair kayu sengon grade 1 terhadap E. coli ATCC 25922 konsentrasi 75% 5,8 mm.  S. aureus ATCC 25923 konsentrasi 75% 10 mm. A. flavus ATCC 9643 konsentrasi 75% 22,8 mm. C. albicans ATCC 10231 konsentrasi 75% 3,6 mm. Grade 2 terhadap E. coli ATCC 25922 konsentrasi 75% 7,5 mm. S. aureus ATCC 25923 konsentrasi 75% 12 mm. A. flavus ATCC 9643 konsentrasi 75% 27,8 mm. C. albicans ATCC 10231 konsentrasi 75% 5,1 mm. Hasil uji in vivo menunjukan efektivitas asap cair kayu sengon grade 2 pada bakteri sebesar 54,51%, jamur sebesar 84,37%. Dari data kuesioner responden diperoleh 75% menyukai warna, 41% menyukai aroma, 75% tidak menimbulkan efek kekeringan, 92% tidak mendapatkan efek samping. Dapat disimpulkan asap cair kayu grade 2 konsentrasi 75% memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan mikroba.
Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kulit Ranting dan Kayu Sakit Sengon (Falcataria moluccana) dengan Pelarut Metanol dan Etil Asetat Rumidatul, Alfi; Wahyuniah, Bunga; Zamaludin, Deni; Khusna, Wasiyah; Fadhila, Feldha; Maryana, Yayan
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 8, No 1 (2021): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v8i1.211

Abstract

Sengon (Falcataria moluccana) memiliki senyawa metabolit yang beragam dan memiliki aktivitas antimikroba baik pada bagian kulit dan daunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak Sengon sebagai antimikroba. Metode yang digunakan dalam pembuatan ekstrak adalah maserasi dengan pelarut metanol dan etil asetat dan dibuat menjadi lima varian konsentrasi yaitu 9%, 9,5%, 10%, 10,5%, dan 11% sedangkan untuk pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi cakram atau Kirby bauer terhadap mikroba uji yaitu Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, Salmonella typhi, Shigella dysenteriae, Klebsiella pneumonia, Escerichia coli, dan Candida albicans. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi optimum ekstrak kulit ranting sakit dengan pelarut metanol yaitu 11% pada S. aureus dengan diameter 8,3 mm, P. mirabilis dengan diameter 4,3 mm, P. aeruginosa dengan diameter 0,5 mm, K. pneumonia dengan diameter 9 mm, dan E. coli dengan diameter 7 mm. Konsentrasi optimum ekstrak kulit ranting sakit dengan pelarut metanol juga terdapat pada konsentrasi 10% dan 11% pada S. dysenteriae dan C. albicans dengan diameter 3 mm, dan pada S. thypi dengan diameter 6 mm. Konsentrasi optimum ekstrak kayu sakit sengon dengan pelarut metanol yaitu 11% pada S. aureus dengan diameter 8,3 mm, P. mirabilis dengan diameter 5,6 mm, dan P. aeruginosa dengan diameter 9 mm. Konsentrasi optimum ekstrak kayu sakit sengon dengan pelarut etil asetat yaitu 10%, 10,5%, dan 11% terhadap C. albicans dengan diameter 2 mm. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ekstrak kulit ranting dan kayu Sengon sakit dengan pelarut metanol dan etil asetat dapat menghambat pertumbuhan mikroba uji dengan konsentrasi optimum ekstrak yang berbeda untuk setiap mikroba uji.