Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Manajemen Lembaga Tahfidz dalam Meningkatkan Kualitas Bacaan Al-Qur’an Mahasisiwi IIQ Jakarta Widyastri, Sri; Iskandar, Isman
Darul Ilmi: Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislaman Vol 8, No 01 (2020)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper reveals and collaborates descriptively on the management of the Qur'anic tahfidzh institute at the Jakarta Institute of Sciences (IIQ). One of the formal institutions in the field of religious education is rife in the community. Although there have been many formal institutions in the field of religion, especially the Qur'an, which have been successful with a large number of students and good administration, there are also many institutions that have been deflated, especially in urban areas. However, the institution of tahfizh at IIQ Jakarta is increasingly in demand because it shows the achievements of the tahfizh of the Qur'an at national and international levels. This data collection is carried out through document studies, interviews and observations with analytical techniques: 1) Data Reduction, 2) Data Display, 3) Comparative Analysis, and 4) Drawing Conclusions. To maintain the objectivity of the data, a number of appropriate data validity testing techniques are carried out including the credibility test,testing transfer, dataand data triangulation. The results of this study indicate that in the planning of tahsin Al-Qur'an in LTQQ has been well structured because LTQQ formulated it by giving matriculation at the beginning of the semester, fostering tahsin outside of lecture hours and tahsin exams before completing final studies. In each class, students are divided into groups, consisting of 7-10 people and guided by instructors who are appointed by the leadership of IIQ on the proposal of LTQQ and then endorsed by the Chancellor. Evaluating the learning of tahsin Al-Qur'an is done once a week and every time a memorization is made. Evaluation is also carried out at the end of the semester with assessment criteria including: craft, reading fluency, truth of makhraj and tajwid and murattal cleanness. Then this evaluation was reported by each instructor to the LTQQ. Students who have exceeded the specified maqra ' limit, have true makhraj and tajwidnya, and are good at heart, are allowed to take the tahsin exam and are given grades.
Perjalanan Dakwah Nabi SAW Iskandar, Isman
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan Vol 1, No 2 (2019): Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan
Publisher : FDIK IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini membahas makna dakwah, perjalanan dakwah Nabi dalam mendakwahkan Islam, membahas tentang beberapa pendekatan dan metode dakwah Rasulullah serta menjelaskan pedoman yang dapat dijadikan landasan dalam aktivitas dakwah. Dakwah dapat dimaknai usaha mengajak manusia beriman dan mentaati Allah.  Perjalanan dakwah nabi Muhammad dapat dibagi menjadi 2 fase utama mekkah dan madinah serta setiap fase memiliki beberapa tahapan. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam menyampaiakan dakwahnya yaitu: pendekatan personal, pendekatan pendidikan, pendekatan misi, pendekatan korespondensi dan pendekatan diskusi. Keberhasilan dakwah Nabi dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu konsistensi etika dakwah dan adanya uswah dan qudwa.
Pesan Dakwah Zaidul Akbar di Youtube Perspektif Meanings and Media Iskandar, Isman; Widyastri, Sri
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan Vol 2, No 2 (2020): Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan
Publisher : FDIK IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zaidul Akbar adalah da’i yang menyampaikan dakwahnya dengan memanfaatkan media sosial di youtube. Jika da’i berperan sebagai sign maka pesan dakwah sebagai signifier dan Zaidul Akbar sebagai signified. Zaidul Akbar tampil dengan baju koko ala salafy dan celana cingkrang serta peci. Beliau berceramah dengan bahasa dan retorika yang mudah dipahami karena saat mendakwahkan beliau juga lansung memakretekannya. Misalnya ketika membahas tentang obat agar cepat hamil maka ia membuat ramuan dari kunyit, madu, sereh, jeruk dan air hangat. Begitu pun dengan obat herbal lainnya. Sehingga hal ini memudahkan jamaahnya untuk memahami pesan dakwahnya. Zaidul Akbar dalam menyampaikan dakwahnya tentu menggunakan kata-kata, tanda dan simbol di youtube. Dalam penyampaiannya ia menggunakan struktur kalimat dengan gaya yang khas. Gaya bahasanya berdasarkan struktur logat khas betawi. Intonasi suara yang digunakan Zaidul Akbar memiliki varian, mulai dari nada rendah sampai nada tinggi dengan tempo yang tidak lambat hingga tempo yang agaka cepat. Gerak tubuhnya meliputi sikap badan yang selalu duduk di kursi. Tterdapat meja berisi ramuan-ramuan herbal. Busananya yang sopan dan rapi. Terkadang menggunakan baju koko dan juga memakai gamis seperti da’i salafipada umumnya.Kata Kunci: Dakwah, Zaidul Akbar, Semiotik, Strukturalisme, Denotasi dan Konotasi
Institusi Keagamaan dan Masyarakat: Peran Dakwah IIQ Jakarta Dalam Perspektif Media Institusi Widyastri, Sri Widyastri; Iskandar, Isman
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan Vol 2, No 1 (2020): Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan
Publisher : FDIK IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakRealitas Institusi Keagamaan Islam di Indonesia mengalami Pasang surut, kembang kempis bahkan mengalami kemunduran. Institusi keagamaan Islam tidak mampu berkompetitif di tengah modernitas dan globalisasi. Hal ini dibuktikan dengan peringkat Indonesia yang terus dibawah Malaysia dalam hal pendidikan Islam. Sekarang pendidikan Tinggi banyak yang hanya mencari uang, abal-abal dan tidak mempunyai status. Mengalami transformasi paradigma teologis ke Materialis. Para mahasiswanya tidak kreatif, inovatif bahkan cenderung kaku. Idealnya, Institusi Keagamaan sudah mampu bersaing dengan Institusi umum di era 4.0. Menguasai teknologi dan memiliki daya saing yang dapat berperan mengembangkan masyarakat Islam. Serta memiliki Sumber Daya Manusia yang ahli di bidangnya. Makalah ini akan menganalisis pertanyaan Mayor dan Minor.  Mayornya, bagaimana peran IIQ Jakarta dalam perspektif Institusi? Dan minor adalah apa saja pengembangan ide-ide Institusi Keagamaan di IIQ Jakarta? Konsep apa yang di tawarkan IIQ Jakarta dalam dakwah masyarakat? Sejauh mana keterlibatan  IIQ Jakarta dalam dakwah bil hal? IIQ Jakarta merupakan Lembaga Pendidikan Tinggi yang berlokasi di Tangerang, Banteng. IIQ Jakarta adalah pendidikan tinggi yang berbasis pada Ciri Al-Qur’an baik dari sisi kajian, seni dan hafalannya. IIQ Jakarta bertekad kuat agar dakwah Islam sampai hingga di pelosok dan menuju tingkat nasional Teori pada tulisan ini menggunakan ideologies and discourses oleh Branston dan Stafford (2010), dimaksud institusi yakni realitas sosial yang dirasakan dalam sosial kemasyarakatan. Sementara ada beberapa poin yang menjadi pisau analisis terhadap media,yaitu:  Pendirian institusi, Regulasi, kolektif, intensitas, status. Institusi dikaitkan dengan QS Ali-Imran:104 dan 110. Padanan kata nya berasal dari Ummah. Ummah dapat berarti kelompok manusia yang memiliki sistem tersendiri.Hasil penelitian membuktikan bahwa IIQ Jakarta berkiprah dalam dakwah masyarakat dengan pendekatan Al-Quran. Tujuan mulia IIQ Jakarta perlu mendapat apresiasi dari sejumlah tokoh pemerintah agar dakwah Islam tetap eksis di masyarakat dengan membumikan Al-Qur’an. Banyak karya-karya dalam pengembangan dakwah telah dihasilkan oleh pakar Al-Qur’an yang berasal dari binaan IIQ Jakarta. Misallnya, Manbaul Barakat, Qiraat Sab’ah, Oase Al-Qur’an, Qiraat Syadz dan buku ilmu tajwid populer di Indonesia yaitu Metode Maisura. Karya-karya tersebut telah terbukti mengubah paradigma masyarakat yang awalnya hanya berpikir bahwa bacaan Al-Quran hanya memiliki satu bacaan padahal memiliki 7 hingga 10 bacaan yang tersebar di beberap negara. Hal ini mengajarkan agar tidak mudah mengafirkan sesuatu. Melalu pendekatan Al-Qur’an, IIQ Jakarta melakukan pengembangan Masyarakat Islam di antaranya: pembentukan majelis taklim, hafalan, pendidikan Agama dan sosial kemasyarakatan
Analisis Manajemen Lembaga Bahasa Arab dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Iskandar, Isman; Widyastri, Sri
An Naba Vol. 3 No. 2 (2020): An Naba : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Darul Fattah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT This paper tries to uncover and elaborate on the management of the Al-Risalah Institute for Arabic language education and training. One of the informal institutions in the field of language education that has recently grown rapidly. Al-Risalah has successfully developed its wings in improving the quality of education, educators and students. Educator who is a special expert in teaching Arabic for non-Arabic from Sudan, Middle East with 15 years of experience in Indonesia. Although there are many informal institutions in the field of language that offer convenience in learning Arabic, many also experience difficulties and are unable to survive in the current era of globalization. This is because the management of the institution does not pay attention to quality and quality. Al-Risalah is present in the midst of Indonesian society who provides quality assurance in terms of institutional management and learning. This study uses a qualitative approach that describes critically in the discovery of meaning. The type and strategy used in this research is case study research by analyzing educational management theory. Data collection techniques are interviews, observation and documentation. The results of this study indicate that the planning of the Al-Risalah curriculum is very good and structured. In determining the program, Al-Risalah puts forward the aspects of communication and deliberation together between leaders, heads of departments and staff. Organizational structure, namely: 1 leader and pioneer of the Al-Risalah Institute, 3 staff, 1 head of division as well as staff, the number of students is approximately 100 people. The evaluation is carried out using the Al-Arabiyatu Bayna Yadaik book which has tests for each level. With the aim of having 4 language skills: listening, reading, speaking and writing skills. Keywords: Analysis, Management, and Arabic ABSTRAK Tulisan ini mencoba mengungkap dan mengelaborasikan manajemen Lembaga Al-Risalah pendidikan bahasa Arab dan pelatihan. Salah satu lembaga informal di bidang pendidikan bahasa yang belakangan ini berkembang pesat. Al-Risalah telah sukses mengembangkan sayapnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan, tenaga pendidik dan siswa. Pendidik yang merupakan tenaga ahli spesial pengajaran bahasa arab untuk non Arab dari Sudan, Timur Tengah yang sudah berpengalaman selam 15 tahun di Indonesia. Meskipun sudah banyak lembaga informal di bidang bahasa yang menawarkan kemudahan dalam mempelajari bahasa arab namun banyak juga yang mengalami kesulitan dan tidak mampu bertahan di era globalisasi saat ini. Hal ini disebabkan karena manajemen lembaga yang tidak memerhatikan kualitas dan mutunya. Al-Risalah hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang memberikan jaminan kualitas dalam hal manajemen kelembagaan dan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mendeskripsikan secara kritis dalam penemuan makna. Tipe dan strategi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu case study research dengan menganalisis teori manajemen pendidikan, Teknik pengumpulan data yaitu interview, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa planning kurikulum Al-Risalah sudah sangat baik dan terstruktur. Dalam penentuan program, Al-Risalah mengedepankan aspek komunikasi dan musyawarah secara bersama-sama antar pimpinan, kepala bagian dan staf. Struktur Organisasi yaitu : 1 pimpinan sekaligus perintis Lembaga Al-Risalah, 3 orang staf, 1 orang kepala bagian sekaligus sebagai staf, jumlah siswa kurang lebih 100 orang. Pengevaluasian dilakukan dengan menggunakan kitab Al-Arabiyatu Bayna Yadaik yang memiliki ujian-ujian setiap level. Dengan tujuan memiliki 4 kemahiran berbahasa: keterampilan mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Kata kunci: Analisis, Manajemen, dan Bahasa Arab.