Syukur, Yakobus
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hakikat Kemiskinan Menurut Montfort Dan Relevansinya Bagi Kehidupan Umat Katolik Di Indonesia Syukur, Yakobus; Firmanto, Antonius Denny
DIEGESIS: Jurnal Teologi Kharismatika Vol 7, No 1: Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53547/diegesis.v7i1.523

Abstract

This research aims to explore the nature of poverty according to Montfort and its relevance to the lives of Catholic communities in Indonesia. Poverty is often associated with living in discomfort, injustice, unhappiness, a life of scarcity, and a lack of material wealth to meet one's needs. This common paradigm needs to be examined more deeply using the surgical tool of the nature or spirituality of poverty according to Montfort. The research employs a literature review methodology. The study reveals that Montfort's spirituality of poverty highlights the ability to fulfill responsibilities and live responsibly, especially by engaging with others and paying attention to the needs of many, particularly those who are poor and marginalized. The use of material wealth is emphasized not for worldly pleasures but as a necessary means to support life. The relevance of Montfort's teachings in the context of how Catholics in Indonesia experience their religious life can be seen in three essential attitudes. Firstly, poverty is considered a means to attain holiness. Secondly, poverty is viewed as an effort in service and solidarity. Thirdly, poverty is seen as a means to guide the community towards the virtues of spiritual life. Keywords: God; Catholic church; poverty; humanit; MontfortAbstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hakikat kemiskinan menurut Montfort dan relevansinya bagi kehidupan umat Katolik Indonesia. Kemiskinan kerapkali diidentikkan dengan hidup dalam ketidakadilan, ketidakbahagiaan, hidup yang serba kekurangan, serta hidup yang tidak berharta (hartanya tidak mencukupi kebutuhannya). Paradigma umum ini perlu dikaji lebih dalam dengan menggunakan pisau bedah hakikat atau spiritualitas kemiskinan menurut Montfort. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Kajian ini menemukan bahwa spiritualitas kemiskinan menurut Montfort menunjukkan kesanggupan untuk menjalankan tugas dan hidup secara bertanggung jawab, terlebih terpanggil untuk terlibat dalam hidup dengan orang lain serta menaruh perhatian kepada kebutuhan banyak orang, khususnya bagi mereka yang miskin dan terlantar serta dalam penggunaan harta benda bukan untuk menjadi kesenangan duniawi melainkan diperlukan untuk menunjang hidup. Relevansi ajaran Montfort dalam konteks bagaimana umat Katolik di Indonesia menghayati kehidupan agamanya dapat dilihat dalam tiga sikap penting. Pertama, kemiskinan merupakan sarana menuju kekudusan. Kedua, kemiskinan adalah upaya pelayanan dan solidaritas. Ketiga, kemiskinan adalah sarana untuk menghantar umat kepada keutamaan hidup rohani.Kata Kunci: Allah; gereja katolik; kemiskinan; manusia; Montfort
Nilai Budaya Kumpul Kope pada Masyarakat Manggarai Syukur, Yakobus; Sadianto, Fransisko; Naban, Maurinus Reymino; Satyawardhana, Fransiskus Antonius Dimas
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 5, No 2 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/balale.v5i2.79574

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kumpul kope masyarakat Manggarai. Kumpul kope bertujuan untuk mengumpulkan dana dalam rangka persiapan perkawinan anak laki-laki (tae laki). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan merujuk pada studi pustaka. Adapun nilai-nilai dalam budaya kumpul kope yang menjadi temuan penelitian ini  ialah: Pertama, solidaritas. Solidaritas dalam kumpul kope berarti timbulnya (perasaan) solider, sifat satu rasa (senasib dan sebagainya) dan perasaan setia kawan dengan keluarga pihak laki-laki. Kedua, kehadiran sebagai kesediaan. Kehadiran dalam kumpul kope menunjukkan kesediaan untuk meringankan beban biaya mahar dari keluarga laki-laki. Ketiga, Persatuan. Persatuan tampak dalam keterlibatan keluarga kerabat patrilineal (wa’u/asekae), tetangga (pa’ang agu ngaung) dan kenalan dekat (hae reba). Keempat, persahabatan atau kekeluargaan yang tampak dalam kebersamaan yang terjalin selama proses kumpul kope berlangsung. Kelima, cinta terhadap yang lain yang terartikulasi dalam relasi yang mengatasi hubungan darah. Cinta seperti ini mengindikasikan bahwa setiap pribadi mampu meninggalkan sikap egoisme dan membuka diri bagi orang lain.
Makna Hidup Perawat ODGJ : Kajian Filosofis Berdasarkan Konsep Cinta Relasional Aku dan Liyan Armada Riyanto Adon, Mathias Jebaru; Sadianto, Fransisko; Reymino Naban, Maurinus; Syukur, Yakobus; Gon, Videlis; Budiono, Ignasius
Seri Filsafat Teologi Vol. 34 No. 33 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/serifilsafat.v34i33.246

Abstract

Fokus penelitian ini ialah menemukan makna hidup para perawat ODGJ di panti Renceng Mose dalam terang konsep cinta relasional Aku dan Liyan Armada Riyanto. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini berusaha mengungkap, mempelajari serta memahami fenomena dan konteksnya yang khas dan unik yang dialami individu hingga tataran keyakinan individu yang bersangkutan. Data dari subjek penelitian ini diambil dengan menggunakan metode wawancara Via WA (telephone) dengan para perawat di Panti Renceng Mose, Manggarai, Flores, NTT. Penelitian menemukan bahwa bagi para perawat ODGJ hidup adalah untuk mencintai. Mencintai bukan perkara konsep, definisi dan abstraksi, melainkan tindakan yang nyata dalam narasi hidup sehari-hari bersama pasien ODGJ. Mencintai adalah tindakan memberi diri dan berani menyeberang atas dasar cinta Allah dan dalam prinsip keselarasan. Cinta akan pasien ODGJ harus sampai pada pemulihan martabat mereka sebagai seorang pribadi. Hal Ini mengandaikan semua pihak bergerak bersama mulai dari pemerintah, masyarakat dan Gereja.
Kekalahan Subjek Kaum Muda dalam Media Sosial Tinjauan Berdasarkan Konsep Hiperrealitas Jean Baudrillard ., Valentinus; Sadianto, Fransisko; Syukur, Yakobus; Reymino Naban, Maurinus; Betu, Mario Aleksander; Ratman, Vinsensius Fererius
Seri Filsafat Teologi Vol. 35 No. 34 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/serifilsafat.v35i34.264

Abstract

Penelitian ini berfokus pada diskursus kekalahan subyek kaum muda dalam media sosial dengan menggunakan konsep hiperrealitas Jean Baudrillard. Menurut Baudrillard, hiperrealitas adalah kondisi ketika batas antara realitas dan fiksi lenyap, karena teknologi simulasi mampu mewujudkan hal-hal imajiner menjadi seolah-olah nyata. Realitas tidak lagi berdiri sendiri, tetapi melebur dengan fantasi, mitos, dan ilusi. Dalam dunia ini, yang nyata tidak bisa lagi dibedakan dari yang tiruan karena semuanya telah bercampur tanpa ketegangan. Hiperrealitas bukan sekadar melampaui realitas, tetapi justru menggantikannya. Akibatnya, dunia simulasi menjadi lebih dominan daripada kenyataan itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan merujuk pada studi kepustakaan. Adapun temuan penelitian ini ialah (1) kekalahan kaum muda sebagai subjek tampak ketika media sosial menjadi panggung hiperrealitas, diri kaum muda dibentuk berdasarkan ekspektasi citra, tubuh dan gaya hidup direpresentasikan lewat filter dan konten, realitas diganti dengan representasi, validasi eksternal sebagai pusat makna hidup, dan kaum muda tunduk pada logika algoritma. (2) Kekalahan subjek kaum muda dapat diatasi melalui proses edukasi dan literasi digital yang menekankan keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata, sekaligus membangun kesadaran kritis akan perbedaan antara citra digital dan identitas autentik