., Valentinus
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Derita di Tepian Jalan: Penelitian Fenomenologis atas Para Gelandangan di Kota Malang Diki Anggoro, Blasius; Prassojo, Agilang Aji; Bima, Benedictus; Krisnanda, Vincentius Septian; Janggik, Marius; ., Valentinus
Seri Filsafat Teologi Vol. 34 No. 33 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/serifilsafat.v34i33.240

Abstract

Fokus studi menaruh perhatian pada nilai hidup yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan keseharian para gelandangan di Kota Malang. Metode penggalian nilai-nilai hidup mengunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk menggali data dari subjek penelitian dan didukung studi pustaka. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara secara langsung. Penulis melakukan empat kali perjumpaan terhadap para gelandangan di Kota Malang. Studi ini menemukan nilai-nilai hidup yang dimiliki dan dihidupi oleh para gelandangan. Nilai hidup dari para gelandangan diantaranya: penderitaan, kebahagiaan, kebebasan. Nilai hidup para gelandangan menjadi nilai bermakna luhur karena bertitik tolak dari pengalaman secara langsung. Nilai penderitaan menjadikan para gelandangan mampu mencapai nilai kebahagiaan dan kebebasan dalam hidup kesehariannya. Nilai penderitaan menjadi nilai pertama dialami langsung oleh para gelandangan. Nilai kebahagiaan dan kebebasan tumbuh karena keputusan dari para gelandangan dalam menyikapi penderitaan. Nilai hidup para gelandangan menjadi relevan diwujudkan dalam konteks kehidupan masyarakat saat ini.
Kekalahan Subjek Kaum Muda dalam Media Sosial Tinjauan Berdasarkan Konsep Hiperrealitas Jean Baudrillard ., Valentinus; Sadianto, Fransisko; Syukur, Yakobus; Reymino Naban, Maurinus; Betu, Mario Aleksander; Ratman, Vinsensius Fererius
Seri Filsafat Teologi Vol. 35 No. 34 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/serifilsafat.v35i34.264

Abstract

Penelitian ini berfokus pada diskursus kekalahan subyek kaum muda dalam media sosial dengan menggunakan konsep hiperrealitas Jean Baudrillard. Menurut Baudrillard, hiperrealitas adalah kondisi ketika batas antara realitas dan fiksi lenyap, karena teknologi simulasi mampu mewujudkan hal-hal imajiner menjadi seolah-olah nyata. Realitas tidak lagi berdiri sendiri, tetapi melebur dengan fantasi, mitos, dan ilusi. Dalam dunia ini, yang nyata tidak bisa lagi dibedakan dari yang tiruan karena semuanya telah bercampur tanpa ketegangan. Hiperrealitas bukan sekadar melampaui realitas, tetapi justru menggantikannya. Akibatnya, dunia simulasi menjadi lebih dominan daripada kenyataan itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan merujuk pada studi kepustakaan. Adapun temuan penelitian ini ialah (1) kekalahan kaum muda sebagai subjek tampak ketika media sosial menjadi panggung hiperrealitas, diri kaum muda dibentuk berdasarkan ekspektasi citra, tubuh dan gaya hidup direpresentasikan lewat filter dan konten, realitas diganti dengan representasi, validasi eksternal sebagai pusat makna hidup, dan kaum muda tunduk pada logika algoritma. (2) Kekalahan subjek kaum muda dapat diatasi melalui proses edukasi dan literasi digital yang menekankan keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata, sekaligus membangun kesadaran kritis akan perbedaan antara citra digital dan identitas autentik
Kekalahan Subjek Kaum Muda dalam Media Sosial Tinjauan Berdasarkan Konsep Hiperrealitas Jean Baudrillard ., Valentinus; Sadianto, Fransisko; Syukur , Yakobus; Reymino Naban , Maurinus; Aleksander Betu , Mario; Fererius Ratman , Vinsensius
Seri Filsafat Teologi Vol. 35 No. 34 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/serifilsafat.v35i34.270

Abstract

Penelitian ini berfokus pada diskursus kekalahan subyek kaum muda dalam media sosial dengan menggunakan konsep hiperrealitas Jean Baudrillard. Menurut Baudrillard, hiperrealitas adalah kondisi ketika batas antara realitas dan fiksi lenyap, karena teknologi simulasi mampu mewujudkan hal-hal imajiner menjadi seolah-olah nyata. Realitas tidak lagi berdiri sendiri, tetapi melebur dengan fantasi, mitos, dan ilusi. Dalam dunia ini, yang nyata tidak bisa lagi dibedakan dari yang tiruan karena semuanya telah bercampur tanpa ketegangan. Hiperrealitas bukan sekadar melampaui realitas, tetapi justru menggantikannya. Akibatnya, dunia simulasi menjadi lebih dominan daripada kenyataan itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan merujuk pada studi kepustakaan. Adapun temuan penelitian ini ialah (1) kekalahan kaum muda sebagai subjek tampak ketika media sosial menjadi panggung hiperrealitas, diri kaum muda dibentuk berdasarkan ekspektasi citra, tubuh dan gaya hidup direpresentasikan lewat filter dan konten, realitas diganti dengan representasi, validasi eksternal sebagai pusat makna hidup, dan kaum muda tunduk pada logika algoritma. (2) Kekalahan subjek kaum muda dapat diatasi melalui proses edukasi dan literasi digital yang menekankan keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata, sekaligus membangun kesadaran kritis akan perbedaan antara citra digital dan identitas autentik.